Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KARAKTERISTIK BIOLOGI TANAH PADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Sri Dewi Murni; Rossie Wiedya Nusantara; Rinto Manurung; Ismahan Umran
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3130

Abstract

This study aims to determine the biological characteristics of the soil on two types of land use in Pal IX, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency, Pontianak. Soil sampling was carried out in mixed gardens and paddy fields. The research took place from April–November 2019. This research was conducted with two land uses and 10 replicates per sample. The variables observed in this study were chemical properties including pH, C-organic, N-total, and C/N. as well as soil biological properties, abundance of worms, and total bacterial and fungal populations. Observational data is done by looking at the correlation. The results showed that the total population of bacteria and the abundance of worms were found in paddy fields and the total population of fungi was found in mixed gardens. The parameters that most influenced the number of microorganisms in the two land uses analyzed were soil pH and total N.INTISARITujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik biologi tanah pada dua tipe penggunaan lahan di Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Pontianak. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada lahan kebun campuran dan lahan sawah. Penelitian berlangsung dari bulan April – November 2019. Penelitian ini dilakukan dengan dua penggunaan lahan dan 10 ulangan per sampel. Variabel yang dianalisis untuk penelitian ini adalah, sifat kimia meliputi: C-organik, pH, N-total dan C/N. Serta sifat biologi tanah, kelimpahan cacing, total populasi bakteri dan jamur. Data hasil pengamatan dilakukan dengan melihat korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jumlah populasi bakteri dan kelimpahan cacing banyak ditemukan pada lahan sawah dan total populasi jamur banyak ditemukan pada lahan kebun campuran. Parameter yang paling mempengaruhi banyaknya mikroorganisme pada kedua penggunaan lahan yang dianalisis adalah pH dan N total tanah. 
ketersedian unsur hara makro n, p, k pada tanah sawah irigasi di dusun begasing desa sedahan jaya kecamatan sukadana kabupaten kayong utara ni made; sutarman gafur; ismahan umran
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.18965

Abstract

KETERSEDIAAN UNSUR HARA MACRO N, P, K  PADA TANAH SAWAH IRIGASI DI DUSUN BEGASING DESA SEDAHAN JAYA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA Ni Made Supadmi1), Sutarman Gafur2), Ismahan Umran2) 1)MahasiswaFakultas Pertanian dan 2)Staf Pengajar jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  ketersediaan unsur hara makro N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium) tanah sawah irigasi guna meningkatkan produksi padi yang lebih optimal. Penelitian dilakukan di Desa Sedahan Jaya Dusun Begasing dengan luas sampel lahan 5 ha. Setiap titik sampel luasnya 1 ha dibagi menjadi 5 titik sub sampel dan sampel tanah diambil pada kedalaman 0-20 cm kemudian dikompositkan. Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Sifat Kimia dan Kesuburan Tanah untuk mengetahui unsur hara dalam tanah. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa unsur hara makro N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium) tanah sawah irigasi di Dusun Begasing termasuk dalam kriteria rendah, terutama untuk unsur hara nitrogen dan kalium. Sedangkan untuk unsur hara fosfor termasuk dalam kriteria sedang sampai sangat tinggi.Setiap lokasi penelitian perlu dilakukan pemupukan dengan rata-rata pupuk Urea 189 kg/ha, SP36 100 kg/ha dan KCl 80 kg/ha.   Kata kunci : Ketersediaan Unsur Hara, Tanaman Padi, Rekomendasi Pemupukan dan Sedahan Jaya
KEANEKARAGAMAN MIKORIZA ARBUSKULAR PADA TANAMAN SINGKONG DAN JAGUNG PADA TANAH GAMBUT DESA RASAU JAYA II Eka Putriani; Ismahan Umran; Dwi Zulfita
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v6i1.19481

