Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Cholesterol, Glucose and Blood Cells Count of Rabbit Doe Fed Katuk (Sauropus androgynus L. Merr) Leaf Meal as Supplementation Akbar, M; Sjofjan, O; Minarti, S
ANIMAL PRODUCTION Vol 15, No 3 (2013): September
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.424 KB)

Abstract

Abstractl.  This study was aimed to determine the ability of katuk that can affected cholesterol, glucose, erythrocyte, leukocyte, and thrombocyte during 3 weeks treatment. Twenty four does were raised from 6–12 month old, divided into three blocks, four treatment diets, and two replications. The treatments were P0= control diet, P1= 99% control diet + 1% katuk leaf meal, P2= 98% control diet + 2% katuk leaf meal, and P3= 97% control diet + 3% katuk leaf meal. The variables observed were cholesterol, glucose, erythrocyte, leukocyte, and thrombocyte. Cholesterol and glucode were determined with colorimetri methode with GOD-PAP, erythrocyte, leukocyte, and trombocyte with haemocytometer.  Data were analyzed using analysis of variance (anova), followed by Duncans Multiple Test Range. The results showed that addition of katuk leaf meal can decreased cholesterol (50.67–48.34 mg/dl) and glucose (119–115 mg/dl) and increased erythrocyte (6.17–6.25x106/mm3) during 3 weeks experiment, whereas leukocyte, and thrombocyte not affected by katuk leaf meal. It is concluded that addition katuk leaf meal can decreased cholesterol and glucose and increased erythrocyte, whereas leukocyte and thrombocyte not affected by katuk leaf meal. Key words: Katuk leaf meal, cholesterol, glucose, blood cell Abstrak.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun katuk terhadap kadar kolesterol darah, glukosa darah, eritrosit, leukosit, dan trombosit kelinci betina. Dua puluh empat kelinci betina umur 6–12 bulan dibagi kedalam tiga kelompok dengan empat perlakuan pakan masing-masing dua ulangan. Perlakuan pakan yang diberikan adalah P0= pakan kontrol, P1= 99% pakan kontrol + 1% tepung daun katuk, P2= 98% pakan kontrol + 2% tepung daun katuk, dan P3= 97% pakan kontrol + 3% tepung daun katuk. Variabel yang diamati adalah kolesterol darah, glukosa darah, eritrosit, leukosit dan trombosit setelah 3 minggu perlakuan. Kadar kolesterol dan glukosa diukur dengan metode kolorimetri menggunakan GOD-PAP, jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit dengan haemocytometer. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan daun katuk dapat menurunkan kadar kolesterol (50,67–48,34 mg/dl) dan glukosa darah kelinci betina (119-115 mg/dl) dan meningkatkan eritrosit  (5,93–6,25x106/mm3). Sedangkan leukosit dan trombosit tidak terpengaruh oleh penambahan tepung daun katuk. Kesimpulan penelitian adalah penambahan tepung daun katuk pada pakan dapat menurunkan kadar kolesterol dan glukosa darah kelinci betina, dan meningkatkan jumlah eritrosit tetapi tidak mempengaruhi jumlah leukosit dan trombosit. Kata kunci: Tepung daun katuk, kolesterol, glukosa, sel darah
Penyelenggaran Pemerintahan ANALISIS KEKOSONGAN PEJABAT WAKIL BUPATI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BARRU TAHUN 2017- 2019 Akbar, M; Mursak; Asran
Jurnal Ilmiah Administrasita' Vol. 15 No. 1 (2024): EDISI JUNI 2024
Publisher : Program Studi Administrasi Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/administrasita.v15i1.751

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis kekosongan Pejabat Wakil Bupati di Kabupaten Barru. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-eksplanatif, yang akan mrnggambarkan dan menjelaskan mengenai kekosongan pejabat wakil Bupati di Barru. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekosongan pejabat Wakil Bupati di Kabupaten Barru di karenakan Bupati Barru terseret pada sebuah kasus sehingga secara otomatis Wakil Bupati menggantikan posisi sebagai Bupati Barru dan menimbulkan kosongnya pejabat Wakil Bupati di Kabupaten Barru. Dengan adanya kekosongan pejabat wakil Bupati Barru berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan baik pada internel eksekutif maupun legislatif, di bidang eksekutif, kekosongan pejabat wakil Bupati Barru membuat beban kerja eksekutif (Sekda) bertambah, dan proses pengawasan yang berlangsung tidak berjalan normal, Sementara dibidang Legislatif kekosongan pejabat wakil Bupati sedikit menganggu proses legislasi dimana terkadang ada pembahasan di DPRD yang seharusnya dihadiri oleh Bupati namum berhalangan hadir maka dengan kosongnya wakil bupati biasanya wakili oleh Sekda atau Kepala Dinas.
Analisis Potensi Pemanfaatan Kotoran Ternak Ruminansia Sebagai Sumber Energi Biogas di Provinsi Lampung Harmiansyah, Harmiansyah; Oviana, Ella; Bilhaq, Ikrar; Fadhilah, Rafi; Akbar, M; Meidaliyantisyah, Meidaliyantisyah; Suretno, Nandari; Efendi, Rustam
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol. 19 No. 02 (2024): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v19i02.614

Abstract

Energy, as the foundation of human needs, has benefits that can be utilized in various aspects such as industry, transportation, and household life. The study on biogas energy derived from the excrement of ruminant animals can be analyzed to meet the energy needs in the Lampung province. The data used is sourced from secondary data from the Lampung provincial BPS (Central Statistics Agency) in the year 2021. The variables in this research include the population of ruminant animals, potential waste production, potential biogas production, the potential energy capacity of biogas from ruminant animal waste, and the potential energy equivalence of biogas to LPG gas. Data analysis based on the accumulation of biogas produced from animal waste is influenced by various factors such as feeding, animal type, weight, total solid proportion, and waste availability. The study results indicate that the potential production of ruminant animal waste biogas in 2021 is 262.402.501,1 m³/year. The potential production of biogas from cattle waste is 235.969.215 m³/year, from buffalo waste is 11.498.047,5 m³/year, and from goat waste is 14.935.238,63 m³/year. The recommended types of biogas digesters that can be implemented are the floating tank type, plastic tubular type, and fixed dome type. Based on the study results, it can be concluded that the potential of ruminant animal waste for biogas energy in the Lampung province is very significant.
PENGARUH PENAMBAHAN SOYBEAN MEAL DAN MINERAL ORGANIK (Zn dan Cr) DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING RAMBON JANTAN Akbar, M; Fathul, Farida; Muhtarudin, Muhtarudin; Erwanto, Erwanto
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Mei 2024
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2024.8.2.218-224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan soybean meal dan mineral organik (Zn dan Cr) untuk mengetahui pemberian terbaik terhadap ecernaan ADF dan NDF pada kambing rambon jantan. Penelitian ini dilaksanakan Desember 2022--Januari 2023 di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandarlampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok, dengan menggunakan 12 kambing rambon jantan. Perlakuannya adalah P1; ransum basal 100%, P2; 90% ransum basal + 10% soybean meal, dan P3; 100% rasum basal + mineral organik (Zn 40 ppm dan Cr 0,3 ppm), P4; 90% ransum basal + 10% soybean meal +. mineral organik (Zn 40 ppm dan Cr 0,3 ppm). Hasil dari penelitian ini menunjukkan Pemberian ransum basal yang diberi perlakuan penambahan soybean meal (SBM) dan mineral organik (Zn dan Cr) pada kambing rambon jantan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF).