Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA PENGARUH KONDISI TEMPERATUR YANG BERBEDA TERHADAP WATER CONTENT PADA SAAT PENERIMAAN MARINE FUEL OIL (MFO) DI PLTD SIANTAN Muhamad Irfan; Fuazen Fuazen; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 2 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i2.1543

Abstract

Marine Fuel Oil (MFO) adalah bahan bakar minyak, yang digunakan untuk pembakaran langsung di dapur - dapur industri dan pemakaian lainnya. MFO merupakan bahan bakar minyak yang bukan termasuk jenis distilate, tetapi termasuk jenis residu yang lebih kental pada suhu kamar serta berwarna hitam pekat. Pada penelitian ini, pengujian nilai water content pada kondisi temperatur yang berbeda pada tiap – tiap penerimaan MFO untuk memenuhi persyaratan dan layak untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel di PLTD Siantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inilah water content pada kondisi temperatur yang berbeda sehingga didapat batas nilai yang sesuai dengan standar ASTM D-95 dan mengetahui nilai water content berdasarkan grafik. Penelitian ini menggunakan metode studi eksperimental yaitu metode lapangan (field research) yang dilakukan pengujian langsung dengan cara membandingkan antara MFO saat temperatur tinggi dan MFO saat temperatur rendah dengan menggunakan alat uji water content dalam satu periode di PLTD Siantan. Pengujiannya meliputi nilai kondisi temperatur dan nilai sampel water content MFO saat penerimaan dengan membandingkan hasil yang didapat dari PT Pertamina, Sucofindo dan Peneliti. Dan didapat hasil berdasarkan pengujian dengan nilai water content terendah sebesar 0,02% pada temperatur 35 °C dan nilai water content tertinggi sebesar 0,11% pada temperatur 31 °C. Semua pengujian sampel MFO sudah memenuhi standar ASTM D-95.
ANALISA KEKERASAN MATA PISAU BAHAN ST 60 PADA MESIN PEMOTONG ZINCALUME DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) Eko Julianto; Rahmad Ramadhan; Doddy Irawan; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 2 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i2.1544

Abstract

incalume cutting machine is the right machine to accelerate a production in a cutting system by using the main tool of an electric motor. In this study testing of the blades for cutting zincalume, in this test heat treatment (Heat Treatment) is done by cooling used oil to find out the hardness of the blade. Subsequent testing includes, among others: Hardness Testing, Microstructure and Composition to determine the comparison of violence. The analysis technique used is descriptive analysis that describes the data obtained, then explained in the form of sentences and simple graphs that are easily understood by the reader. From the results of the test, get a comparison of the hardness of the St 60 blade before the Heat Treatment and after the Heat Treatment is 10 kgf.
ANALISIS PENINGKATAN EFESIENSI DAYA PADA SUDU TURBIN JENIS PELTON SKALA LABORATORIUM Haris Purnama Sidik; Gunarto Gunarto; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 2 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i2.1535

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan efisiensi turbin setelah dilakukan perubahan bentuk sudu, dengan ketetapan diameter nosel 12 mm dan head turbin 19,42 m perhitungan hasil diameter nominal turbin (Dt) sebesar 0,22 m, jumlah sudu sebanyak 18 sudu, lebar sudu 60 mm, kedalaman sudu 18 mm, lebar bukaan sudu 15 mm, panjang sudu 38,5, dan jarak pusat pancaran nosel ke ujung sudu 22,8 mm. Dengan diameter nosel sebesar 12 mm disarankan kapasitas air sebesar 0,00221 m3/s untuk mendapatkan nilai efisiensi yang tinggi.Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali dengan hasil pengujian pertama menggunakan debit 0,00071 m3/s menghasilkan putaran turbin sebesar 2004 rpm, water horse power sebesar 134,8 watt, brake horse power sebesar 106,9 watt dengan efesiensi turbin 79 %. 2) Pengujian kedua menggunakan debit 0,0006 m3/s menghasilkan putaran turbin sebesar 1400 rpm, water horse power sebesar 55,75 watt, brake horse power sebesar 41,6 watt dengan efisiensi turbin 74 %. 3) Pengujian ketiga menggunakan debit 0,0005 m3/s menghasilkan putaran turbin sebesar 1102 rpm, water horse power sebesar 42,0 watt, brake horse power sebesar 29,4 watt dengan efisiensi turbin 70 %.
ANALISA KINERJA BOILER PADA KONDISI MOISTURE DAN KALORI BATUBARA ABNORMAL TERHADAP PENGARUH PLANT HEAT RATE BTG PT. INDONESIA CHEMICAL ALUMINA TAYAN Suwito Suwito; Eko Sarwono; Gunarto Gunarto; Eko Julianto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 2 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i2.1545

