Fajar Azhari
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN KONSELING ASERTIVITAS DENGAN TEKNIK BEHAVIOURAL SKILL TRAINING UNTUK SISWA SMA DI WILAYAH TAPANULI BAGIAN SELATAN Nor Mita Ika Saputri; Harun Arrasyd; Fajar Azhari
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 3 (2023): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JULI-SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2023.v8i3.398-404

Abstract

Konseling adalah hubungan terapeutik antara konselor dan klien. Proses terapeutik menekankan pengembangan hubungan terapeutik dengan klien dan mengembangkan tindakan strategis yang efektif untuk memfasilitasi perubahan. Konseling ditujukan pada kondisi pribadi yang mandiri, sukses, dan memiliki kehidupan yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi melalui pengembangan yang terarah. Konseling akan berhasil jika konselor dan klien bekerjasama dalam mencapai tujuan konseling yang disepakati bersama, serta menghindari hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses konseling. Salah satu hambatan tersebut adalah resistensi klien, yaitu sikap penolakan atau pembelaan klien yang tidak sejalan dengan tujuan konseling. Konselor dituntut untuk dapat mengatasi hambatan tersebut dengan baik, guna mencapai tujuan dalam konseling.Konseling adalah hubungan terapeutik antara konselor dan klien. Proses terapeutik menekankan pengembangan hubungan terapeutik dengan klien dan mengembangkan tindakan strategis yang efektif untuk memfasilitasi perubahan. Konseling ditujukan pada kondisi pribadi yang mandiri, sukses, dan memiliki kehidupan yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi melalui pengembangan yang terarah. Konseling akan berhasil jika konselor dan klien bekerjasama dalam mencapai tujuan konseling yang disepakati bersama, serta menghindari hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses konseling. Salah satu hambatan tersebut adalah resistensi klien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis resistensi klien dalam proses konseling yaitu sikap penolakan atau pembelaan klien yang tidak sejalan dengan tujuan konseling. Konselor dituntut untuk dapat mengatasi hambatan tersebut dengan baik, guna mencapai tujuan dalam konseling. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi literatur (literature review). Hasil penelitian menemukan bahwa klien mungkin menunjukkan resistensi selama proses konseling. Bisa jadi, klien dapat datang kepada konselor secara sukarela atau dipaksa. Dengan mengetahui rahasia sikap klien dan mengetahui bagaimana resistensi terjadi, konselor dapat menganggap resistensi sebagai hal yang baik. Jika klien menentang, konselor tidak boleh terpengaruh oleh perasaan atau marah. Berikan perhatian penuh kepada klien dan jangan memaksa mereka untuk berbicara tentang masalah yang sama. Konselor juga harus memberi tahu klien tentang resistensi ini.