Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Analysis Of Translation Techniques (Indo-English) On Doa Bapa Kami At Google Translate And Deepl Translate Esra Yohana Sirait; Kammer Tuahman Sipayung; Harpen Silitonga
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.6343

Abstract

Google Translate dan Deepl Translate adalah mesin terjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan teks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik penerjemahan dan mengetahui jenis yang dominan digunakan oleh Google dan Deepl Translate dalam menerjemahkan Doa Bapa Kami. Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menganalisis informasi yang ada dalam Doa bapa kami. Penelitian ini menggunakan teori Molina dan Albir (2002). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan observasi sebagai instrumen untuk mengumpulkan data. setelah pengumpulan data, total datanya adalah 12 frase/kalimat. Indonesia sebagai bahasa sumber dan bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Google Translate menerapkan enam teknik penerjemahan, yaitu transposisi, adaptasi, calque, kreasi diskursif, terjemahan literal, terjemahan literal, dan kompensasi. Sedangkan deepl Translate menerapkan enam teknik penerjemahan yaitu calque, adaptasi, mapan padanan, terjemahan literal, amplifikasi, transposisi. Google Translate dominan menggunakan teknik calque sebanyak 5 kali (41,6%) diikuti transposisi sebanyak 1 kali (8,3%), adaptasi sebanyak 1 kali (8,3%), penciptaan diskursif sebanyak 1 kali (8,3%) , terjemahan literal terjadi 3 kali (25%), kompensasi terjadi 1 kali (8,3%). Deepl Translate dominan menggunakan teknik transposisi sebanyak 4 kali (33,3%), diikuti dengan calque sebanyak 2 kali (16,6%), adaptasi terjadi sebanyak 2 kali (16,6%), kesepadanan mapan terjadi sebanyak 2 kali (16,6), penerjemahan literal terjadi 1 kali (8,3%), amplifikasi terjadi 1 kali (8,3%). Studi ini menunjukkan bahwa kedua mesin menghasilkan teknik penerjemahan yang berbeda dan menunjukkan teknik penerjemahan dominan yang berbeda untuk digunakan.