ABSTRAKInsidensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Indonesia semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat tentang pencegahan PJK masih kurang termasuk faktor risiko PJK yang mungkin dimilikinya. Pangandaran merupakan daerah pesisir pantai di Jawa Barat yang belum memiliki pelayanan yang memadai sehingga deteksi dini faktor risiko PJK pada masyarakatnya belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko PJK pada masyarakat pangandaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yang dilakukan pada 87 masyarakat Pangandaran dengan mengkaji faktor risiko PJK seperti riwayat penyakit sebelumnya, tingkat aktivitas, usia, pekerjaan, pemeriksaan gula darah, kadar kolesterol, pengukuran lingkar perut dan body Mass Index (BMI). Berdasarkan hasil deteksi dini tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat Desa Pangandaran berada pada status nutrisi overweight (47,1%) dan memiliki lingkar perut yang kelebihan ringan (36,8%), tidak berolahraga (64%), memiliki kadar gula darah normal (69%), dan kadar kolesterol tinggi (74,7%). Sedangkan tekanan darah sebagian besar masyarakat desa Pangandaran adalah normal (60,9%). Masyarakat Pangandaran memiliki faktor risiko PJKdiantaranya overweight, kelebihan lingkar perut, kurang beraktivitas, dan hiperkolesterolemia. Oleh karena itu, petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan PJK terutama untuk mengatasi hiperkolesterolemia, overweight dan kelebihan lingkar perut yaitu dengan beraktivitas yang cukup dan menjaga pola diet.Kata kunci: Faktor risiko, Pangandaran, Penyakit Jantung Koroner. ABSTRACTIncidence of Coronary Heart Disease (CHD) in Indonesia has increased. This relates to the level of public awareness on the prevention of CHD is still less including CHD risk factors that may be held. Pangandaran is a coastal area in West Java that has not had adequate services so that early detection of risk factors for CHD in the community has not been maximized. This study was conducted to identify risk factors of CHD in Pangandaran society. This research is a quantitative descriptive research with cross sectional study approach conducted on 87 Pangandaran community by examining CHD risk factors such as previous disease history, activity level, age, occupation, blood glucose examination, cholesterol level, measurement of abdominal circumference and body mass index (BMI). Based on the results of early detection it can be seen that most of the people of Pangandaran Village are in overweight nutritional status (47.1%) and have abdominal circumferences that are overweight (36.8%), not exercised (64%), have normal blood glucose (69%), and high cholesterol (74.7%). While the blood pressure of most people in Pangandaran village is normal (60.9%). Pangandaran community has risk factors for CHD including overweight, excess abdominal circumference, lack of activity, and hypercholesterolaemia. Therefore, health workers are expected to provide health education on the prevention of CHD, especially to overcome hypercholesterolemia, overweight and excess abdominal circumference that is with enough activity and maintain diet patterns.Keywords: Coronary Heart Disease, Pangandaran, Risk factors