G. R. Lono Lastoro Simatupang, G. R. Lono Lastoro
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Menggelar Narasidan Reputasi: PameranSeniRupa sebagai Pergelaran Simatupang, G. R. Lono Lastoro
PANGGUNG Vol 26, No 3 (2016): Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i3.191

Abstract

AbstrakPembagian seni secara konvensional ke dalam Seni Rupa dan Seni Pertunjukan dapat dituduhsebagai faktor pendorong tidak saling bertegursapanya kajian kedua ranah seni tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kajian pertunjukan. Hasil penelitian ini menyajikan tawaran cara pandang pergelaran (performance) sebagai salah satu alternatif perspektif untuk menjembatani kajian kedua ranah seni tersebut. Penulis berpendapat bahwa melihat pameran seni rupa sebagai peristiwa pergelaran berpeluang menghasilkan wilayah kajian baru dalam kajian seni rupa. Cara pandang pergelaran bahkan juga dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk mengkaji akuisisi dan koleksi seni rupa.Kata kunci: pameran seni rupa, pergelaran, kajian pertunjukanAbstractThe conventional division of arts into Arts and Performing Arts can be blamed as an impedingfactor for conversation between studies of the two art realms. This research uses performance studies method.This research result proposes performance as analternative perspective to bridge both studies. It argues that viewing arts exhibition as performance might give result to a new field of arts studies. Performance perspectives even can be applied further to examine arts acquisition and collection.Key words: arts exhibition, performance, performance studies
IDENTITAS ORNAMEN RUMAH TRADISIONAL GORONTALO TAHUN 1890-2001 Adiatmono, Fendi; Soedarsono, R. M.; Gustami, S. P.; Simatupang, G. R. Lono Lastoro
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the distribution of forms, motifs, themes, and application of the trappings of traditional houses in Gorontalo years 1890-2001 using historical approaches. Data obtained through field observations. Observed data in the form of a traditional house of Gorontalo ornaments placed in mesh or roof made of boards, pakadanga or lisplang, jalusi or air vents, house of windows or tutulowa, fences or jalamba, door or uh?bu and door storage or lowalungob?l?. Based on the research concluded that the ornaments in traditional houses Gorontalo have functions that fit the ornament placed or installed. The ornaments of Gorontalo traditional house in their history that are under the influence of Dutch, Chinese, and Arabic, will affect the motifs of the ornaments shapes.Keywords: Gorontalo traditional houses of ornament, Form-Motive-Theme, Identity___________________________________________________________________Orang Gorontalo memiliki himpunan kegiatan yang dipusatkan pada rumah atau b?l? tradisional, seperti Banthayo Poboid? dan Dulohupa. Identitas etnik Gorontalo pertama kali dibangun melalui rumah tradisional tersebut, ternyata berimplikasi mempersatukan ke-5 wilayah yang berbeda (Gorontalo, Limboto, Bone, Boalemo dan Atinggola). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran bentuk, motif, tema, dan penerapan pada ornamen rumah tradisional di Gorontalo tahun 1890-2001. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah. Data yang diamati berupa ornamen rumah tradisional Gorontalo yang diletakkan pada jala-jala atau atap yang terbuat dari papan, pokadanga atau lisplang, jalusi atau ventilasi udara, tutulowa atau jendela rumah, jalamba atau pagar, uh?bu atau pintu rumah, dan lowalungob?l? atau pintu penyimpanan. Selain itu dapat juga diketahui adanya gaya (irama penyusunan) dan karakter (penjiwaan utama objek) pada beberapa ornamen rumah tradisional Gorotalo. Buku yang akan diacu pada penelitian kualitatif ini terutama pada masalah teori difusi adalah Metode-metode Anthropologi Dalam Penjelidikan Masjarakat dan Kebudajaan di Indonesia dari Koentjaraningrat. Pada buku tersebut Bab VI menjelaskan tentang teori-teori difusi kebudayaan di Indonesia dan teori-teori akulturasi pada Bab X. Klasifikasi aneka suku bangsa di wilayah Indonesia bagian Timur, khususnya Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah merupakan wilayah yang berbatasan langsung, sehingga dimungkinkan karya ornamen daerah tersebut akan saling bersentuhan. Penelitian ini menggunakan teori dan konsep dari beberapa disiplin ilmu, sehingga bisa dilakukan dengan pendekatan multidisiplin.Kata Kunci: Ornamen Rumah Tradisional Gorontalo 1890-2001, Bentuk-Motif-Tema, Identitas
STRUKTUR MODAL PIERRE BOURDIEU PADA PELAKU KREATIF GRAFIS FASHION BANDUNG Listiani, Wanda; Ahimsa-Putra, Heddy Shri; Simatupang, G. R. Lono Lastoro; Piliang, Yasraf Amir
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Modal biasanya dipahami dalam term ekonomi, padahal menurut teori Modal Pierre Bourdieu terdapat 4 jenis modal yaitu modal sosial, modal ekonomi, modal budaya dan modal simbolik. Hubungan kepemilikan modal antar pelaku kreatif maupun relasinya dengan pelaku yang lain menentukan posisi pelaku kreatif di arena tertentu dan menjelaskan hubungan kekuasaan pelaku. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal ditentukan oleh 6 arena yaitu arena industri fashion, arena fashion show, arena pameran/ instalasi, arena pertunjukan, arena perlombaan desain dan arena komunitas. Struktur modal menjadi pembentuk diferensiasi dan arena menjadi tempat atau lokasi terjadinya praktik diferensiasi grafis fashion.Kata Kunci: Pierre Bourdieu, Modal, Grafis Fashion, Bandung