Based on the results of 2023 data, it shows that 17.7% of infants under 5 years of age (toddlers) are still experiencing nutritional problems. This figure consists of children under five who experience malnutrition by 3.9% and those who suffer from malnutrition by 13.8%. Significantly, there are 17 toddlers who are stunted. The incidence of malnutrition in Indonesia is still a major health problem. The incidence of malnutrition in Indonesia among toddlers in 2018 is still high, namely 17.7% compared to the 2019 RPJMN target of 17%. The high incidence of malnutrition has a negative impact, including the physical and mental growth and mindset of toddlers, which can lead to disability and death. This is due to the low knowledge of mothers about nutrition. Impact of stunting in Indonesia Health impact Failure to thrive (low birth weight, small, short, thin), cognitive and motor development barriers, metabolic disorders in adulthood, non-communicable diseases (diabetes, obesity, stroke, heart disease, etc.). Method This Community Service activity is in the form of providing counseling and training to mothers of toddlers who often experience stunting. The training activities were carried out in Tolokan Village, Kab. This Semarang activity was carried out using the lecture method, discussion and practice of implementing tuina massage. Participants in this activity were mothers of toddlers who experienced stunting and often participated in posyandu activities in Tolokan Village as many as 17 mothers of toddlers with stunting. Abstrak Berdasarkan hasil data 2023 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8%. Secara signifikan tolokan ada 17 balita yang mengalami stunting Angka kejadian gizi buruk di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama. Angka kejadian gizi kurang di Indonesia pada balita pada tahun 2018 masih tinggi yaitu 17,7% dibandingkan target RPJMN 2019 sebesar 17%. Tingginya angka kejadian gizi buruk berdampak negatif, antara lain pertumbuhan fisik mental dan pola pikir pada balita, yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Dampak masalah stunting di Indonesia Dampak kesehatan Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motoric, Gangguan metabolik pada saat dewasa risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya). Metode Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah berupa pemberian penyuluhan dan pelatihan pada ibu balita yang sering mengalami stunting. Kegiatan pelatihan dilakukan di Desa Tolokan Kab. Semarang Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan praktik pelaksanaan pijat tuina. Peserta dari kegiatan ini ibu balita yang mengalami stunting dan sering mengikuti kegiatan posyandu di Desa Tolokan sebanyak 17 orang ibu balita dengan stunting. Sebelum dilakukan penyuluhan pijat tuina ibu yang memiliki balita dengan stunting tidak mengetahui tentang manfaat serta gerakan pijat tuina yaitu untuk meningkatkan nafsu makan. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhn tentang pijat tuina dan praktik kepada balita masing-masing didapatkan hasil bahwa ibu dapat mengulang kembali beberapa materi yang telah dipaparkan serta mempraktikkan beberapa gerakan yang sudah diajarkan oleh peneliti.