Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Faktor sosio ekonomi demografi terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar Mahmudah, Umi; Dirgahayu, Paramasari; Wasita, Brian
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.538 KB)

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Anak sekolah dasar merupakan golongan yang paling berisiko terhadap kejadian infeksi kecacingan. Infeksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene,  serta kondisi  sosio  ekonomi demograf daerah sekitar. Kondisi sosio demograf yang berbeda di setiap wilayah mengakibatkan terjadinya infeksi kecacingan yang berbeda–beda. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor sosio ekonomi demograf  terhadap  kejadian  infeksi  kecacingan  pada  anak  sekolah  dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 dengan jumlah 92 siswa, sedangkan besar sampel penelitian berjumlah 74 siswa di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode  formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Sebelas Maret.  Data  sosio  ekonomi  demograf diperoleh dengan kuisioner dengan metode wawancara. Analisis data diolah menggunakan chi square. Hasil: Prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali adalah 40,21%. Pendidikan ayah (p=0,159) dan pendidikan ibu (p=0,352) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Penghasilan ayah (p=0,330) dan penghasilan ibu (p=1,152) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kesimpulan:  Pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan.Kata kunci: Sosio; ekonomi; demograf; infeksi kecacingan
Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Infeksi Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar Mahmudah, Umi
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurkes.v10i1.5490

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi tidak hanya dipengaruhi oleh kurangnya asupan makanan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh infeksi, salah satunya adalah infeksi kecacingan. Siklus hidup cacing dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene, serta kondisi sosio ekonomi demografi daerah sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan rumah terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan teknik observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Data sanitasi lingkungan rumah diperoleh dengan questioner dengan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan adalah 40,21%. Jenis lantai, ketersediaan air bersih, kepemilikan tempat sampah, dan sarana pembuangan air limbah berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kepemilikan jamban tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Sanitasi lingkungan rumah berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar.
Edukasi Konsumsi Buah dan Sayur sebagai Strategi dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Anak Sekolah Dasar Mahmudah, Umi; Yuliati, Endri
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i1.9134

Abstract

Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengenai masalah gizi. Secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5 – 12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%. Prevalensi status gizi pada anak sekolah dasar di SD Al-Firdaus yaitu status gizi normal 68,14%, gemuk 21,97%, sangat gemuk 15% serta kurus dan sangat kurus 2,20%. Kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan penyebab resiko ke-10 tertinggi dari angka kematian di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mengurangi resiko defisiensi zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran dilakukan promosi gizi melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur yang diawali dengan pretest pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah sayur dan diakhiri dengan post test pengetahuan dan sikap serta konsumsi salad buah bersama. Edukasi dilakukan pada anak sekolah dasar kelas V di SD Al Firdaus Surakarta dengan jumlah 21 siswa. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media power point dan handout materi sebagai pegangan siswa. Setelah proses kegiatan berlangsung, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena adanya edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh edukasi konsumsi buah dan sayur terhadap pengetahuan dan sikap pada anak sekolah dasar.
Analisis tingkat penerimaan media Cakram Gizi Buah dan Sayur pada remaja sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta Umi Mahmudah; Siska Puspita Sari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/ilgi.v4i2.215

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan kelompok usia yang paling rendah dalam hal tingkat konsumsi buah dan sayur. Obesitas pada remaja berkaitan dengan konsumsi buah dan sayur yang rendah. Diperlukan cara untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur, salah satunya dengan edukasi. Media Cakram Gizi Buah dan Sayur merupakan salah satu alat media edukasi gizi yang bersifat visual yang melibatkan panca indera. Perlu adanya analisis terhadap tingkat penerimaan Cakram Gizi Buah dan Sayur yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat penerimaan media Cakram Gizi Buah dan Sayur pada siswa sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada remaja sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta dengan total responden 128 siswa. Penelitian dilakukan secara daring, dengan mengirimkan media Cakram Gizi Buah dan Sayur ke alamat rumah responden. Data tingkat penerimaan Cakram Gizi Buah dan Sayur diambil menggunakan kuesioner melalui google form, selanjutnya dilakukan analisis dengan uji Chi Square. Hasil: Tidak terdapat perbedaan tingkat penerimaan media Cakram Gizi Buah berdasarkan bentuk dan gambar cakram (p=1,000), desain dan layout (p=0,852), isi (p=1,000), serta kesukaan secara keseluruhan (p=1,000), baik pada sekolah negeri maupun swasta. Tidak terdapat perbedaan tingkat penerimaan media Cakram Gizi Sayur berdasarkan bentuk dan gambar cakram (p=1,000), desain dan layout (p=0,071), serta kesukaan secara keseluruhan (p=1,000), baik pada sekolah negeri maupun swasta. Akan tetapi terdapat perbedaan tingkat penerimaan media Cakram Gizi Sayur berdasarkan isi (p=0,049). Kesimpulan: Media Cakram Gizi Buah dan Sayur bisa diterima dengan baik oleh remaja.
Pengaruh media teka-teki silang terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar Umi Mahmudah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.25 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.90

