Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Risna Damayanti; Syamsyuryana Sabar; Ayu Lestari; Nurarifah Nurarifah; Sukmawati sukmawati

Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/lnj.v2i2.1337

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi hipertensi di dunia menurut WHO sebesar 22% penduduk mengalami hipertensi pada tahun 2014 dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Hipertensi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh lansia dengan prevalensi mencapai 60-80%. Seiring dengan bertambah usia maka dapat meningkatkan resiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah hipertensi adalah pemberian Pendidikan kesehatan atau edukasi tentang hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Metode: Penelitian ini dilaksanakan selama 4 minggu dengan menggunakan desain pre experimental pendekatan one group pretest-posttest design dengan 21 lansia yang didiagnosis hipertensi dan dipilih secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian edukasi hipertensi. Hasil: Hasil Paired T Test menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah sistolik dengan nilai P=0,005 (p<0,05), tekanan darah diastolik dengan nilai P=0,023 (p<0,05). Kesimpulan: Perubahan tekanan darah dapat dipengaruhi dengan pemberian edukasi terhadap lansia
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB STRES PERAWAT IGD Risna Damayanti

Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Stres adalah respon fisiologis terhadap suatu peristiwa negative, trauma, tekanan emosional dan mental. Stress dapat mengganggu seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan, mempengaruhi aktifitas dan pekerjaannya. Stres kerja perawat dapat terjadi apabila perawat dalam bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat tersebut tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya, maka perawat tersebut dikatakan mengalami stress kerja. Tujuan: Penelitian ini untuk menganalisis faktor penyebab stress perawat IGD di RSUD Labuang Baji Makassar. Metode: Desain penelitian Kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden dengan teknik total sampling. Hasil: menunjukkan faktor penyebab stres perawat nilai Mean ≥13 tertinggi yaitu pada subskala beban kerja (18,87), ketidakjelasan pengobatan (18,53) dan nilai mean <13 yang terendah yaitu pada subskala diskriminasi (6,40). Kesimpulan: Beban kerja merupakan faktor terbanyak yang menimbulkan stress pada perawat. Saran: Perawat harus selalu menjalin komunikasi dan hubungan yang baik antar Atasan, sesama rekan sejawat, dokter, pasien dan keluarga, saling mendukung dan memberikan motivasi agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif yang dapat mengurangi timbulnya stress di lingkungan kerja.
PEMANFAATAN TERAPI RELAKSASI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DESA ULIDANG Masyita Haerianti; Indrawati Indrawati; Aco Mursid; Erviana Erviana; Risna Damayanti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.33-38

Abstract

Data menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia yang berada pada fase lansia mengalami penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi bagi kesehatan lansia seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Untuk mencegah komplikasi yang berkelanjutan dibutuhkan intervensi yang tepat. Salah satu intervensi yang dapat diberikan berupa terapi nonfarmakalogis seperti terapi dzikir. Dzikir merupakan bagian dari meditasi  transendetal yang melibatkan faktor keyakinan. Terapi yang melibatkan keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya keadaan relaksasi. Semakin kuat keyakinan seseorang berpadu dengan respon relaksasi maka semakin besar pula efek yang didapat. Oleh karena itu tim pengabdian merasa perlu untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai terapi dzikir pada lansia untuk penanganan masalah hipertensi. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan para lansia tampak antusias dan menunjukkan keinginan untuk menerapkan terapi ini sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi tekanan darah tinggi yang dialami lansia. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga menunjukkan ada respon peningkatan pemahaman terkait tekanan darah tinggi dan terapi dzikir.