Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI ARBORETUM SUNGAI GERONG PT. PERTA SAMTAN GAS, KABUPATEN BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN: Structure and Vegetation Composition in Arboretum River Forest in PT. Perta Samtan Gas, Banyuasin District, South Sumatera Province Syamsul Bachry; Rismayanti Rismayanti; Alam Putra Persada; Handayani Handayani; Febri Ayu; Dudi Lesmana; Almujizat Almujizat; Andika Andika
Media Konservasi Vol 25 No 2 (2020): Media Konservasi Vol. 25 No. 2 Agustus 2020
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/medkon.25.2.149-155

Abstract

Karakteristik hutan sangat kompleks dengan berbagai tipe penyusunnya, salah satunya adalah tipe arboretum. Arboretum PT. Perta Samtan Gas Pertamina merupakan salah satu zona penyangga (buffer zone) yang berfungsi sebagai kawasan konservasi untuk flora dan fauna yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis dan komposisi vegetasi di Arboretum Sungai Gerong PT. Perta Samtan Gas, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Pengambilan data dilaksanakan dengan mengumpulkan data keanekaragaman jenis vegetasi. Setiap jalur pada tipe ekosistem memiliki ukuran 20 m x 60 m. Jalur tersebut kemudian dibagi menjadi subpetak menggunakan metode nested sampling. Terdapat 23 jenis vegetasi pada wilayah Arboretum Sungai Gerong. Sebaran dan kerapatan vegetasi yang banyak ditemukan adalah Spathodea campanulate dengan indeks nilai penting sebesar 185,87% pada tingkat pohon, sedangkan pada tingkat tiang dan pancang yang banyak ditemukan adalah Calophyllum tetrapterum dengan INP sebesar 118,29% dan 77,859%. Tingkat semai yang banyak ditemukan adalah Nephrolepis falciformis dengan INP sebesar 26,45%. Keanekaragaman jenis vegetasi di wilayah Arboretum Sungai Gerong tergolong sedang dan kemerataan tergolong baik, hanya sedikit jenis vegetasi yang mendominasi pada pengamatan ini. Kata kunci: Arboretum Sungai Gerong, Banyuasin, indeks nilai penting, keragaman jenis, struktur vegetasi
KARAKTER MORFOMETRIK DAN MORFOLOGI ABALON Haliotis squamata Reeve 1846 DI PESISIR SELATAN JAWA DAN BALI Syamsul Bachry; Dedy Duryadi Solihin; Rudhy Gustiano; Kadarwan Soewardi; Nurlisa A. Butet
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.378 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i2.24672

Abstract

The standard of measurement of abalone is very important because it can help to identify accurately abalone shellfish based on shell morphology. This research was aimed to examine the truss morphometric and morphologycal characters of Haliotis squamata intraspecies in the southern coastal Java and Bali. The research was conducted from December 2014 to August 2016. Abalone was collected based on the purposive sampling method, it was then identified. The shellfish of abalone was measured and analyzed by using principal component analysis (PCA), canonical discriminant analysis and cluster analysis. The results showed that PCA was able to separate Haliotis squamata populations from Java and Bali using combination of PCIII and PCIV based on the factor coefficient values. The key characters that separated Haliotis squamata from the population of Java and Bali were the combination of characters BF (0.535) for PCIII and characters CH (0.522) for PCIV. Canonical discriminant analysis showed that Bali was the highest sharing component value (100%) of intra population and also the lowest sharing component of inter population (0%). The highest percentage of similarity was 99.91% that indicated the population of Binuangeun and Pangandaran, while the lowest was 99.31% for the population of Banyuwangi and Bali. The morphological characteristics of Haliotis squamata species in several locations showed specific characters such as color patterns, textures and shapes.
FILOGENI POPULASI Haliotis squamata REEVE, 1846 DARI PANTAI SELATAN PULAU JAWA DAN BALI BERDASARKAN SEKUEN CYTOCHROME B DNA MITOKONDRIA Syamsul Bachry; Dedy D. Solihin; Rudhy Gustiano; Kadarwan Soewardi; Nurlisa A. Butet
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v12i2.30691