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan jumlah dari mikoriza arbuskular pada sampel tanah singkong dan jagung. Sampel tanah untuk penelitian diambil dari Desa Rasau Jaya II. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Populasi mikoriza, Keanekaragaman jenis MA dan Analisis Tanah Gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis dan jumlah spora yang ditemukan pada lahan tanaman singkong yaitu 228 spora dengan 7 spesies, lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah jenis dan jumlah spora pada lahan tanaman jagung yaitu 149 spora dengan 4 spesies. Jumlah dan jenis spora pada lahan tanaman singkong dan lahan tanaman jagung ditemukan 2 genera fungi yaitu Glomus dan Gigaspora, sedangkan yang paling banyak mendominasi adalah daari genera Glomus. serta keanekaragaman dari kedua tipe penggunaan lahan tersebut mempunyai kriteria yang sama  tetapi berbeda dalam jumlah populasi dan jumlah jenisnya.
Efektifitas Bakteri Bintil Akar Asal Lahan Pasang Surut Desa Rasau Jaya Pada Tanaman Kedelai di Media Pasir ROMA ROMA; SAERI SAGIMAN; ISMAHAN UMRAN
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 5, No 3 (2016): Desember 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v5i3.18138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari isolat bakteri bintil akar tanaman kedelai dari lahan pasang surut Rasau Jaya yang memiliki efektifitas tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan yaitu isolat bakteri bintil akar yang terdiri dari 12 taraf perlakuan (10 isolat dan 2 kontrol) dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah RJ 1.1 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 1.1), RJ 1.2 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 1.2), RJ 1.3 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 1.3), RJ 1.4 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 1.4), RJ 1.5 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 1.5), RJ 2.1 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 2.1), RJ 2.2 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 2.2), RJ 3.1 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 3.1), RJ 4.1 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 4.1), RJ 4.2 (Isolat Bakteri Bintil Akar RJ 4.2), T1 + N (Tanaman Kedelai Tanpa Inokulasi + Nitrogen), T1 - N (Tanaman Kedelai Tanpa Inokulasi dan Tanpa Nitrogen). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Hasilnya diamati di Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri bintil akar asal Rasau Jaya memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah bintil akar, berat basah bintil akar, berat kering bintil akar, dan kandungan N tanaman kedelai. Isolat bakteri bintil akar RJ 3.1 menunjukkan pengaruh yang tertinggi pada jumlah bintil akar (64,67 bintil), berat basah bintil akar (420 mg), dan berat kering bintil akar (130 mg), sedangkan isolat bakteri bintil akar RJ 1.5 memberikan pengaruh yang tertinggi pada kandungan N tanaman kedelai (2,15%).. Kata kunci : isolat bakteri bintil akar, kedelai, lahan pasang surut
STUDI KARAKTERISTIK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (SUB DAS) LANDAK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KAPUAS KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Suemi Suemi; Junaidi Junaidi; Ismahan Umran
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.9790

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. Dalam pengelolaannya, DAS hendaknya dipandang sebagai suatu kesatuan sumber daya darat. Sehingga pengelolaan DAS yang bijak hendaklah didasarkan pada hubungan antara kebutuhan manusia dan ketersediaan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Perubahan keadaan DAS disebabkan adanya perubahan aktivitas tata guna lahan pada daerah hulu sungai seperti perambahan hutan, alih guna hutan menjadi perkebunan, limbah industri maupun rumah tangga yang pada akhirnya tidak hanya memberi dampak pada daerah hulu saja tetapi juga menimbulkan dampak pada daerah tengah dan hilir sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik Sub DAS Landak DAS Kapuas di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, secara geografis wilayah Kecamatan Sengah Temila terletak antara 015’- 030’ Lintang Utara dan 10930’-10945’ Bujur Timur dan memiliki luas wilayah 198.778,72 Ha. Berdasarkan pengukuran di lapangan outlet Sub DAS Landak selama 6 hari rata-rata pH 5,51, sedangkan pH minimum 4,52 dan pH maksimum 6,76, suhu 280C, kecerahan 67,50 cm, debit aliran rata-rata 3,46 m3/detik, sedangkan hasil analisis di laboratorium menunjukkan laju sedimen rata-rata adalah 2,59 ton/hari. dengan pola drainase dendritik dan bentuk drainase memanjang atau seperti bulu burung dengan profil melintang sungai berbentuk segitiga. Orde sungai terdiri dari 2 orde dimana indeks kerapatan drainasenya tergolong kategori sedang.   Kata Kunci : Studi Karakteristik Sub DAS Landak,
UJI ISOLAT BAKTERI AZOTOBACTER ASAL KEBUN LIDAH BUAYA DENGAN PUPUK UREA TERHADAP SERAPAN NITROGEN PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) DI TANAH GAMBUT nandung erlanda erlanda; Ismahan Umran; Feira Budiarsyah Arief
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45414

Abstract

ABSTRACTTanah gambut terutama yang berada di daerah tropis memiliki sifat fisika, kimia danbiologi tertentu yang mencerminkan ciri khas dari tanah tersebut. Tanaman Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditi pangan utama setelah padi dan jagung. Rendahnya hasil produksi tanaman kedelai pada lahan pertanian yang kurang optimal dalam budidayakan tanaman kedelai yang mennyebabkan rendahnya hasil produksi. Urea merupakan salah satu pupuk yang memiliki kandungan nitrogen. Pupuk urea adalah   pupuk   yang   mengandung   nitrogen   (N)   berkadar   tinggi.   Azotobacter merupakan kelompok bakteri yang umum ditemukan saat diisolasi dari tanah dan diketahui memiliki aktivitas fiksasi nitrogen. Bakteri ini dapat berperan untuk meningkatkan serapan nitrogen dan membantu pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi isolat bakteri azotobacter  dengan pupuk  urea  terhadap  serapan  nitrogen pada  tanaman kedelai (Glycine max L.) di tanah gambut. Penelitian dilakukan untuk membantu serapan nitrogen dalam tanah dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.  Penelitian  ini  menggunakan  rancangan  acak  lengkap  (RAL)  yang menguji dua perlakuan dengan diberikan tambahan penggunakan pupuk urea yang tediri 4 taraf dan bakteri azotobacter yang terdiri 2 taraf sehingga semuanya terdapat24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bakteri azotobacter asal kebun lidah buaya dan pupuk urea menunjukkan berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan reaksi pH tanah pada tanaman kedelai ditanah gambut, sementara itu variabel pengamatan populasi, tinggi tanaman, kadar N, N-total, berat kering tanaman, berat kering akar tanaman dan serapan N tanaman kedelai tidak berpengaruh nyata. Kata kunci : Tanaman Kedelai, Tanah Gambut, Bakteri Azotobacter, Pupuk Urea
UJI ISOLAT MIKORIZA DAN PUPUK SP-36 TERHADAP SERAPAN FOSFAT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays) DI TANAH GAMBUT Jeri Alpianto Alpianto; Ismahan Umran; Rossie Wiedya Nusantara
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v10i2.45411

Abstract

ABSTRAKTanah Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik seperti sisa – sisa jaringan tumbuhan dan hewan dan dijenuhi air yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Tanah gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah. Jagung merupakan salah satu tanaman yang strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan. Kurang optimalnya pertumbuhan tanaman jagung juga diakibatkan unsur hara yang sulit tersedia seperti fosfor yang bergerak lambat di dalam tanah, sehingga kurangnya kemampuan tanaman menyerap nutrisi P dari dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis interaksi antara isolat mikoriza dan pupuk SP-36 dalam penyerapan  P tanaman jagung  pada tanah gambut, menganalisis pengaruh pemberian isolat mikoriza dan pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan serapan P tanaman jagung di tanah gambut, dan menentukan dosis kombinasi isolat mikoriza dan Pupuk Sp-36 untuk pertumbuhan serapan P tanaman jagung di tanah gambut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama, yaitu isolat Mikoriza yang terdiri dari 2 taraf. Faktor kedua, yaitu pupuk SP-36 yang terdiri dari 4 taraf sehingga semuanya terdapat 24 unit percobaan. Berdasarkan hasil penelitian Interaksi antara mikoriza dan pupuk SP-36 dapat meningkatkan kadar P tanaman jagung pada tanah gambut. Pemberian isolat mikoriza dapat meningkatkan tinggi tanaman pada umur 2, 3, 4, 5 minggu, berat kering tanaman, luas infeksi akar, jumlah populasi mikoriza, dan menurunkan pH tanah gambut. Pemberian pupuk SP-36 dapat meningkatkan tinggi tanaman pada umur 3, 4, 5, 6, 7, 8 minggu, diameter batang, P tersedia, P total, jumlah populasi, serapan P tanaman jagung dan menurunkan pH tanah gambut. Dosis kombinasi isolat mikoriza dan Pupuk SP-36 untuk pertumbuhan dan  serapan P tanaman jagung di tanah gambut yaitu 150g mikoriza dan 21g pupuk SP-36 (M1P3). Kata Kunci : Jagung Manis, Mikoriza, Pupuk SP-36,  Tanah Gambut.
PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG (FLY ASH) DAN BEBERAPA JENIS SAWI TERHADAP KADAR LOGAM KADMIUM (Cd) DAN PRODUKSI SAWI DI TANAH GAMBUT Tirta Yuliardi Syafitri; Rita Hayati; Ismahan Umran
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 2, No 1: April 2013
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v2i1.2445

Abstract

Lahan gambut mempunyai potensi yang cukup baik untuk usaha budidaya tanaman sayuran seperti sawi, akan tetapi mempunyai masalah berkaitan dengan tingkat kemasaman tanah. Penggunaan abu terbang sebagai pengganti kapur dinilai lebih efisien selain dapat mengatasi masalah kemasaman tanah juga dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat akumulasi limbah batubara. Abu terbang dapat digunakan sebagai amelioran untuk memperbaiki kesuburan tanah, karena mengandung kalsium yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengganti kapur pertanian. Abu terbang juga mengandung unsur mikro dan beberapa unsur makro yang dibutuhkan tanaman. Di sisi lain abu terbang juga mengandung logam berat salah satunya Cd. Famili Brassicaceae (kubis-kubisan) tergolong tanaman yang mampu mengakumulasi logam berat, sehingga sering digunakan dalam phytoextraction pada lahan yang tercemar logam berat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan abu terbang (fly ash) dan beberapa jenis sawi terhadap kadar logam kadmium (Cd) dan produksi sawi di tanah gambut. Tempat penelitian di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Penelitian berlangsung dari bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2012. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola Faktorial Split Plot yang terdiri dari 2 faktor. Sebagai petak utama (main plot) adalah faktor dosis abu terbang (a), terdiri atas 4 taraf yakni: a1 (300 g/polybag abu terbang), a2 (600 g/polybag abu terbang), a3 (900 g/polybag abu terbang) dan a4 (1200 g/polybag abu terbang). Anak petak (sub plot) adalah faktor jenis tanaman sawi (t) terdiri atas 4 taraf yakni : t1 (sawi pakcoy), t2 (sawi hijau), t3 (kailan), t4 (sawi keriting). Analisis meliputi pH tanah, berat basah tanaman setelah pemanenan, serta kadar logam berat Cd pada jaringan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu terbang pada media tanam tanah gambut dapat meningkatkan pH tanah sehingga memperbaiki kesuburan tanah gambut. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa tanaman sawi yang ditanam pada media tanah gambut yang diberi penambahan abu terbang relatif aman dikonsumsi dengan indikasi tidak adanya kandungan logam berat Cd pada jaringan tanaman. Kata kunci: abu terbang, logam berat Cd, sawi, tanah gambut
PENGARUH PUPUK KOTORAN AYAM DAN PHONSKA TERHADAP POPULASI MIKROBIA PELARUT FOSFAT PADA TANAH ULTISOL YANG DITANAMI TANAMAN CABAI RAWIT A. Ulipiana S Angreni; Ismahan Umran; Dwi Zulfita
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 4, No 1: April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.356 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v4i1.8703

Abstract

Rendahnya unsur hara pada tanah ultisol seperti halnya unsur hara mikro dan makro dikerenakan tanah jenis  ini  didominasi  oksida  Al  dan  Fe serta  daya ikat P yang tinggi sehingga menyebabkan unsur P tidak  tersedia  dalam  tanah.  Pupuk  P  yang diberikan  akan  terfiksasi dan segera  membentuk  senyawa  yang sukar  larut dengan  ion-ion  Al  dan  Fe  dan  terikat oleh  oksida-oksida  Al  dan  Fe  sehingga  unsur  P menjadi  sukar  tersedia  bagi  tanaman, (Wulandari, 2001). Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penambahan bahan organik dari luar menggunakan pupuk kotoran ayam yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan aktifitas mikrobia tanah, dengan adanya mikroba pelarut fosfat yang dapat menghasilkan asam organik sehingga kelarutan Al dapat diturunkan karena adanya pengikatan oleh asam organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran ayam dan phonska terhadap populasi mikrobia pelarut fosfat (MPF) pada tanah ultisol yang ditanami tanaman cabai rawit. Metode penelitian ini adalah metode MPN, berdasarkan hasil jumlah populasi yang di peroleh, adapun hasil penelitan ini ditemukan jumlah populasi MPF dari sample tanah tersebut diketahui pada pengunaan pupuk cair dan phonska lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk padat dan phonska, sehingga berdasarkan hasil tersebut bahwa pada pengunan pupuk cair dan phonska lebih baik.
IDENTIFIKASI JENIS MIKORIZA ARBUSKULA PADA LAHAN EKS PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) DI KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK Azhar Bashirul Fajri; Ismahan Umran; Asrifin Aspan
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.834 KB) | DOI: 10.26418/jspe.v7i1.22386

Abstract

Mikoriza Arbuskula (MA) adalah suatu bentuk simbiosis antara akar tanaman dan fungi. Mikoriza merupakan sumber daya alam hayati potensial yang terdapat di alam dan dapat ditemukan hampir semua ekosistem. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti cahaya, suhu, kadar air tanah, pH tanah, bahan organik, dan tanaman inang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah dan keanekaragaman jenis mikoriza arbuskula (MA) pada lahan eks PETI tanpa sawit dan lahan eks PETI yang ditanami sawit. Variabel yang diamati meliputi keanekaragaman jenis, dan kemerataan kelimpahan jenis. Hasil isolasi diperoleh 48 spora/100 g tanah dan 4 jenis spora di lokasi eks PETI tanpa sawit dengan indeks keanekaragaman 1.38, pada lokasi eks PETI yang ditanami sawit ditemukan 450 spora/100 g tanah dan 13 jenis spora dengan indeks keanekaragaman 2.56. Hasil penelitian menunjukan bahwa mikoriza arbuskula yang ditemukan pada lahan eks PETI tanpa sawit dan ditanami sawit di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak menunjukan perbedaan pada jumlah spora dan keanekaragaman jenisnya. Kata kunci : Identifikasi Jenis, Mikoriza Arbuskula, Lahan Eks PETI.