Heni Isniyati
Universitas Negeri Semarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Distribution Of Covid-19 Based on Location Quotient (LQ) in Batang Regency, Central Java, Indonesia Heni Isniyati; Eram Tunggul Pawenang; Mustafa Daru Affandi; Yanesti Nuravianda Lestari
Unnes Journal of Public Health Vol 12 No 2 (2023): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang (UNNES) in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ujph.v12i2.62741

Abstract

The distribution of Covid-19 cases in the Batang regency increased to 9,924 confirmed cases from its first identification on April 4, 2020, until December 2021. The potential distribution of Covid-19 instances in 2020 and 2021 is in low land near the regency's main road access. This study aims to analyze the potential distribution of Covid-19 in an area based on environmental characteristics by a spatial approach based on location quotient (LQ) in the Batang regency for 2 consecutive years. The type of research is descriptive with a spatial explanatory design with a sample were 248 villages in the Batang regency. The results showed that 248 villages were confirmed to have Covid-19 with a very high potential distribution (LQ> 1.2) were 53 (21.4%) villages, the high potential distribution (1.05<LQ< 1.2) were 20 (8,1%) villages, the average potential distribution (0.95<LQ< 1.05) were 12 (4,8%) villages, the low potential distribution (0.80<LQ< 0.95) were 25 (10,1%) villages, and shallow potential distribution (0<LQ< 0.8) were 138 (55,6%) villages. Moran’s index showed that the pattern of Covid-19 has a significant spatial correlation with p-value < 0.01 and Z-score > 2.58 in both 2020 and 2021 with the distribution pattern forming a cluster.
Integration of Minimum Initial Service Package for Reproductive Health in the Sister Village Program Dwi Yunanto Hermawan; Heny Widyaningrum; Sook Foong Lee; Sofwan Indarjo; Efa Nugroho; Bambang Budi Raharjo; Alfiana Ainun Nisa; Puput Ediyarsari; Bambang Wahyono; Heni Isniyati; Edi Wasono; Bayu Eko Prihatno; Agus Rozali
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v19i2.43465

Abstract

Tingginya Indeks Risiko Bencana (IRB) Indonesia mendorong pemerintah untuk memberi perhatian ekstra terhadap upaya penanggulangan bencana. PPAM harus tersedia pada situasi krisis kesehatan karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan reproduksi tetap ada dan justru meningkat pada masa tanggap bencana. Integrasi PPAM dalam program Sister Village sangat penting dilakukan sebagai upaya pengurangan dampak bencana terhadap kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peluang dan hambatan untuk menintegrasikan PPAM dalam program desa bersaudara. Penelitian menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan teknik Focus Group Discussion kepada 10 informan yang merupakan stakeholder yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam integrasi PPAM dan program Sister Village, peran setiap stakeholder sangat penting untuk mencapai tujuan program. Kerja sama dan koordinasi antar stakeholder menjadi kunci dalam keberhasilan program. Dengan adanya integrasi PPAM dalam program Sister Village dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan reproduksi, memperkuat hubungan antara sektor kesehatan dan sektor pembangunan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan reproduksi. Keterbatasan aksesibilitas dan infrastruktur di desa-desa terpencil, masalah stigma dan budaya di masyarakat desa, kurangnya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan pihak terkait, serta masalah keamanan dan konflik di beberapa daerah menjadi hambatan dalam integrasi program ini.