Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Sosialisasi Buku Kia Versi 2020 Bagi Kader di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021 Fenty Agustini; Tupriliany Danefi
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (Pamas) Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Pelayanan dan Pengadian Masyarakat (Pamas)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/pamas.v5i2.1686

Abstract

Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah dengan angka kematian ibu tertinggi ke-3 di Jawa Barat, pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Tasikmalaya adalah 145,23/100.000 KH dan angka kematian bayi tertinggi ke-4 yaitu pada tahun 2016 sebesar 8,23/1000 KH.  Berdasarkan data pendahuluan yang diperoleh dari kader Desa Cikunir didapatkan hasil bahwa sebagian besar buku KIA disimpan di posyandu dengan alasan biar tidak rusak sehingga sebagian besar ibu tidak memahami isi yang terdapat didalam buku KIA. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk Sosialisasi  Buku KIA Versi 2020 Bagi Kader di Desa Padasuka Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi Buku KIA Versi 2020 Bagi Kader di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021. Dengan terlebih dahulu dilakukan pre test dan setelah dilakukan sosialisasi dilaksanakan post test untuk mengukut sejauh mana efektivitas pelaksanaan sosialisasi. Sasaran sosialiasi kader adalah kader di Desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna berjumlah 12 orang yaitu perwakilan kader setiap posyandu. Dari 12 orang kader, sebanyak 10 orang (83,3%) mengalami kenaikan nilai dari pre test dan post test sedangkan 2 orang (16,7%) memiliki nilai yang tetap. Berdasarkan hasil kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan kader. Kata kunci : Sosialisasi, Buku KIA, Kader
The Utilization of KIA Book in Padasuka Village in Sukarame Community Health Center Fenty Agustini; Tupriliany Danefi
JURNAL KEBIDANAN Vol 11, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v11i1.6471

Abstract

Pada tahun 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame terdapat 4 kasus kematian ibu dan 6 kasus kematian bayi. Salah satu faktor penyebab tidak langsung dari kematian ibu yaitu terlambat mengetahui tanda bahaya kehamilan. Salah satu upaya untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pemanfaatan buku KIA. Saat ini persebaran buku KIA di Indonesia sudah mencapai 94%. Akan tetapi meskipun data survei kesehatan nasional (Sirkesnas) 2016 menunjukkan sebanyak 81,5% ibu hamil telah memiliki buku KIA, hanya 60,5% di antaranya yang bisa menunjukkan dan hanya sebanyak 18% buku KIA yang terisi lengkap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemanfaatan buku KIA oleh ibu balita. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan buku KIA di Desa Padasuka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi buku KIA pada  ketegori positif yaitu  92,31%,  membawa buku KIA ke fasilitas kesehatan pada  kategori bawa sebesar  61,54%, membawa buku KIA ke posyandu  100%, menjaga Buku KIA pada  kategori terawat sebesar  62,82 %, bertanya apabila ada yang kurang jelas dari buku KIA untuk kategori bertanya sebesar  73,08 %, pengetahuan kategori baik sebesar  33,33 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagin besar ibu sudah memanfaatkan buku KIA meliputi persepsi positif terhadap buku KIA, membawa buku KIA ke posyandu dan membawa buku KIA ke pelayanan kesehatan lain, kondisi buku KIA terawat, bertanya kepada petugas kesehatan, akan tetapi sebanyak 66,67% tidak membaca buku KIA terbukti dari pengetahuan ibu sebanyak 66,67% termasuk kategori kurang.
Pendampingan Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Remaja Uswatun Hasanah Desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Santi Susanti; Fenty Agustini; Dina Nurfitriani Dewi; Tita Rosmiati
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 3 (2023): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v3i3.276

Abstract

Introduction: Adolescent Reproductive Health Service is an activity and/or a series of activities aimed at adolescents in the context of maintaining reproductive health.Youth Integrated Service Post (Posyandu) is a form of Community-Based Health Efforts (UKBM) that is managed and organized from, by, for and with the community, including youth, in the implementation of health development, in order to empower the community and provide convenience in obtaining health services for adolescents to improve health status and adolescent healthy life skills. In Cikunir Village, Singaparna District, Tasikmalaya Regency, there is a youth Posyandu which has been running for 2 years. Based on information from youth cadres, there are 3 cadres who are not active. In this regard, it is necessary to recruit new youth cadres and enhance the capacity of youth cadres to increase their role in the implementation of youth posyandu. Objective: The purpose of this service was The purpose of this service was increase the capacity of youth posyandu cadres in managing posyandu.The target of the activity included youth posyandu cadres, prospective youth posyandu cadres from each hamlet and youth posyandu working groups in Cikunir village. Method: This public service was conducted by Observational method. Result: The results of the activity obtained increased knowledge of cadres about adolescent reproductive health counseling materials and increased youth skills in implementing the 5 table posyandu system and examination anthropometry. Conclusion: Cadre assistance is able to improve the knowledge and skills of cadres in the implementation of the Youth Integrated Service Post.
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Santi Susanti, SST,M.Kes; Tupriliany Danefi, SST,M.Kes; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i2.3

