Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tumbang Mahuroi Kabupaten Gunung Mas Arnaz, Witta; Ningrum, Novalia Widiya; Kusvitasari, Hairiana; Handayani, Lisda
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 2 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i2.317

Abstract

Latar Belakang : Fasilitas pelayanan kesehatan adalah sarana dan prasarana atau tempat yang dapat menunjang kesehatan, baik daerah atau Masyarakat. Menurut data Komdat Kesmas tahun 2022, capaian ibu bersalin di fasilitas kesehatan di Indonesia sebesar 87,86% dan di Provinsi Kalimantan Tengah 77,83%. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan yang tinggi tentang pelayanan kesehatan cenderung melahirkan di fasilitas kesehatan, dan ibu yang memiliki sikap positif tentang persalinan akan menjaga persalinannya termasuk tempat persalinan, serta dukungan keluarga merupakan salah satu determinan dalam pemanfaatan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas tahun 2022 terdapat 57,10% kelahiran yang tidak ditolong di fasilitas kesehatan, yang paling rendah di Puskesmas Tumbang Mahuroi sebesar 40%. Tujuan : Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Tumbang Mahuroi Kabupaten Gunung Mas”. Metode : Penelitian bersifat survey analitik dengan pendekatan cross sectional. sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang dengan teknik purposive sampling dan dihitung dengan rumus Slovin. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariate menggunakan Chi square. Hasil : Berdasarkan hasil dari pengetahuan tentang persalinan di fasilitas kesehatan didapatkan p value 0,004 atau < 0,005, sikap ibu nifas memiliki p value 0,004 atau < 0,005 dan Dukungan keluarga memiliki p value 0,002 atau < 0,005, yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Simpulan : adanya hubungan pengetahuan, sikap ibu dan dukungan keluarga ibu terhadap persalinan di fasilitas kesehatan.
Evaluation of Early Marriage Prevention in Adolescent Children: A Descriptive Qualitative Study of the Implementation of Maturing Marital Age in Kotabaru, Indonesia Amalia, Rizqi; Handayani, Lisda; Kusvitasari, Hairiana
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 16 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v16i2.4017

Abstract

Introduction: Early marriage of girls increases the risk of death and morbidity in mothers and babies, including stunting. Several policies and programs to mature or increase the age of marriage have been implemented to eliminate this practice, but early marriages are still found. Purpose: This research examines in depth the evaluation of the implementation of the program for maturation and increasing the age of marriage for adolescent children. So, it can be identified the factors that cause teenage marriage to still be high. Method: A qualitative descriptive method was used as a research design and recruited six participants to study the maturation program and increasing the age of marriage as the main participants and triangulation participants. Participants triangulate the validity and reliability of information. Data or information collection uses interviews which are reported in the form of narrative descriptions and analyzed using an interactive analysis model for coding. Results: We found 3 research results on the reasons why there are still early marriages among adolescent children: (1) various limitations in the transformation of maturation programs and increasing the age of marriage; (1) the implementation of the program to increase the marriage age according to students has not met expectations; and (3) adolescent children who marry early are still found after graduating from school. Conclusion: The experience of adolescent children who took part in the maturation program and increasing the age of marriage felt that it did not meet expectations. Adolescent children still marry early after graduating from high school. This study indicates the need for adolescent children to receive early marriage education and its impact needs to be evaluated and improved from the input, process, and output aspects of implementing the maturation program and increasing the age of marriage so that it is attractive and meets the expectations of adolescent children.
PENGGUNAAN ABPK UNTUK PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU PASCASALIN DI PUSKESMAS TAPIN UTARA Yuliani, Redha; Friscila, Ika; Kusvitasari, Hairiana
Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Vol 9, No 2 (2023): Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jkk.v9i2.1209

Abstract

Latar Belakang: Unmet need dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang berisiko terjadinya komplikasi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sedangkan apabila kehamilan diakhiri, maka berpeluang pula terhadap kematian ibu. Lembar balik alat bantu pengambilan keputusan ber KB (APBK) merupakan alat bantu konseling KB yang membantu dalam pengambilan keputusan metode KB yang tepat sesuai kebutuhan klien serta sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah dalam penggunaan kontrasepsi. Penggunaan ABPK dapat meningkatkan efektivitas konseling karena dalam instrumen ini terdapat informasi yang rinci dan jelas mengenai kontrasepsi. Tujuan: Menganalisis Penggunaan ABPK untuk pemilihan alat kontrasepsi pada ibu pascasalin. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian mengunakan teknik total sampling berjumlah 21 ibu pascasalin pada bulan Januari 2023 di Wilayah Puskesmas Tapin Utara. Analisis bivariat menggunakan uji fisher exact. Hasil: Penggunaan ABPK di Puskesmas Tapin Utara dilakukan pada 16 orang (76,1%). Alat kontrasepsi pada ibu pascasalin di Puskesmas Tapin Utara bahwa dari 17 orang yang memilih kontrasepsi didapatkan 13 orang memilih kontrasepsi hormonal dan 4 orang yang memilih kontrasepsi non hormonal. Hasil statistik nilai p-value 0,001 yang bermakna ada hubungan tentang penggunaan ABPK untuk pemilihan alat kontrasepsi pascasalin di Puskesmas Tapin Utara. Simpulan: Ada hubungan penggunaan alat bantu pengambilan keputusan dengan pemilihan alat kontrasepsi ibu pascasalin.