Banyak generasi muda yang kurang peduli dengan budaya di Indonesia, dengan melihat permasalahan tersebut, pengabdian ini dilakukan untuk memperkenalkan budaya barongan khas Blitar kepada khalayak luas sekaligus membantu memperluas target pasar produk barongan. Dengan adanya pengabdian masyarakat yang dilakukan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi serta manfaat dalam meningkatkan daya saing dan memperluas target pasar Barongan Wisanggeni Art Gallery. Di setiap daerah memiliki jenis barong yang berbeda – beda, contohnya seperti di Blitar, barongan blitar sering disebut sebagai Barongan Kucingan. Barongan Khas Blitar memiliki karakter tegas, galak namun suka bercanda atau bermain yang dikenal dengan sifat “Ngucing”. Bahan baku pembuatannya berasal dari kayu yang ukurannya besar dan berat. Metode yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi dan keadaan yang ada pada UMKM Barongan selanjutnya kami melakukan identifikasi permasalahan untuk mengetahui dengan detail permasalahan yang sedang dihadapi UMKM Barongan yaitu kurang luasnya target pasar karena belum dikenalnya barongan khas Blitar ke khalayak luas. Setelah mengetahui permasalahan, kami melakukan penyelesaian masalah dengan menggunakan metode SOSTAC (Situation analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, and Control) sebagai alat ukur keberhasilan kami. Dalam proses pengabdian ini, penulis berhasil membuat sistem digital marketing dengan menyediakan berbagai plaftrom online seperti Shopee, TikTok, Instagram, dan Youtube sebagai media promosi, membuatkan konten yang menarik pelanggan, serta mendampingi dan memberikan pelatihan kepada pelaku atau pekerja UMKM Wisanggeni Art Gallery.