Abstract

Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan suatu bangsa. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, angka tersebut masih tertinggi di Asia. Demikian juga hasil SDKI tahun 2012 ditemukan AKI semakin tinggi yaitu 359/100.000 Kelahiran Hidup. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu 28 persen(28%). Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di Wilayah Puskesmas Singaparna ditemukan masih tingginya ibu hamil dengan anemia yaitu 255 orang atau sebanyak 20,76%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatanCross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Singaparna Tahun 2014. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jenis data adalah data sekunder. Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu 6 bulan. Hasil penelitian. Terdapat hubungan antara Umur dan Status Gizi dengan anemia dalam kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara paritas dan usia kehamilan dengan anemia dalam kehamilan. Ibu dengan KEK memiliki resiko anemia 2 x lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia. Ibu yang hamil di periode usia resiko tinggi memiliki resiko anemia 1 x lebih tinggi dibandingkaan ibu yang hamil diusia reproduksi sehat. Simpulan dan saran. Status gizi ibu merupakan faktor dominan risiko anemia kehamilan. Saran ibu dianjurkan hamil di usia reproduksi sehat dan mempersipakan kehamilan melalui asuhan prakonsepsi untuk mendapatkan status kesehatan yang baik sebelum kehamilan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CIKUNIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Fenty Agustini, S.ST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i1.4

Abstract

Program peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu, khususnya ASI Eksklusif merupakan program prioritas, karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Program prioritas ini berkaitan juga dengan kesepakatan global antara lain : Deklarasi innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap penggunaan ASI, disepakati pula untuk pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2010 (Roesli, 2000). Berdasarkan data Susenas (2007-2008) cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008). Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa hal diantaranya belum optimalnya penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), pemahaman masyarakat serta gencarnya pemberian susu formula (Kementrian Kesehatan RI, Pekan ASI Sedunia). Dari data Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008). Berdasarkan laporan desa Cikunir jumlah bayi periode bulan Desember 2013 sebanyak 125 bayi. Dari jumlah bayi di desa cikunir sebesar 58,4% diberikan ASI Ekslusif dan sebesar 41,6% tidak diberikan ASI Eksklusif. Desa Cikunir menempati urutan terbesar dimana bayi tidak diberikan ASI secara ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Singaparna. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif dan berada di Desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 87 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Accidental Sampling, artinya sampel diambil pada saat dilaksanakan posyandu yaitu sebanyak 47 orang. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif, dengan variable yang diteliti yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan paritas. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian di lakukan pada bulan April-Mei 2014. Simpulan berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif diantaranya : umur, pendidikan, paritas dan pengetahuan. Sedangkan faktor pekerjaan tidak terlalu mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGETAHUAN AKSEPTOR SUNTIK TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA KURNIABAKTI KECAMATAN CIAWI TASIKMALAYA TAHUN 2012 Fenty Agustini, SST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 1 (2013): Februari 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i1.13

Abstract

Pertumbuhan penduduk (Growth Rate) di Indonesia dewasa ini tidak menggembirakan. Karena angka kelahiran masih cukup tinggi. Tanpa adanya pengendalian laju pertumbuhan penduduk maka usaha-usaha dibidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal, kurang berfaedah. Tujuan umum penulisan adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Akseptor Suntik Tentang Kontrasepsi Suntik Di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Tasikmalaya Tahun 2012. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan, pengetahuan dibidang kesehatan dan dapat menambah informasi bagi pembangunan ilmu kebidanan khususnya pelayanan Keluarga Berencana. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh akseptor KB suntik di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Tasikmalaya Tahun 2012 dengan jumlah 45 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling dan menggunakan kriteria. Analisa data dengan menggunakan persentasi dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan akseptor KB suntik di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012 termasuk kategori kurang yaitu sebanyak 45 orang atau 66,3 persen dan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya pengetahuan akseptor KB suntik yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penyebab rendahnya pengetahuan akseptor KB suntik yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan untuk dijadikan tambahan dokumentasi penelitian mahasiswa sebagai acuan pengetahuan ilmu kebidanan tentang alat kontrasepsi Suntik.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.29

Abstract

Pemilihan jenis kontrasepsi pada setiap wanita bergantung pada beberapa faktor diantaranya umur, jumlah keluarga yang diinginkan, paritas, pengalaman metode yang lalu, status kesehatan, efektifitas, pertimbangan efek samping dan biaya. Laporan Puskesmas Tamansari tahun 2012 cakupan AKDR sebanyak 5,70%, Implan sebanyak 4,32%, cakupan MOW sebanyak 0,47%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2013. Metode penelitian ini adalah analitik dan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling, setelah dilakukan penelitian jumlah sampel sebanyak 372 orang. Data diperoleh menggunakan instrumen dan dianalisis dengan menggunakan univariat dan bivariat Hasil penelitian ini diketahui terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang dengan (p value 0,002) Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang. Pasangan usia subur agar meningkatkan pengetahuan program KB yang akhirnya dapat memilih kontrasepsi sesuai dengan tujuannya.
GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM LIMA LANGKAH POSYANDU DI POSYANDU DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.65

