Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aplikasi Penggunaan Spektroskopi Infrared dan Spektrofotometri UV-Vis Dalam Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Tumbuhan: Literature Review Article Wida Nurhamidah; Nurhalimah Nurhalimah; Erisa Mindawati; Abielza Yugha Geralda; Ermi Abriyani
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.6734

Abstract

Spektroskopi Inframerah dan Spektrofotometri UV-Vis banyak digunakan untuk identifikasi senyawa bioaktif ekstrak tumbuhan. Dalam review ini, kita membahas penggunaan spektrokopi IR dan spektrofotometri UV-VIS dalam identifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan. Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah dengan melakukan studi pustaka secara digital dengan cara mengakses situs pencarian jurnal internasional dan jurnal nasional. Berdasarkan hasil review artikel ini dapat diketahui bahwa aplikasi penggunaan spektroskopi IR dan spektrofotometri UV-Vis dalam identifikasi senyawa bioaktif ekstrak tumbuhan telah banyak dilakukan. Spektroskopi infrared digunakan untuk menganalisis ikatan-ikatan fungsional dalam senyawa organik, sementara spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menentukan konsentrasi senyawa yang absorbsi cahaya pada rentang UV dan Visible. Kedua metode ini dapat digunakan secara bersamaan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan, sehingga memberikan informasi yang komprehensif mengenai komposisi kimia dari ekstrak tersebut. Dengan demikian, penggunaan kedua metode spektroskopi ini dapat membantu dalam penelitian untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam ekstrak tumbuhan. Kata Kunci : Aplikasi, Identifikasi, Spektrofotometri UV-Vis, Spektroskopi Infrared
ANALISIS PROTEIN PADA BEKATUL PADA BERAS KETAN HITAM MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI MASSA : TINJAUAN LITERATUR Himyatul Hidayah; Riana Ardianti; Abielza Yugha Geralda; Kirana Azzahra Emil Musa
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22367

Abstract

Setiap sel dalam tubuh mengandung molekul yang disebut protein, yang penting untuk menjaga struktur, fungsi, dan penampilan jaringan tubuh. Asam amino, yang merupakan molekul kecil yang jumlahnya ratusan hingga ribuan, dan membentuk  protein. Produk sampingan dari pengolahan beras adalah dedak padi. Berkenaan dengan komponen bioaktifnya, dedak padi sangat kaya akan serat pangan, vitamin B, tokoferol, dan oryzanol. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman protein pada bekatul pada beras ketan hitam menggunakan metode spektrometri massa yang dianalisis dari beberapa sumber jurnal yang sejenis. Metode penelitian yang digunakan yaitu tinjauan literatur atau literature review dengan mengambil data pada database jurnal yaitu Google Scholar. Jurnal yang diseleksi merupakan jurnal dalam kurun waktu 2013-2023 dengan kata kunci yang telah ditetapkan dan diambil 14 jurnal yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode spektrometri massa merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam mengidelntifikasi kandungan protein yang berada di bekatul pada beras ketan hitam. Berdasarkan hasil literature review dari beberapa jurnal bekatul merupakan produk samping penggilingan padi yang memiliki persentase serat gizi tinggi (20-25%), sebagian besar serat tidak larut. Yang menyusun serat tidak larut dedak padi adalah kombinasi selulosa dan hemiselulosa. Serat tidak larut menurunkan kolesterol darah dan bermanfaat bagi saluran pencernaan, kemudian di dapatkan hasil analisis protein pada bekatul pada beras ketan hitam yaitu nilai gizi dedak padi terdiri dari protein kasar 13,11–17,19%, serat kasar 7–10,1%, lemak kasar 2,52-5,05%, dan karbohidrat 67,58–72,74%. Satu porsi ketan hitam dalam porsi 100 gram dapat mengandung 8,5 gram protein.
PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN JAMBLANG BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI MASSA : TINJAUAN LITERATUR Kirana Azzahra Emil Musa; Riana Ardianti; Chaerunnisa Chaerunnisa; Abielza Yugha Geralda; Himyatul Hidayah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22437

Abstract

Tanaman yang dikenal dengan nama daun jamblang (Syzygium cumini L.) ini banyak ditanam masyarakat dan memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, antara lain berpotensi mengobati kanker karena termasuk steroid, tanin, fenol, alkaloid, saponin, dan flavonoid. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui Perbedaan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jamblang. Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat Tumbuh menggunakan metode spektrometri massa yang dianalisis dari beberapa sumber jurnal yang sejenis. Metode penelitian yang digunakan yaitu tinjauan literatur atau literature review dengan mengambil data pada database jurnal yaitu Google Scholar. Jurnal yang diseleksi merupakan jurnal dalam kurun waktu 2013-2023 dengan kata kunci yang telah ditetapkan dan diambil 14 jurnal yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode spektrometri massa merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam mengidelntifikasi Perbedaan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jamblang Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat Tumbuh. Berdasarkan hasil literature review dari beberapa jurnal di dapatkan Perbedaan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jamblang Berdasarkan Perbedaan Ketinggian Tempat Tumbuh yaitu perbedaan nyata kapasitas antioksidan ekstrak daun jamblang berdasarkan perubahan ketinggian lingkungan tumbuh tanaman. Dibandingkan daun jamblang yang ditanam di dataran rendah, daun jamblang yang ditanam di dataran tinggi seringkali mengandung lebih banyak antioksidan. Penyebabnya mungkin terkait dengan faktor lingkungan yang bergantung pada ketinggian termasuk suhu, intensitas sinar matahari, dan jenis tanah. Hasil ini memberikan wawasan baru yang penting mengenai kisaran bioaktivitas tanaman dan potensi menghasilkan produk dengan tingkat antioksidan optimal yang berasal dari daun Jamblang.