Abstract

Abalon Haliotis squamata Reeve, 1846 adalah jenis abalon yang memiliki sebaran di perairan laut selatan Jawa dan Bali Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan filogenetik H. squamata asal Pantai Selatan Pulau Jawa dan Bali berdasarkan sekuen gen Cytochrome b (Cyt b) DNA mitokondria. Sebanyak total 38 sampel dikoleksi dari Jawa (Binuangeun, Pangandaran, Banyuwangi) dan Bali (Buleleng). Sampel diekstraksi, diamplifikasi menggunakan metode PCR, dan sekuensing dilakukan dengan metode Sanger sequencing di 1st BASE Malaysia. Urutan primer yang digunakan dalam amplifikasi yaitu primer forward AB-Cytb DivF (5'-TAAGCCAATTCGTAAGGTTC-3') dan primer reverse AB-Cytb DivR (5'-AAAATACCACTCTGGCTGAA-3'). Jarak genetik dianalisis menggunakan metode Kimura 2-parameter dan konstruksi pohon filogenetik dilakukan dengan Neighbour-Joining dengan menggunakan program MEGA 7. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa perbedaan nukleotida spesifik sebesar 81 bp dari 820 bp. Jarak genetik intraspesies H. squamata asal perairan selatan Jawa dan Bali sebesar 0,96%-1,06%. Jarak genetik antar populasi asal Jawa dan Bali cukup tinggi sehingga kedua populasi ini memisah dan membentuk klaster sendiri berdasarkan pohon filogenetik. Dengan demikian, populasi Bali sudah mulai membentuk subpopulasi yang baru. Data yang diperoleh dalam penelitian akan sangat berguna untuk pengelolaan sumberdaya genetik abalon jenis H. squamata terkait dengan kelestarian dan pemanfaatannya.
DESKRIPSI ALGA MAKRO DI TAMAN WISATA ALAM BATUPUTIH, KOTA BITUNG Marnix L.D Langoy; Saroyo Saroyo; Farha N.J Dapas; Deidy Y Katili; Syamsul Bachry Hamsir
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 11 Nomor 2, Oktober 2011
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.996 KB) | DOI: 10.35799/jis.11.2.2011.210

Abstract

DESKRIPSI ALGA MAKRO DI TAMAN WISATA ALAM BATUPUTIH, KOTA BITUNG Marnix L.D. Langoy1), Saroyo1), Farha N.J. Dapas1), Deidy Y. Katili 1), dan Syamsul Bachry Hamsir2) 1)Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 2)Mahasiswa Program Sarjana Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRAK Penelitian tentang biodiversitas alga telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis keanekaragaman alga makro di Taman Wisata Alam Batuputih Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung dari bulan Januari sampai dengan Desember 2009. Pada lokasi penelitian dibuat 5 garis transek dengan jarak antara satu transek dengan transek berikutnya adalah 50 m. Setiap transek diambil 5 plot dengan ukuran 1 m x 1 m. Penempatan plot adalah 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, dan 50 m dari garis pantai. Dengan demikian total plot penelitian sebanyak 50 plot. Pada setiap plot dihitung jumlah spesies alga yang ditemukan serta luas penutupannya, serta jumlah individu/koloni. Identifikasi jenis dilakukan di lapangan dengan menggunakan buku-buku identifikasi alga dan dilakukan konfirmasi di laboratorium. Hasil penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Batuputih pada 50 plot ditemukan 411 individu alga makro dengan 18 spesies yang berasal dari 3 divisi yakni  Rhodophyta, Chlorophyta dan Phaeophyta.  Dalam Divisi Rhodophyta dan Chlorophyta terdapat 7 spesies dengan 6 famili yang ditemukan, lebih banyak dibandingkan dengan Divisi Phaeophyta yang hanya ditemukan 4 spesies dengan 3 famili. Kata kunci: alga, biodiversitas, Taman Wisata Alam Batuputih BIODIVERSITY OF ALGAE AT BATUPUTIH TOURISM PARK, BITUNG DISTRICT ABSTRACT A research about algae diversity has been conducted to analysis macro-algae biodiversity at Batuputih Tourism Park, Bitung City, North Sulawesi from January to December 2009. At the above location, 5 line transects were made and the distance between  previous and next transect was 50 m. In each transect, 5 plots were formed as representation to the the location. Plot size was 1 m x 1 m placed at 10 m, 20 m, 30 m, 40 m, and 50 m from zero point. Therefore, the total of plot in this research was 50 plots. In all plots, algae species richness, its covering and total of individuals/colony. Species identification was done in the field by using some algae identification manuals and confirmation was done at laboratory. Results of the research showed that: there were 411 individuals of algae in 50 plots at Batuputih Tourism Park. All individuals were classified into 18 species that included in 3 divisions, those were Rhodophyta, Chlorophyta and Phaeophyta. In the Division Rhodophyta and Chlorophyta, there were 7 species within 6 families, more than Division Phaeophyta that only consisted of 4 species within 3 families. Keywords: algae, biodiversity, Batuputih tourism park
Budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) Berdasarkan Sistem Keramba di Sungai Kampar Syamsul Bachry; Febri Ayu; Andi Saputra
Journal of Engineering Science and Technology Management (JES-TM) Vol. 1 No. 2 (2021): September2021
Publisher : Journal of Engineering Science and Technology Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jestm.v1i2.74