Abstract

Latar Belakang: Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok rawan masalah gizi, baik pada gizi kurang maupun gizi lebih. Pendidikan gizi seimbang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Metode pendidikan mendorong peran serta dan keterlibatan anak untuk memberikan motivasi dalam belajar. Berbagai metode pendidikan yang menarik bagi anak antara lain permainan, tebak-tebakan, diskusi kelompok, serta peragaan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi menggunakan media teka-teki silang (TTS) terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-posttest with control group. Penelitian dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri Donohudan I. Pengukuran pengetahuan gizi seimbang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan gizi menggunakan teka-teki silang dan kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi menggunakan ceramah. Pengukuran pengetahuan pretest dilakukan sebelum diberikan pendidikan gizi dan pengukuran pengetahuan posttest diberikan setelah dilakukan pendidikan gizi. Data dianalisis menggunakan Paired T-test dan Independent Sample T-test. Hasil: Terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media TTS dan media ceramah (p=0,010). Rerata peningkatan pengetahuan gizi menggunakan media TTS lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah pada anak sekolah dasar. Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan gizi seimbang sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi, baik menggunakan media teka-teki silang maupun menggunakan media ceramah.
Faktor sosio ekonomi demografi terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar Umi Mahmudah; Paramasari Dirgahayu; Brian Wasita
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.538 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.14

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Anak sekolah dasar merupakan golongan yang paling berisiko terhadap kejadian infeksi kecacingan. Infeksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene,  serta kondisi  sosio  ekonomi demograf daerah sekitar. Kondisi sosio demograf yang berbeda di setiap wilayah mengakibatkan terjadinya infeksi kecacingan yang berbeda–beda. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor sosio ekonomi demograf  terhadap  kejadian  infeksi  kecacingan  pada  anak  sekolah  dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 dengan jumlah 92 siswa, sedangkan besar sampel penelitian berjumlah 74 siswa di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode  formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Sebelas Maret.  Data  sosio  ekonomi  demograf diperoleh dengan kuisioner dengan metode wawancara. Analisis data diolah menggunakan chi square. Hasil: Prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali adalah 40,21%. Pendidikan ayah (p=0,159) dan pendidikan ibu (p=0,352) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Penghasilan ayah (p=0,330) dan penghasilan ibu (p=1,152) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kesimpulan:  Pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. 
Pengaruh penggunaan media cakram gizi terhadap pengetahuan remaja mengenai konsumsi buah dan sayur Umi Mahmudah; Siska Puspita Sari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.94 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v3i2.142

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang, terutama konsumsi buah dan sayur. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa penduduk berumur ≥ 10 tahun yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur mencapai 96,4%. Salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur adalah dengan menyelenggarakan pendidikan gizi yang bertujuan mengubah pengetahuan masyarakat menuju konsumsi pangan yang sehat dan bergizi. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun model pendidikan gizi yang efektif dan efisien melalui berbagai media seperti poster, leaflet, booklet, ataupun media yang lainnya. Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media cakram gizi terhadap pengetahuan remaja mengenai konsumsi buah dan sayur. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pretest-posttest design. Subjek penelitian merupakan remaja kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebanyak 61 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Intervensi gizi menggunakan media cakram gizi dilakukan 1 kali setiap minggu selama 4 minggu. Data yang diambil adalah pengukuran pengetahuan sebelum (pretest) dan sesudah intervensi (posttest) dengan menggunakan kuesioner. Analisis data diolah menggunakan Wilcoxon Rank Test. Hasil: Nilai pengetahuan minimum pada pretest dan posttest adalah 46,67 dan 40,00, sedangkan nilai maksimum baik pretest maupun posttest sama yaitu 93,33. Terdapat peningkatan rerata nilai pengetahuan dari 68,30 menjadi 72,67 dengan nilai p=0,007 (p<0,05) setelah dilakukan edukasi gizi menggunakan media cakram gizi mengenai konsumsi buah dan sayur. Kesimpulan:Terdapat pengaruh penggunaan media cakram gizi terhadap pengetahuan remaja mengenai konsumsi buah dan sayur. 
Edukasi Konsumsi Buah dan Sayur sebagai Strategi dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Anak Sekolah Dasar Umi Mahmudah; Endri Yuliati
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i1.9134

