Tini Elyn Herlina
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Konsumsi Harian Rokok Terhadap Antibodi IgG S1RBD Pasca Vaksinasi COVID-19 pada Civitas Akademik Amalia Putri; Wahdah Norsiah; Tini Elyn Herlina; H. Haitami; Dinna Rakhmina
Jurnal Karya Generasi Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Desember Tahun 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkgs.v1i1.29

Abstract

Vaksinasi dinilai sebagai cara paling efektif untuk penanganan pandemi akibat COVID-19. Vaksinasi memiliki efek yang berbeda pada tiap individu. Kandungan nikotin dalam rokok diduga menghambat aktivasi kekebalan bawaan dan adaptif, sehingga mempengaruhi pembentukan antibodi yang diinduksi dari vaksinasi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan konsumsi harian rokok seseorang dengan kadar antibodi IgG S1RBD. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan metode cross sectional study pada civitas akademik yang memiliki kebiasaan merokok. Hasil penelitian dari 28 responden didapatkan kadar rata-rata antibodi IgG S1RBD pada responden dengan konsumsi harian rokok 1-10 batang/ hari sebesar 255,59 IU/mL, 11-20 batang/ hari sebesar 173,15 IU/mL, lebih dari 20 batang/hari sebesar 143,79 IU/mL, dan pada non perokok sebesar 279,21 IU/mL. Uji statistik menunjukkan nilai signifikansi 0,000 sehingga disimpulkan semakin tinggi konsumsi harian rokok seseorang maka semakin menurun antibodi IgG S1RBD dalam tubuhnya.
Faktor Risiko Infeksi Sifilis Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru Muhammad Hafidh; Alda Nia; Rabiyatul Adawiyah; Azizah Mustika Khatami; Tini Elyn Herlina
Jurnal Karya Generasi Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Desember Tahun 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jkgs.v1i1.96

Abstract

Abstrak Infeksi menular seksual (IMS) masih menjadi masalah besar sampai saat ini. Menurut survei terpadu biologi dan perilaku (STBP) tahun 2011, prevalensi sifilis pada warga binaan pemasyarakatan (WBP) yaitu 5%, populasi sifilis pada positif HIV sebesar 23,8% sedangkan pada HIV negatif 16,67%.Warga binaan merupakan salah satu populasi yang berisiko terinfeksi sifilis, pada lingkungan padat hunian prevalensi penyakit menular cenderung lebih tinggi dibandingkan di luar penjara.Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko infeksi sifilis pada warga binaan pemasyarakatan di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah populasi WBP pada lapas kelas II B Banjarbaru blok kamar 1 B sampai 10 B sebanyak 100 orang dan 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel diuji skirining dengan metode VDRL dan uji semi kuantitatif metode TPHA, untuk melihat bahwa sampel benar-benar positif sifilis bukan positif infeksi lain/positif palsu. Dari hasil pemeriksaan ada 3 orang responden dengan hasil TPHA positif dan VDRL negatif, serta satu orang responden positif sifilis. Setelah dianalisis data menggunakan uji Chi-Square Fisher dapat disimpulkan tidak ada hubungan faktor risiko yang diteliti terhadap kejadian sifilis dengan Odds Rasio lama tahanan (0,484), hubungan seksual (0,867), transfusi darah (0,846), memiliki tato (0,417), narkoba suntik (0,897), dan variabel pengetahuan (1,174) berisiko terkena sifilis pada warga binaan pemasyarakatan di wilayah kerja Puskesmas Cempaka Banjarbaru.