Puji Dwi Darmoko, Puji Dwi
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Dampak Tunjangan Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Ramadhan, Muamar; Darmoko, Puji Dwi; fariyati, Sri; ., Muntoha
Madaniyah Vol 7, No 1 (2017): Madaniyah (Edisi Januari 2017)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teacher certification is one form of implementation of Law No. 14 Year 2005 on Teachers and Lecturers. Teachers categorize as a profession because it has met the requirements of the profession, the position includes intellectual activity; position control of certain scientific and educated in a certain qualifications; office promising career; position altruistic service; and positions that have professional organizations. Teacher certification should ideally have an impact on teacher performance. Teacher certification should ideally have an impact on teacher performance. The field research  type of quantitative correlation with model analysis SPSS proves how the relationship and influence between alone certification and performance of teachers at teacher SMP/MTs and SD/MI certified in Pemalang district spread over 1,029 educational institutions both SD/MI and SM /MTs.
Kesenian Sintren dalam tarikan Tradisi dan Modernitas Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 4, No 1 (2014): Madaniyah (Edisi Januari 2014)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah derasnya tekanan modernitas, produk budaya sebagai budaya adiluhung kreasi anak bangsa dipertahankan eksistensi dan keberlangsungannya. Salah satunya adalah kesenian daerah “Sintren” yang berkembang sepanjang wilayah Pantura Jawa Tengah bagian barat khususnya di Kabupaten Pemalang. Kesenian Sintren diawali dari cerita rakyat/legenda yang dipercaya oleh masyarakat tentang kisah percintaan Sulasih dan R. Sulandono, seorang putra Bupati Mataram Joko Bahu atau dikenal dengan nama Bahurekso dan Rr. Rantamsari.Kesenian tari Sintren dianggap unik, karena banyak yang mengatakan gerakannya di luar kesadaran akal sehat, diiringi lagu dan beberapa alat musik sederhana. Seiring dengan perkembangan zaman sintren sebagai suatu  seni adalah salah satu dari bagian kebudayaan yang terkena imbas arus modernitas. Bentuk-bentuk modernitas, misalnya tempat-tempat hiburan yang  bersifat modern antara lain: bioskop, café, karaoke, mall, dan sebagainya menggusur keberadaan kesenian sebagai alternativ hiburan yang mengandung unsur-unsur pendidikan dan pencerahan, khususnya kesenian tradisional.Kesenian Sintren kehilangan pamornya antara lain karena masyarakat sendiri sudah tidak peduli pada kesenian Sintren. Mereka beranggapan, pementasan kesenian Sintren sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Namun demikian keberdayaan seni Sintren tetap eksis karena adanya semangat para pelaku seni Sintren yang berusaha menghidupkan kesenian Sintren lebih dari sebuah "pengabdian" untuk melestarikan budaya warisan nenek moyang, atau ingin mempertahankan nilai-nilai kearifan yang tersimpan di dalamnya, sebagaimana yang dilakukan oleh anggota Paguyuban Sintren Slamet Rahayu Dusun Sirau Kelurahan Paduraksa.
Pendidikan Pesantren dan Nilai Budaya Damai Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 5, No 1 (2015): Madaniyah (Edisi Januari 2015)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia dengan berbagai perbedaan yang melatarbelakaginya acapkali menimbulkan kerawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya etnosentris dan primordial sering mengemuka dan mengancam disintegrasi bangsa. Jejak sejarah membuktikan bahwa konflik sosial budaya tersebut sering mengharu biru kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pondok pesantren sebagai salah satu institusi pendidikan asli nusantara pada titik ini mempunyai peran penting bagaimana kehidupan yang damai dapat terwujud. Dengan menampilkan ajaran Islam inklusif dan akhlakul karimah, pesantren mampu memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat yang damai melalui penyebaran dan pengembangan Islam di nusantara. Pada konteks inilah, pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mampu membentuk kultur masyarakatnya yang toleran, saling menghargai, dengan tetap berpegang pada ajaran Islam. Nilai-nilai inklusif pendidikan pesantren mampu membuat masyarakat pesantren mempunyai tradisi yang khas. Sistem pendidikan dan tradisi pesantren melahirkan nilai-nilai yang compatible terhadap pembentukan budaya damai.
Laporan Penelitian Potensi Desa Inovasi di Kabupaten Pemalang Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 5, No 2 (2015): Madaniyah (Edisi Agustus 2015)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Munculnya berbagai isu seperti global warming dan ketimpangan masyarakat desa dan perkotaan dari segi pembangunan dan gaya hidup menjadikan persoalan, bahkan menimbulkan disharrmonisasi kehidupan yang mengarah pada ancaman persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karenaitu perlu kajian matang tentang optimalisasi potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di desa. Salah satunya adalah program program desa inovasi, yaitu desa yang mampu memanfaatkan sumberdaya desa dengan cara yang baru berdasarkan Iptek serta kearifan lokal untuk kesejahteraan masyarakat, kemajuan desa dan peningkatan taraf hidup masyarakat dengan melibatkan segenap unsur desa. Penelitian ini berusaha mengungkap berbagai potensi di 34 desa di 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Pemalang, dengan pendekatan analisis fungsionalisme struktural Talcott Parson dengan empat kerangka fungsi, yakni adaption (adaptasi), integration (integrasi), goal attainment (pencapaian tujuan), dan litency (pemeliharaan pola). Pendekatan tersebut menghasilkan 10 desa rintisan Desa Inovasi.
Peran Strategis Guru dalam MEA Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 6, No 1 (2016): Madaniyah (Edisi Januari 2016)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas, karena MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Pembentukan MEA itu sendiri dilandaskan pada empat pilar yaitu kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, integrasi ke perekonomian global dan pilar terakhir adalah menjadikan ASEAn sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi melalui barang dan jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil. Untuk menyiapkan tenaga terampil yang berdaya saing, maka Indonesia harus bekerja keras meningkatkan SDMnya, baik secara formal maupun informal. Diharapkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia minimal mampu memenuhi ketentuan dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA) sebagai upaya untuk mendukung arus bebas tenaga kerja, memfasilitasi pergerakan tenaga kerja yang didasarkan pada suatu kontrak perjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi di sektor jasa. Disinilah kompetensi profesi guru dipertaruhkan, karena ditangan guru terletak nasib suatu generasi, terutama dalam menghadapi MEA.
Pergeseran Demokrasi Pancasila ke Demokrasi Liberal (Praktik Ketatanegaraan RI Pasca Reformasi) ., Muntoha; Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 7, No 2 (2017): Madaniyah (Edisi Agustus 2017)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orde baru berakhir ketika Presiden Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden BJ. Habibie di istana merdeka pada tanggal 21 Mei 1998, ditandai dengan lahirnya orde Reformasi sebagaimana para pakar atau masyarakat menyebut pola pemerintah pasca jatuhnya orde baru. Perjalanan reformasi terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia pada era Presiden BJ. Habibie menunjukan arah yang jelas dengan dilaksanakannya Pemilihan Umum pada tahun 1999 dengan berdasarkan pada Undang-undang Dasar 1945. Namun Pemilihan Presiden dan wakil Presiden yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dilakukan bukan dengan musyawarah mufakat, sebagaimana dikehendaki oleh Demokrasi Pancasila yang mengacu pada asas kegotongroyongan dan kekeluargaan, ternyata proses yang ditempuh dalam pemilihan presiden dan wakil presiden era reformasi tidak menggunakan musyawarah untuk mencapai mufakat, tetapi menggunakan pemungutan suara atau voting , seperti yang digunakan dalam parlemen yang ada di negara yang menganut sistem Demokrasi Liberal. Ada kecenderungan baru dalam ketatanegaraan di Indonesia, walaupun sistem pemerintahan Indonesia presidensil, namun dalam prakteknya lebih banyak ke arah Pemerintahan Parlementer atau Demokrasi Liberal. Kata Kunci : orde baru, orde reformasi, demokrasi
Melacak jejak kebudayaan Nusantara, membangun semangat ke Bhineka Tunggal Ika an Darmoko, Puji Dwi
Madaniyah Vol 8, No 2 (2018): Madaniyah (Edisi Agustus 2018)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cikal bakal nenek moyang bangsa Indonesia ditengarai sebagai keturunan hasil percampuran ras Mongolia, Kaukasoid dan Negrito, sebagai manusia bertradisi benua yang kemudian berganti tradisi kepulauan pasca zaman es,  jauh sebelum masehi di masa prasejarah. Berdasarkan studi Universitas Leeds dan diterbitkan dalam bulan Mei 2008,  Molecular Biology and Evolution,sebagian besar dari garis-garis DNA mitokondria (diwarisi oleh keturunan perempuan) telah berkembang di kawasan pulau Asia Tenggara  untuk jangka waktu yang lebih lama, yaitu  sejak manusia modern tiba sekitar 50.000 tahun yang lalu. Temuan itu membentuk kesimpulan terbaru yang  membantah teori sebelumnya yang menyebut bahwa ada jalur majemuk migrasi nenek moyang bangsa Asia, yakni melalui jalur utara dan jalur selatan, serta membantah bahwa bangsa Asia Tenggara (yang berbahasa Austronesia) berasal dari Taiwan. Hal tersebut dibuktikan dengan berkembangnya teknologi maritim nenek moyang bangsa Indonesia yang  jauh lebih canggih dari Eropa pada masa yang sama, jejak budaya penduduk kawasan Nusantara ini menyebar di seluruh kawasan lautan Hindia Belanda dan Pasifik, sejak Madagaskar di barat, kepulauan Paskah di Timur, Hawaii di Utara, dan Selandia Baru di Selatan. Perahun cadik yang dienal khas Nusantara, ditemukan menyebar di seluruh kawasan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.  Maka bila para cerdik cendekia mampu merasakan getaran teori wawasan kepulauan Nusantara hingga lahir Republik Kesatuan Indonesia ber bhineka Tunggal Ika dan ber-Pancasila,  cendikiawan Indonesia   harus mampu meneliti lebih mendalam tentang kekhasan sejarah dan lingkungan Nusantara yang berjiwa bahari dan agraris, dengan dualism dwitunggal dan bhineka tunggal Ikanya hingga dapat diperoleh “citra” manusia Indonesia yang sebenarnya, untuk mengoreksi “citra manusia Indonesia” hasil rekayasa ilmuwan barat (benua) di masa lalu, yang ternyata kurang benar atau bahkan salah dan selalu merendahkan bangsa Indonesia.
DEKONSTRUKSI GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM Darmoko, Puji Dwi
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 7 No 2 (2012)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.977 KB)

Abstract

Abstract: Gender issue is a globalized one. It queries a lot of things related to inequality between men and women in their relationships, whether the inequality is confirmed by the education, culture, and religion. Moreover, the gender inequality makes gender injustice. Included in Islam, there are many things that are supposed to be gender bias, such as the concept of leadership. Through an analysis of religious texts (the Qur'an and hadith), this paper tries to deconstruct the concept of gender that are considered establish the Islamic society. From here we get a view that Islam is essentially upholds the values of equality and justice between men and women, because they are created from 'one soul' (nafs wahidah). Kata kunci: gender, dekonstruksi, dan Islam