Abstract

Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rawan mengenai masalah gizi. Secara nasional masalah gemuk pada anak usia 5 – 12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%. Prevalensi status gizi pada anak sekolah dasar di SD Al-Firdaus yaitu status gizi normal 68,14%, gemuk 21,97%, sangat gemuk 15% serta kurus dan sangat kurus 2,20%. Kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan penyebab resiko ke-10 tertinggi dari angka kematian di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mengurangi resiko defisiensi zat gizi mikro dan serangan penyakit tidak menular. Upaya dalam meningkatkan kesadaran konsumsi buah dan sayuran dilakukan promosi gizi melalui komunikasi, informasi dan edukasi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur yang diawali dengan pretest pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah sayur dan diakhiri dengan post test pengetahuan dan sikap serta konsumsi salad buah bersama. Edukasi dilakukan pada anak sekolah dasar kelas V di SD Al Firdaus Surakarta dengan jumlah 21 siswa. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media power point dan handout materi sebagai pegangan siswa. Setelah proses kegiatan berlangsung, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan dan sikap mengenai konsumsi buah dan sayur pada anak sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena adanya edukasi mengenai konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh edukasi konsumsi buah dan sayur terhadap pengetahuan dan sikap pada anak sekolah dasar.
Peningkatan Kualitas Pendidik PAUD sebagai Upaya dalam Pencegahan Stunting di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul umi mahmudah
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 4, Oktober 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i4.12920

Abstract

Analisis situasi: Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 di Kabupaten Bantul, diketahui prevalensi stunting adalah 23,1%, Di salah satu kecamatan di Bantul, yaitu Kecamatan Pundong, prevalensi stunting mencapai 19,6% dengan prevalensi tertinggi terdapat di desa Srihardono yaitu 27,1%. Hal ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul karena melebihi cut off WHO yaitu 20%. Permasalahan: PAUD memiliki peran penting dalam berkontribusi mengantisipasi dan menurunkan tingkat stunting pada anak balita. Hampir 90% guru PAUD di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul bukanlah pendidik yang mempunyai latar belakang pendidikan PAUD. Sebagian besar guru berasal dari ibu-ibu di sekitar lokasi PAUD yang bersedia mengabdi untuk menjadi guru PAUD. Para pendidik PAUD masih banyak yang belum mengetahui mengenai stunting, belum dibekali pengetahuan dan keterampilan yang menyeluruh terkait pengukuran status gizi pada balita sebagai salah satu cara untuk mendeteksi stunting. Oleh karena itu, diperlukan suatu pelatihan untuk meningkatkan kualitas pendidik PAUD mengenai stunting sehingga dapat dilakukan kegiatan monitoring gizi secara berkala di PAUD. Metode: Pelatihan mengenai stunting dilakukan melalui metode ceramah atau penyuluhan dengan menggunakan media modul dan powerpoint serta praktek pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pelatihan diikuti oleh 33 pendidik PAUD di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul. Hasil evaluasi pelatihan diukur menggunakan kuesioner pengetahuan stunting dengan melakukan pretest dan posttest. Hasil dianalisis menggunakan uji paired t-test. Hasil dan pembahasan : Terdapat perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan mengenai stunting. Skor rata-rata pengetahuan pada saat pretest  64,14 + 13,62 meningkat signifikan menjadi 75,66 + 12,29 pada saat posttest. Sehingga pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan pendidik PAUD mengenai stunting.
Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Infeksi Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar Umi Mahmudah
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v10i1.5490

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi tidak hanya dipengaruhi oleh kurangnya asupan makanan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh infeksi, salah satunya adalah infeksi kecacingan. Siklus hidup cacing dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene, serta kondisi sosio ekonomi demografi daerah sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan rumah terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan teknik observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Data sanitasi lingkungan rumah diperoleh dengan questioner dengan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan adalah 40,21%. Jenis lantai, ketersediaan air bersih, kepemilikan tempat sampah, dan sarana pembuangan air limbah berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kepemilikan jamban tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar. Sanitasi lingkungan rumah berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar.