Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANAMAN KAKAO DI DESA PENYANDINGAN KECAMATAN PUNDUH PIDADA KABUPATEN PESAWARAN Albab, Bagja Rudhia Ulil; Mahi, Ali Kabul; Evizal, Rusdi; Syam, Tamaluddin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2111

Abstract

Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman yang penting bagi perekonomian desa Penyandingan Kabupaten Pesawaran, hal ini dikarenakan sumber pendapatan utama mereka berasal dari bertani kakao. Penelitian dilaksanakan pada sebagian lahan pertanaman kakao (Theobroma cacao L) di Kelompok Tani Sumber Rezeki Desa Penyandingan, Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran pada bulan Juni 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah megevaluasi kesesuaian lahan pertanaman kakao secara kualitatif dan kuantitatif .Evaluasi kesesuaian lahan kualitatif dilakukan berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman kakao menurut kriteria Djaenudin dkk. (2000), dan evaluasi kesesuaian lahan kuantitatif dilakukan adalah menganalisis kelayakan finansial dengan menghitung NPV, Net B/C, IRR, dan BEP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan pertanaman kakao di Desa Penyandingan masuk kedalam kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas C-organik (S2nr), dan secara finansial layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV sebesar Rp 215.272.155 ha -1 , Net B/C sebesar 2,08% thn -1 , IRR sebesar 25% thn -1 , dan BEP (titik impas) akan dicapai pada tahun ke 14, bulan ke 5, hari ke 26.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANAMAN PADI SAWAH IRIGASI KELOMPOK TANI MEKAR DESA TULUNG BALAK KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Astungkara, Tahtia Sarasmi; Syam, Tamaluddin; Nurmauli, Niar; Mahi, Ali Kabul
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.752 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.2006

Abstract

Tanaman padi merupakan tanaman yang sangat penting di Indonesia dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok. Untuk mencapai produksi yang optimal, tanaman padi sebaiknya ditanam pada lahan yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman tersebut.  Penilaian kesesuaian lahan sangatlah diperlukan guna mendapatkan informasi mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang sesuai, sehingga dapat diketahui kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatasnya, maka dapat ditentukan tingkat pengelolaan yang diperlukan.  Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan kualitatif dan kuantitatif pertanaman padi sawah irigasi Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur yang dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Maret 2013 dengan menggunakan metode survei dan pendekatan evaluasi lahan secara paralel, yaitu melakukan analisis fisik lingkungan berdasarkan kriteria biofisik tanaman padi sawah irigasi dan analisis kelayakan usaha budidaya tanaman padi sawah irigasi dengan menilaiNet Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio) dan Internal Rate of Return (IRR) untuk data selama 4 musim tanam.  Hasil penelitian menunjukkan, lahan pertanaman padi sawah irigasi Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur termasuk kedalam kategori kelas kesesuaian lahan cukup sesuai dengan faktor pembatas berupa kejenuhan basa dan C-organik (S2 nr), dan secara finansial menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan, kelayakan usaha ini dibuktikan dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai NPV rata-rata sebesar Rp 49.725.671,-, Net B/C ratio rata-rata sebesar 2,93, dan IRR rata-rata sebesar23,82% tahun-1 .
PEMANFAATAN CITRA SATELIT DALAM MENGIDENTIFIKASI PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN : STUDI KASUS HUTAN LINDUNG REGISTER 22 WAY WAYA LAMPUNG TENGAH Syam, Tamaluddin; Darmawan, Arif; Banuwa, Irwan Sukri; Ningsih, Kuswibowo
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.949 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2012.14-2.146

Abstract

Penggunaan teknologi penginderaan jauh di bidang kehutanan merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk memperoleh data yang cepat, akurat dan relatif murah untuk mendeteksi perubahan penutupan dan penggunaan lahan. Data series citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi digunakan untuk mendeteksi perubahan penutupan lahan di Kawasan Hutan Lindung Reg 22 Way Waya Kabupaten Lampung Tengah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yaitu tahun 2000, 2004 dan 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode klasifikasi terbimbing (supervised classification). Hasil analisis citra dan cek lapang menunjukkan adanya perubahan luasan dari masing-masing jenis penutupan lahan. Hutan sekunder (Hs) mengalami penurunan luas tutupan ± 5,2 % pada tahun 2004 dibandingkan dengan penutupan tahun 2000. Pada tahun 2000 hutan sekunder mempunyai luas 686,79 ha, turun menjadi 413,27 ha pada tahun 2004. Selanjutnya pada pengamatan tahun 2010 terjadi peningkatan kembali yang cukup signifikan dengan luas tutupan lahan sebesar 745,58 ha atau sekitar 14,57% dari luas keseluruhan. Peningkatan tutupan lahan hutan sekunder ini kemungkinan besar disebabkan dari hasil kegiatan reboisasi melalui program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang dilakukan pada tahun 2003.Kata kunci: Citra Satelit, Klasifikasi Terbimbing, Penutupan Lahan, Hutan Lindung ABSTRACTThe use of remote sensing technology in forestry sector is considered to be a proper choice for detecting land cover and land use changes fastly, cheaply and realitively cheaper. The series of satellite imageries with high spatial resolution was used to detect the land cover changes in Protected Forest Area of Reg 22 Way Waya of Central Lampung District during the last 10 years, namely 2000, 2004 and 2010. The method was used in this research is a supervised classification method. The image analysis results indicate that there were changes of each land cover type area. The secondary forest (Hs) land cover decreased about 5,2% in the period of 2004 compared to the year in 2000 (from 686.79 hectare to 413, 27 hectare). Meanwhile, the observation in 2010, the secondary forest (Hs) land cover was increased significantly against with an area of 745.58 hectares (approximately 14.57% of the total area). The increase of the secondary forest cover is most likely caused by the reforestation program of the Forest and Land Rehabilitation Activity (GNRHL) and Community Forestry in 2003.Keywords: Satellite Images, Supervised Classifications, Land Cover, Protected Forest
Identifikasi Karakteristik Kawasan Informal Pesisir Kota Bandar Lampung dan Kerentanan terhadap Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus : Kelurahan Kota Karang dan Kangkung) Ilmi, Warid Zul; Asbi, Adnin Musadri; Syam, Tamaluddin
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 17, No 2 (2021): JPWK Volume 17 No. 2 June 2021
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v17i2.33130

Abstract

This research aims to identify the characteristics of informal areas in Kelurahan Kota Karang and Kelurahan Kangkung and their vulnerability to the impacts of climate change. Climate change is a high-risk threat in the future, events such as flash floods, tidal flooding and water crisis will continue to worsen in coastal areas, and informal communities as a vulnerable group will be greatly affected by this. The method of data collection in this study uses the independent interview method, literature review and observation. The data analysis method used is descriptive qualitative analysis. According to the results of the analysis, the region has endeavored to deal with various shocks and pressures, and has characteristics of resilience as a capital of resilience in facing the impacts of climate change. However, they have not been able to solve all the existing problems.