Yasraf Amir Piliang
Bandung Institute of Technology

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Posmodernisme dan Ekstasi Komunikasi Piliang, Yasraf Amir
Mediator Vol 2, No 2 (2001)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model komunikasi posmodern yang dibangun berdasarkan paradigma simulasi (simulation), banalitas (banality), dan kecepatan (speed), telah menimbulkan tantangan yang serius pada konsep ‘komunikasi’ itu sendiri. Komunikasi yang dituntut berlangsung dalam tempo perubahan dan pertukaran yang tinggi—sebagai logika kapitalisme lanjut—telah menyebabkan terperangkapnya komunikasi dan bahasa di dalam mekanisme kecepatan. Logika kecepatan telah memusatkan kesadaran komunikator pada mekanisme medium, sehingga menjauhkan mereka dari makna (meaning) di balik komunikasi itu sendiri. Komunikasi kemudian digiring ke arah ‘pendangkalan bahasa’, banalitas dan simulakrum, yaitu lebih diutamakannya efekefek permukaan dan provokasi bahasa, ketimbang makna, tujuan dan kebenaran. Yang tercipta adalah bentuk ‘komunikasi skizofrenik’, yaitu bentuk komunikasi yang di dalamnya terjadi kegalauan bahasa, tanda, dan kode, yang menuju pada relativitas makna yang radikal. Model komunikasi posmodern, justru menerima kegalauan, ketidakpastian dan relativitas bahasa sebagai sebuah keniscayaan di dalam dunia yang semakin dibentuk oleh kecepatan.
Iklan, Informasi, atau Simulasi?: Konteks Sosial dan Kultural Iklan Piliang, Yasraf Amir
Mediator Vol 5, No 1 (2004)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Iklan terdiri dari tanda-tanda (signs). Dalan tanda, tercakup penanda (signifier), yakni materi yang diklankan: gambar, foto, atau ilstrasi; dan petanda (signified), yakni konsep atau makna di balik tanda tadi. Di sisi lain, iklan juga mencakup objek (produk yang diiklankan), konteks (gambar-gambar lain di sekitar objek, dan teks (tulisan, keterangan tertulis). Makna yang muncul bisa bersifat eksplisit, bisa pula implisit. Ketika sebuah iklan dikemas sesuai dengan realitas sesungguhnya dari produk yang ditawarkan, iklan tersebut menjadi semacam mirror of reality. Sebaliknya, bila kemasan iklan itu tidak sesuai dengan realitas produk yang sesungguhnya, maka ia menjadi semacam distorted mirror of reality. Distorted mirror of reality melahirkan simulasi dan kekerasan tanda. Dalam hal ini, iklan telah membangun logika baru: logika tanda dan logika citra. Tanda dan citra —bukan nilai utilitas, fungsi, atau substansi dtri produk— mengarahkan orang untuk membeli. Citra itu sendiri merupakan rangkaian ilusi yang disuntikkan pada komoditas. Tanda dimobilisasi ke dalam berbagai bentuk komoditas berdasarkan logika perbedaan; dan, dengan demikian, konsumsi menjadi sebuah sistem tanda. Orang tidak lagi membeli barang atas dasar fungsi atau substansi, melainkan makna simbolik. Dalam iklan, kini citra menjadi instrumen utama strategi penguasaan jiwa konsumen. Kemasan iklan demikian, pada akhirnya, membangun jurang antara citra yang ditampilkan dengan realitas produk sesungguhnya, dan pada gilirannya ia melakukan penipuan terhadap publik. Tentu saja ini harus dicarikan solusinya.