Abstract

Kampar River is one of the largest rivers in Riau Province which has been developed for aquaculture with a cage system. This study aims to determine the cultivation and marketing of jelawat fish. The method in this research is to collect primary and secondary data through sources of information from the people who have cages. The results showed that the cage business carried out by the community was through the stages of hatchery, enlargement and marketing of production results. The feasibility study of the cage business shows that the environmental aspects of aquatic ecosystems and marketing aspects are very important. However, the feed factor and business capital are the most important factors in conducting cage cultivation business in Air Tiris
Termites Attack on Residential Houses at Sialangmuggu, Tuah Madani, Pekanbaru Andi Saputra; Vebrita Sari; Febri Ayu; Syamsul Bachry; Awari Susanti
Journal of Engineering Science and Technology Management (JES-TM) Vol. 2 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Journal of Engineering Science and Technology Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jestm.v2i1.85

Abstract

Termites can damage wood in building construction and other cellulosic materials in buildings, making them a pest that causes problems for humans. This research is expected to provide information on how insect pest termites (Coptotermes curvignathus) are disturbed in Villa Savana Housing, Sialang Munggu, Tuah Madani, Pekanbaru. Termites that are found in the presence of their burrows are then collected. The method used is the hand-picked method where this method directly uses the hand when the presence of termites is known. Surveys and interviews were conducted to determine the intensity of damage to houses. Based on the results of the study, it can be concluded that in Villa Savana Housing there is one type of subterranean termite, namely C. curvignathus. Then the results of the survey of damage to house buildings show that most of the house buildings are in good condition (80.03%). In addition, damage due to dry-wood termite attacks was also found, but no examples of termites were found.
IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP DI PERKEBUNAN KARET DESA NAGA BERALIH KEC. KAMPAR UTARA, KAMPAR Febri Ayu; Syamsul Bachry; Vebrita Sari; Andi Saputra
METRIK SERIAL TEKNOLOGI DAN SAINS (E) ISSN: 2774-2989 Vol. 4 No. 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rayap adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu komunitas yang dikenal dengan istilah koloni. Aktivitas rayap sebagai hama pada tanaman perkebunan, pertanian, kehutanan, maupun pada bangunan gedung terjadi ketika habitat alami mengalami perubahan cukup drastis yang menyebabkan spesies rayap tertentu harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Salah satu jenis tanaman perkebunan yang dapat terserang rayap adalah tanaman karet. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui jenis-jenis spesies rayap di perkebunan karet di desa Naga Beralih Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar, Riau. Pengumpulan rayap dilakukan di tiga transek di perkebunan karet di desa Naga Beralih. Transek sepanjang 100 m dan setiap transek dibuat 10 subplot (1 m x 1 m) dengan interval 10 m. Rayap dikumpulkan dengan menggali masing-masing subplot hingga kedalaman 10 cm. Terdapat enam spesies rayap yang ditemukan yaitu Bulbitermes sp., Nasutitermes sp., Capritermes sp., Macrotermes sp., Schedorhinotermes sp dan Coptotermes sp.
IDENTIFIKASI UDANG AIR TAWAR DI SUNGAI KAMPAR Syamsul Bachry; Febri Ayu; Vebrita Sari; Andi Saputra
METRIK SERIAL HUMANIORA DAN SAINS (E) ISSN: 2774-2377 Vol. 4 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Bekasi: Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Udang merupakan salah satu makroinvertebrata yang dapat ditemukan di sekitar sungai Kampar. Kegiatan perkebunan, pertanian, pemukiman dan industri yang terdapat di bantaran sungai akan meningkatkan pencemaran perairan dan menyebabkan kualitas air sungai menurun. Sehingga aktivitas penangkapan udang air tawar mengalami penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis udang di perairan Sungai Kabupaten Kampar, Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana penangkapan sampel dilakukan di lokasi penelitian dan di laboratorium. Udang air tawar dari hasil penangkapan selama penelitian ini hanya satu jenis dan berjumlah 22 ekor. Semua sampel udang air tawar yang diperoleh termasuk ke dalam famili Palaemonidae dan genus Macrobrachium.