Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang tidak sesuai dengan umur atau panjang lebih dari -2 SD median standar pertumbuhan anak dari WHO. Persentase balita stunting di Kalimantan Timur sebesar 27.6% atau telah berada di bawah rerata persentase nasional 37,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat dinilai dari survei dan observasi yang dapat mempengaruhi kejadian stunting. Penelitian ini dilaksanakan di RT 01 dan RT 02 Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimatan Timur menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data secara sekunder dan primer melalui wawancara langsung yang dipandu kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang memberikan gambaran umum mengenai pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Hasil penelitian menunjukkan secara epidemiologi terdapat 64% responden menderita ISPA dan 34% menderita Hipertensi. Dalam dunia kesehatan, ditemukan terdapat 14% responden sering mengonsumsi mie instan, secara kesehatan lingkungan terdapat 31% responden mengolah sampah dengan dibakar, berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap perilaku merokok terdapat 44.9% responden merokok di dalam rumah dan berdasarkan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja terdapat 56.5% remaja tidak menerima informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dari orang tua. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 masalah yang berkaitan dengan penegtahuan dan perilaku hidup sehat sebagai faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stunting. Sehingga diharapkan peran tenaga kesehatan dan kader dapat lebih menyebarluaskan informasi pencegahan stunting dengan pengembangan inovasi program pencegahan stunting terbaru.