Semiotika Teks: Sebuah Pendekatan Analisis Teks Piliang, Yasraf Amir
Mediator Vol 5, No 2 (2004)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semiotika mempelajari relasi elemen-elemen tanda di dalam sebuah sistem berdasarkan aturan main dan konvensi tertentu, serta mengkaji peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Semiotika teks adalah cabang semiotika, yang secara khusus mengkaji teks dalam berbagai bentuk dan tingkatannya. Analisis teks adalah cabang dari semiotika teks, yang secara khusus mengkaji teks sebagai sebuah ‘produk penggunaan bahasa’ berupa kumpulan atau kombinasi tanda-tanda. Teks didefinisikan sebagai pesan-pesan—baik yang menggunakan tanda verbal maupun visual; dan secara lebih spesifik, ia adalah pesan-pesan tertulis, yaitu produk bahasa dalam bentuk tulisan. Tanda merupakan bagian dari kehidupan sosial. Melalui konvensi sosial, ia menjadi punya makna dan nilai sosial. Menurut Saussure, ‘tanda’ merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari dua bidang, yaitu bidang penanda (signifier) untuk menjelaskan ‘bentuk’ atau ‘ekspresi’; dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan ‘konsep’ atau ‘makna’. Sementara itu, Charles Sander Peirce mengelompokkan tipe tanda ke dalam tiga jenis, yaitu indeks, ikon, dan simbol. Indeks adalah tanda di mana hubungan penanda (signifier) dan petanda (signified) di dalamnya bersifat kausal, seperti hubungan antara asap dan api; ikon adalah tanda di mana hubungan antara penanda dan petandanya bersifat keserupaan (similitude); dan simbol adalah tanda yang hubungan penanda dan petandanya bersifat arbitrer atau konvensional. Analisis teks beroperasi pada dua jenjang: Pertama, analisis tanda secara individual, seperti jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda, dan makna tanda secara individual. Kedua, analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi, yaitu kumpulantanda-tanda yang membentuk apa yang disebut sebagai ‘teks’. Analisis teks, menurut Roland Barthes, akan menghasilkan makna denotatif, yakni makna tanda yang bersifat eksplisit, dan makna konotatif, yaitu makna tanda lapis kedua yang bersifat implisit.
TINJAUAN PARADOKS NILAI SAKRAL DAN PROFAN PADA PRODUK KEROHANIAN DALAM ANALISA SEMIOTIKA PEMASARAN Liem, Rinda; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Produk merupakan artefak dan agen pembentuk dari sebuah kebudayaan. Dalam budaya konsumerisme, produk bertindak sebagai tanda yang dimanipulasi dalam komunikasi pemasaran. Fenomena sosial Profanisasi dan Sakralisasi yang terjadi didalamnya memperebutkan identitas ideologis antara agama dan konsumerisme melalui eksploitasi relasi paradoks antara tanda sakral dan tanda profan dari produk. Untuk menjabarkan fenomena tersebut penelitian ini menggunakan metoda Semiotika Pemasaran dan Etnografi untuk menganalisa tinjauan produk dan fenomena pasarnya. Berdasarkan analisa dan tinjauan yang dilakukan ditemukan sebuah relasi yang menghubungkan antara desain produk, agama dan konsumerisme dalam konteks sakral dan profan. Relasi tersebut dapat disimpulkan sebagai peluang pasar dalam desain berbasis keimanan.Kata Kunci : – Agama, Desain, Profan, Sakral, Semiotika PemasaranAbstractA product is an artifact that mirroring the culture it expressed and also the changing agent of the same culture. In the case of consumerism, a product perform as a sign that is being manipulated for marketing communication. In Profanisation and Sacralization phenomenon the ideological identity that was formed in religion is now being contended in consumerism through the exploitation of the value of the sacred and the profane in an object. This research will be conducted in using marketing semiotic and ethnography to analyze the problem through the eye of the market. Based on the analysis and the review conducted, this research concludes a relation that links between a product design, religion and consumerism in the context of the phenomenon. This relation can be summed up as a market opportunity in faith-based design.
