Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

GAMBARAN SOFT SKILLS MAHASISWA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Marini, Liza; Rola, Fasti; Ulfasari, Dian
ANALITIKA Vol 6, No 2 (2014): ANALITIKA DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.99 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran soft skills pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Responden penelitian ini adalah mahasiswa USU sejumlah 745 orang yang merupakan perwakilan dari jurusan eksakta dan non eksakta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala skala soft skills yang dibuat dalam bentuk self-rating scale. Peneliti mengkompilasi pendapat Simpson (2006) dan O’Brien (1997) menjadi aspek-aspek soft skills sebagai berikut : communication, self management, managing relationship, problem solving, teamwork, effort, dan ethics. Skala ini terdiri dari 45 item yang diujicobakan dan kemudian diperoleh 24 item yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar soft skills mahasiswa USU berada di kategori baik. Sebagian besar mahasiswa USU diketahui tergolong baik dalam hal communication, managing relationship, teamwork serta effort.  Sementara itu, dalam hal self-management, ethic, dan problem solving,  sebagian besar mahasiswa USU hanya berada di kategori cukup.
PERBEDAAN KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARA REMAJA YANG MENGGUNAKAN DUA BAHASA (BILINGUAL) DAN SATU BAHASA (MONOLINGUAL) Marini, Liza; Rahma, Khairiah Mulia
ANALITIKA Vol 7, No 2 (2015): JURNAL ANALITIKA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.444 KB)

Abstract

Kompetensi komunikasi penting bagi penyesuaian diri remaja dan dipengaruhi oleh bagaimana para remaja menggunakan bahasanya dalam berkomunikasi sehari-hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kompetensi komunikasi antara remaja yang menggunakan dua bahasa (bilingual) dan satu bahasa (monolingual). Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan tujuan komparatif. Populasi penelitian adalah remaja awal di kota Medan.  Sampel penelitian adalah siswa SMP Krakatau sebagai remaja monolingual dan siswa SMP Shafiyyatul Amaliyyah sebagai remaja bilingual. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 160 orang, yaitu 80 orang siswa bilingual dan 80 orang siswa monolingual yang dipilih dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Alat ukur yang digunakan berupa skala kompetensi komunikasi yang disusun berdasarkan komponen kompetensi komunikasi yang dikemukakan Spitzberg dan Cupach (dalam Greene & Burleson, 2003; Payne, 2005), yaitu knowledge, motivation, dan skill. Hasil analisa data penelitian menggunakan independent sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan kompetensi komunikasi antara remaja bilingual dan monolingual. Remaja monolingual memiliki kompetensi komunikasi yang lebih baik dari remaja bilingual, terutama pada komponen knowledge dan motivation. Sebagai bahan diskusi, penelitian ini dilakukan pada setting situasi masyarakat yang masih monolingual.
Psychosocial Support in Children Victims of Mount Sinabung Eruption Marini, Liza; Dalimunthe, Rahma Yurliani; Rangkuti, Rahmi Putri; Siregar, Ade Rahmawati; Daulay, Debby Anggraini; Nasution, Indri Kemala
Journal of Saintech Transfer Vol 1 No 2 (2018): Journal of Saintech Transfer
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.861 KB) | DOI: 10.32734/jst.v1i2.466

Abstract

The eruption of Mount Sinabung in Tanah Karo, North Sumatera, which occurred in November 2013 has caused some people to evacuate to avoid the risk of greater disaster. The eruption produced psychological impacts not only on the parents but also on the children, due to the disruption of life activities, radical life changes and living with other citizens, in unknown length of time. Based on the situation, the Faculty of Psychology, University of Sumatra Utara as part of the USU?s Sinabung Task Force took the initiative to serve the people affected by the eruption of Sinabung, especially the children in the form of Psychosocial Support for Children Victims of Sinabung Eruption activities. The activities performed was psychoeducation and psychological assistance. Psychoeducation assistance was provided in the form of training for trainers (TOT) for 15 people from community cadres in Sinabung, while child psychological assistance was done in the form of trauma healing activity in 250 children in evacuation. This services resulted in cadres and children getting their spirits back to focus on the purpose of life they must achieve with their current limitations, more calm, less stress level, more excited, and feel motivated to go back to life with hope for a better future still exist.
Increasing Psychological Well-Being in Children with Chronic Illness through Social Support Intervention in Haji Adam Malik Hospital, Medan Tuntungan Nasution, Indri Kemala; Daulay, Debby Anggraini; Siregar, Ade Rahmawati; Rangkuti, Rahmi Putri; Yurliani, Rahma; Marini, Liza
Journal of Saintech Transfer Vol 1 No 2 (2018): Journal of Saintech Transfer
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.526 KB) | DOI: 10.32734/jst.v1i2.855

Abstract

Chronic illness is a disorder/ disability due to medical conditions that are present continuously for 3 months or more which may affect the functioning of a child's life (Fritz & McQuaid in Wenar & Kerig, 2005). The effects of chronic illness and long-term treatment lead to individual psychological problems for children, such as feeling sad, withdrawing and other emotional problems. Poor psychological well-being conditions often exacerbate chronic childhood illness. Children become lazy to take medication and not obedient in doing treatment. The purpose of this devotion is to improve psychological well-being of children with chronic illness through social support interventions. This program will be carried out with a cadre of 3 partners who are nurses from  Haji Adam Malik hospital. The nurses will be trained, so they can provide the social support for children during hospitalization to improve the psychological wellbeing of the children. After the training, social support interventions implementation module will be tested to 20 chronic illness children in Haji Adam Malik hospital with the nurse as a facilitator. While the team from Psychology Faculty will supervise the implementation and provide feedback.
PERBEDAAN KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTARA REMAJA YANG MENGGUNAKAN DUA BAHASA (BILINGUAL) DAN SATU BAHASA (MONOLINGUAL) Liza Marini; Khairiah Mulia Rahma
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 7, No 2 (2015): JURNAL ANALITIKA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v7i2.817

Abstract

Kompetensi komunikasi penting bagi penyesuaian diri remaja dan dipengaruhi oleh bagaimana para remaja menggunakan bahasanya dalam berkomunikasi sehari-hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kompetensi komunikasi antara remaja yang menggunakan dua bahasa (bilingual) dan satu bahasa (monolingual). Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan tujuan komparatif. Populasi penelitian adalah remaja awal di kota Medan.  Sampel penelitian adalah siswa SMP Krakatau sebagai remaja monolingual dan siswa SMP Shafiyyatul Amaliyyah sebagai remaja bilingual. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 160 orang, yaitu 80 orang siswa bilingual dan 80 orang siswa monolingual yang dipilih dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Alat ukur yang digunakan berupa skala kompetensi komunikasi yang disusun berdasarkan komponen kompetensi komunikasi yang dikemukakan Spitzberg dan Cupach (dalam Greene & Burleson, 2003; Payne, 2005), yaitu knowledge, motivation, dan skill. Hasil analisa data penelitian menggunakan independent sample t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan kompetensi komunikasi antara remaja bilingual dan monolingual. Remaja monolingual memiliki kompetensi komunikasi yang lebih baik dari remaja bilingual, terutama pada komponen knowledge dan motivation. Sebagai bahan diskusi, penelitian ini dilakukan pada setting situasi masyarakat yang masih monolingual.
GAMBARAN SOFT SKILLS MAHASISWA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Liza Marini; Fasti Rola; Dian Ulfasari
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 6, No 2 (2014): ANALITIKA DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v6i2.835

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran soft skills pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU). Responden penelitian ini adalah mahasiswa USU sejumlah 745 orang yang merupakan perwakilan dari jurusan eksakta dan non eksakta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala skala soft skills yang dibuat dalam bentuk self-rating scale. Peneliti mengkompilasi pendapat Simpson (2006) dan O’Brien (1997) menjadi aspek-aspek soft skills sebagai berikut : communication, self management, managing relationship, problem solving, teamwork, effort, dan ethics. Skala ini terdiri dari 45 item yang diujicobakan dan kemudian diperoleh 24 item yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar soft skills mahasiswa USU berada di kategori baik. Sebagian besar mahasiswa USU diketahui tergolong baik dalam hal communication, managing relationship, teamwork serta effort.  Sementara itu, dalam hal self-management, ethic, dan problem solving,  sebagian besar mahasiswa USU hanya berada di kategori cukup.
Ekspektasi Peran Pernikahan Pada Generasi Z Ditinjau dari Jenis Kelamin, Usia, Agama dan Suku Liza Marini; Rahma Yurliani; Indri Kemala Nasution
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 14, No 1 (2022): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v14i1.5145

Abstract

Ekspektasi peran pernikahan di setiap generasi berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa hal, begitu juga pada generasi Z. Bagi seorang remaja generasi Z tentu saja penggunaan media mempengaruhi ekspektasi peran pernikahan yang mereka miliki. Ekspektasi peran pernikahan dibedakan menjadi dua, tradisional dan egaliter. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel 1003 remaja yang diambil melalui teknik insidental sampling, dan diberikan angket Marriage role expectation inventory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspektasi peran pernikahan pada generasi Z yang ditinjau dari jenis kelamin, usia, agama dan suku. Ekspektasi peran pernikahan berdasarkan jenis kelamin, usia, agama dan suku, sebagian besar berada pada moderately egalitarian yang artinya suami dan istri cenderung saling berperan dalam tanggung jawab finansial, pekerjaan rumah tangga, mengurus dan membesarkan anak serta membuat keputusan untuk isu dalam berumah tangga.  Hal ini disebabkan karena ekspektasi peran pernikahan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman sebelumnya. Adanya perubahan sosial yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu teknologi menuju ke arah modernisasi berdampak pada pola pikir perempuan tentang kehidupan yang diinginkan sejalan dengan keadaan yang dihadapi di lingkungannya.
Psychological distress of ghosting victims: Gambaran kesulitan psikologis korban ghosting Liza Marini; Vany Regina Sembiring
Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 16 No. 2 (2021): Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.346 KB) | DOI: 10.32734/psikologia.v16i2.7312

Abstract

This study examines the psychological distress of ghosting victims among early adults. Ghosting is a break-up strategy by suddenly disappearing that is popular among early adults because it is thought to cause several negative effects for the recipient. This study involved 160 early adults aged 18-25 years old who experienced ghosting in past one month by undergoing intense relationships through social media for at least 2 months. The result shows that early adults who were ghosted, experienced psychological distress on a moderate scale. Penelitian ini mengkaji mengenai gambaran psychological distress korban ghosting pada usia dewasa awal. Ghosting merupakan suatu strategi pemutusan hubungan dengan menghilang secara tiba-tiba yang sedang populer di kalangan usia dewasa muda dan dianggap menyebabkan beberapa efek negatif bagi penerimanya. Penelitian ini melibatkan 160 orang dewasa awal usia 18-25 tahun yang pernah mengalami ghosting dalam satu bulan terakhir dengan menjalani hubungan intens melalui media sosial selama minimal 2 bulan. Hasilnya menunjukkan bahwa individu dewasa awal korban ghosting mengalami psychological distress pada skala sedang.
Mindfulness and Parents-Adolescent Conflict during Covid-19 Pandemic Liza Marini; Rahma Yurliani; Indri Kemala Nasution; Rahmi Putrii Rangkuti
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol. 15 No. 1 (2023): ANALITIKA JUNE
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v15i1.8141

Abstract

This study aims to see whether there is a relationship between mindfulness and parent-adolescent conflict during the COVID-19 pandemic. The research problem is focused on the impact of the changes that occurred during the COVID-19 Pandemic, especially during the lockdown for parents and adolescents. The impact such as the difficulty of controlling children’s behavior and the emergence of parent-adolescent conflicts, that it interferes with the ability to be mindful in the family. Mindfulness and parent-adolescent conflict are measured using a Likert scale, involved 331 adolescents aged 16-21 years (students) in Medan City. The research method used in this research is quantitative with the type of correlational research and analyzed using descriptive analysis and Pearson correlation. The results showed a negative correlation (r = -0.987), where the higher the level of Mindfulness, the lower the level of Parents-Adolescent Conflict. On the mindfulness score, 32 people (10%) are high category, 288 people (87%) are medium category, and 11 people (3%) are low category. On the parent-adolescent conflict score, 2 people (1%) are high category, 307 people (93%) are medium category, and 22 people (6%) are low category.