Abstract

Posyandu memiliki peran strategis dalam menurunkan angka kematian balita baik melalui upaya peningkatan status gizi balita maupun dengan peningkatan pengetahuan ibu balita. Berdasarkan survey yang dilakukan tercatat beberapa permasalahan tentang Posyandu antara lain: a) Posyandu yang ada belum berjalan sesuai fungsinya dengan baik. b) Sebgian Besar Posyandu tidak memiliki peralatan yang memadai. c) Sebagian besar Posyandu belum memiliki tempat yang layak dan belum memiliki kader yang cukup. d) Cakupan pelayanan Posyandu masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan sistem lima langkah posyandu di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengkaji gambaran pelaksanaan sistem lima langkah posyandu. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional dimana data diambil dengan melakukan observasi secara langsung Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar atau sebanyak 90,9 % Posyandu di Desa Cikunir melaksanakan sistem lima langkah posyandu. Perlu ditingkatkan pelaksanaan sistem lima langkah posyandu dengan terlebih dahulu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan kader mengenai pelaksanaan sistem lima langkah posyandu di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN GIZI PADA BALITA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.75

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang mempengaruhi timbulnya kekurangan gizi pada balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sehingga kemudian dapat dibuat program yang dapat mencegah dan menanggulangi masalah kekurangan gizi dengan menghilangkan faktor penybab yang bisa menimbulkannya. Target khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor penyebab langsung dan tidak langsung yang menyebabkan balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekurangan gizi. Balita yang dijadikan sampel diukur kembali status gizinya dengan membandingkan berat badan balita berdasarkan tinggi badannya (indeks yang digunakan adalah BB/TB). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki Balita yang mengalami kekurangan gizi. Variabel yang diukur terdiri dari variabel-variabel yang menjadi faktor penyebab timbulnya kekurangan gizi, baik faktor langsung maupun tidak langsung. Faktor yang diteliti meliputi pola makan, penyakit infeksi yang diderita balita, pola asuh balita, pola pemberian ASI, ketersediaan makanan di Rumah Tangga, pelayanan kesehatan, keadaan lingkungan rumah,dan tingkat ekonomi keluarga. Alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing-masing variabel adalah kuesioner yang diwawancarakan. Data masing masing variabel kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk kemudian dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas tentang faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan balita yang mengalami kekurangan gizi di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 75,0% balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dalam kesehariannya berada dalam kepengasuhan ibunya secara langsung, Hanya 56,2% balita penderita gizi kurang yang mendapatkan ASI secara eksklusif, Sebanyak 43,8% balita penderita gizi kurang dibawa ke bidan apabila menderita sakit, Kondisi lingkungan rumah balita penderita gizi kurang di masih belum memenuhi syarat kesehatan serta Rata-rata pendapatan keluarga balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 850.000. Puskesmas hendaknya membuat program yang lebih spesifik untuk dalam hal promosi kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan gizi balita dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di masyarakat.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA DI SMAN 2 SINGAPARNA KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Tupriliany Danefi; Fenty Agustini
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 10 No. 1 (2019): Februari 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v10i1.100

Abstract

Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri. Selain itu tingginya angka pernikahan dini/remaja (48%) menyumbangkan dampak yang tinggi terhadap kejadian anemia yang merupakan implikasi kehamilan dari remaja yang anemia yaitu sebanyak 48 per 1000 kehamilan. Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%. Prevalensi anemia pada wanita di Indonesia sebesar 23,9 % dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun. Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singaparna tahun 2014 didapatkan data bahwa dari 59 ibu hamil usia kurang dari 20 tahun sebanyak 18,6% mengalami anemia. Kejadian anemia pada ibu hamil sangat erat kaitannya dengan kejadian anemia pada masa remaja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hubungan status gizi dan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja di SMAN 2 Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan desain cross sectional. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMAN 2 Singaparna dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 77 siswi.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan siswi yang mengalami anemia sebanyak 29,9% dan yang tidak anemia sebesar 70,1%. Hasil tabulasi silang mengenai status gizi dengan anemia didapatkan sebanyak 25,7% siswi dengan status gizi baik mengalami anemia, sedangkan sebanyak 71,4% siswi dengan status gizi kurang mengalami anemia dengan hasil uji statistik diperoleh p value 0,012 kurang dari alpha (0,05). Untuk pola menstruasi dengan kejadian anemia didapatkan sebanyak 28,6% siswi dengan pola menstruasi normal mengalami anemia , sedangkan sebanyak 37,5% siswi dengan pola menstruasi tidak normal mengalami anemia dengan hasil uji statistik diperoleh p value 0,597 lebih besar dari alpha (0,05).Simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri dan tidak ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Saran bagi sekolah Perlu adanya kerjasama dengan fasilitas kesehatan supaya bisa mengadakan penyuluhan tentang gizi remaja di sekolah dan makanan kaya zat besi sehingga remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi dan masalah anemia pada remaja putri.