PENERAPAN METAFORA GERAKAN TARI SAMAN PADA PRODUK LIGHTING Ramadhiyanti, Tri Utami; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Tari Saman merupakan salah satu tarian Indonesia yang sudah mendunia. Tari Saman memiliki banyak makna yang dapat disampaikan baik dari segi religius maupun sosial. Makna sosialnya mengajarkan kebersamaan, kedisiplinan, serta kesatuan. Gerakannya yang dinamis dapat membuat orang yang menghayatinya ikut bersemangat. Makna sebuah tarian yang tidak selalu tersampaikan dengan baik dan akan dikonstruksikan dalam media baru yang interaktif. Media baru tersebut merupakan sebuah elemen estetis yang diletakkan di tempat publik di mana terjadi banyak interaksi. Proyek ini akan menyatukan antara seni tari dengan desain produk yang interaktif. Diharapkan bahwa produk yang didesain dapat membangkitkan semangat dan kebersamaan di tempat publik sesuai dengan makna Tari Saman yang akan disampaikan
Produk Peredam Stres untuk Aktifitas Kantor bagi Wanita Karir dengan Stimulus Pada Indera Manusia Fatima, Anindi Maulidya; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Dewasa ini, perubahan tatanan masyarakat dan tingginya tingkat ilmu pengetahuan mentransformasikan peran wanita sebagai pencari nafkah. Namun pada praktiknya, terdapat berbagai kendala yang dialami wanita dalam melakukan aktifitas di kantor, seperti terbatasnya ruang gerak dan lamanya waktu kerja. Keterbatasan ini meningkatkan stress yang memupuk dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi wanita karir. Stres yang dialami wanita karir tersebut dapat diminimalisir melalui beragam metode relaksasi yang dikemas dalam sebuah produk interaktif yang mudah digunakan. Persepsi menenangkan yang diciptakan oleh stimulus pada indera penglihatan, pendengaran, dan peraba didapat berdasarkan kajian psikologi dan tinjauan kepada wanita karir sebagai landasan data faktual dalam pengembangan produk
ALAT EDUKASI MEMOTONG SAYURAN PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN Sakiinah, Ummu; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Perangkat memotong sayuran untuk anak sebagai sarana edukasi memasak bagi anak bertujuan mendekatkan interaksi anak dengan bahan makanan melalui kegiatan masak, mengingat kegiatan masak berpengaruh positif terhadap perilaku makan anak. Anak masih memiliki kekurangan dalam skill dan teknik memasak, tapi seharusnya tidak menghalangi anak untuk memasak. Produk edukasi masak untuk anak disesuaikan dengan antropometri tubuh anak, dan juga karakteristik anak serta adanya pemasukan unsur yang menarik bagi anak juga dipertimbangkan. Kekhawatiran orangtua terhadap kemampuan anak dalam memasak dapat dibantu dengan adanya produk yang mengedukasi anak dalam memasak terutama kegiatan memotong untuk dilakukan dalam rangkaian kegiatan memasak bersama orang tua dengan lebih menyenangkan.// //
ANALISIS PROFIL ALUMNI DESAIN PRODUK DALAM RELASINYA DENGAN PENDIDIKAN DAN KEPROFESIAN DESAIN PRODUK DI INDONESIA (STUDI KASUS ITB ANGKATAN 2001 – 2008) Ardista, Aulia; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Saat ini usia desain produk di Indonesia sudah mencapai 42 tahun. Desain Produk ITB sebagai institusi pendidikan desain produk pertama di Indonesia berperan besar dalam membentuk desainer produk Indonesia. Namun belum pernah dilakukan studi khusus mengenai profil alumni Desain Produk ITB. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana efektivitas sistem yang selama ini berjalan dan mengetahui timbal balik dari alumni yang sudah bekerja. Lebih jauh lagi dapat ditarik kaitannya dengan perkembangan institusi pendidikan desain produk yang mulai marak dan juga keprofesian desain produk yang masih belum banyak dipahami masyarakat umum.
PERANCANGAN DESAIN PERHIASAN MODERN WANITA DENGAN EKSPLORASI BENTUK PERAHU TRADISIONAL SEBAGAI ELEMEN BUDAYA BAHARI MADURA Florencia, Firda; Piliang, Yasraf Amir
Product Design Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Product Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki berbagai budaya bahari yang berbeda antara satu daerah pesisir dengan daerah pesisir lainnya, danmemiliki keunikannya masing-masing. Salah satunya adalah Madura, yang memiliki perahu tradisional yang khas dan bentuknya masihdipertahankan hingga sekarang. Sayangnya, pengetahuan dan informasi mengenai berbagai budaya bahari Indonesia masih sangat kurang, ditambahdengan masuknya budaya global yang sangat cepat, membuat semakin terlupakannya kebudayaan asli Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan upayaoptimalisasi keberlanjutan kebudayaan, sehingga kebudayaan tradisional bisa masuk ke dalam gaya hidup modern. Perhiasan sebagai salah satuproduk gaya hidup modern dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan nilai dan pesan budaya.
Digitalisasi Seks dan Kepuasan Virtual Piliang, Yasraf Amir
Extension Course Filsafat ( ECF ) No 1 (2016): ECF Fashion, Sex & Culinary
Publisher : Extension Course Filsafat ( ECF )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Digitalisasi Seks dan Kepuasan Virtual