Abstract

Boiler merupakan bejana tekan dimana menggunakan batubara sebagai bahan bakar dengan temperatur ruang bakar antara 800°C - 950°C yang mana panas dari hasil pembakaran tersebut dialirkan ke air pada waterwall sebagai pipa aliran air sehingga terbentuk air uap atau steam, selanjutnya di transferkan ke turbin melalui pipa untuk memutar sudu-sudu turbin dan shaft dihubungkan ke generator untuk menghasilkan listrik.  Batubara sebagai bahan bakar boiler memiliki parameter standar yang telah ditetapkan seperti moisture content dan kalori pada batubara.  Abnormal batubara yang terdapat pada BTG dimana moisture content dan kalori batubara tidak sesuai dengan parameter standar, moisture content yang tinggi menghambat proses pembakaran pada boiler dan kalori batubara yang rendah mengakibatkan proses pembakaran kecil sehingga membutuhkan jumlah batubara untuk proses pembakaran meningkat.  Standar parameter moisture content adalah <20% dan kalori batubara 5100 Kcal/kg, dalam kondisi abnormal tersebut kinerja boiler dapat menurun, dan pengaruh tersebut pada plant heat rate BTG.  Plant heat rate merupakan parameter untuk mengetahui keandalan suatu pembangkit, didefinisikan sebagai jumlah energi bahan bakar batubara yang dibutuhkan unit untuk menghasilkan 1 kwh, dinyatakan Kcal/kg.  Parameter data didapatkan dari ruang kontrol BTG, analisa laboratorium BTG, serta pihak ketiga untuk mengetahui nilai parameter batubara.  Dari data tersebut dilakukan pengolahan data untuk menentukan kinerja boiler pada kondisi abnormal batubara terhadap pengaruh plant heat rate, maka didapatkan hubungan grafik antara kinerja boiler, terhadap plant heat rate dengan perbandingan specific coal consumption (SCC), dari hasil perhitungan nilai aktual dibandingkan dengan nilai desain BTG.  Hasil dari analisa didapat pada bulan November, Desember 2016 dan Januari 2017 untuk kinerja boiler 81,47%; 80.27%; dan 79,48% dan untuk kinerja boiler metode tidak langsung 79,59% dimana nilai desain BTG adalah 88,2%,nilai plant heat rate 7204 Kcal/kwh; 7123,75%; dan 7570,09 Kcal/kwh dimana nilai desainnya 5314 Kcal/kwh.  Sehingga dapat dikatakan pada kinerja boiler kondisi batubara abnormal memiliki pengaruh plant heat rate suatu unit pembangkit.
PERENCANAAN DAYA MAMPU PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI PLTMH DESA KARANG DANGIN KABUPATEN KETAPANG Eko Sarwono; Hasmi Eka Karsa; Eko Julianto; Gunarto Gunarto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 2 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i2.1536

Abstract

Yang melatar belakangi penulis untuk merencanakan Pembangkit Listrik Mikro Hidro ini adalah dikarenakan di Desa Karang Dangin Kabupaten Ketapang memang belum ada penerangan yang difasilitasi oleh Negara dan masyarakat masih menggunakan penerangan tradisional, dikarenakan mungkin jarak atau letak geografis daerah tersebut memang jauh dan untuk mencapai kedaerahnya cukup sulit, setelah penulis melakukan observasi kelapangan dan melihat ada potensi di daerah tersebut untuk dijadikan suatu PLTMH, dengan data – data lapangan sebagai berikut, debit air (Q) 10. m3/dtk, serta tinggi (H) 31.654 m, maka penulis tertarik untuk merencanakan pembanagkit listrik tersebut. Adapun perhitungan-perhitungan yang dilakukan penulis yaitu, perhitungan tinggi air jatuh, diameter pipa pesat, daya potensi turbin, kecepatan spesifik, generator, poros, bantalan, pully, pasak dan sabuk. Dari perhitungan diatas didapatlah hasil dari perencanaan tersebut yaitu, jenis turbin adalah turbin Pelton, putaran turbin yang direncanakan adalah 500 rpm, daya generator 145 KW, diameter pipa pesat 6 inchi, Kapasitas Daya terpasang PLTM yang dapat dibangkitkan sebesar 22,430.55 kVA atau 22,428 kVA pada Debit rencana (rata-rata) = 10,5 m3/dt dan Tinggi terjun = 31,166 m, Tipe Turbin yang sesusai dengan Daya dan Ketinggian (Head) adalah tipe Med Cross Flow (Turbin Aliran Silang). Dengan Kapasitas Daya terpasang yang dibangkitkan sebesar 19,064 kW atau 22,428 kVA mampu mencukupi kurang lebih 44 Rumah atau 44 KK (Kepala Keluarga) dengan pembagian Daya sebesar 500 VA per Rumah (KK). Genset yang digunakan 145 kVA.
PERENCANAAN SISTEM KEMUDI “ RACK AND PINION “, MOBIL HEMAT ENERGI SHELL ECO MARATHON ASIA 2018 EMISIA BORNEO 01 Hendra Kurniawan; Fuazen Fuazen; Eko Sarwono; Eko Julianto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 2 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i2.1537

Abstract

Steering system atau sistem kemudi adalah suatu sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan kendaraan dengan cara memutar roda kemudi kendaraan. Bila roda kemudi (steering wheel) diputar, poros utama kemudi akan meneruskan tenaga putarnya menuju gigi kemudi /steering gear. Gigi kemudi memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui linkage. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan. Cara kerja pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama. Berdasarkan hasil pengujian analisa sudut belok roda pada mobil emisia borneo 01 ini, sesuai aturan pada event shel echo marathon asia 2018 kendaraan harus mampu berbelok pada radius 6 meter, maka di rancang panjang wheel base 1.25 meter, panjang poros roda depan 65 cm, dengan sudut belok aman atau di ijinkan minimal 13˚, maka mobil emisia borneo 01 ini dinyatakan aman dan lulus uji tehnical impaction mampu berbelok dengan sudut roda 13˚ pada radius 6 m. Berdasarkan hasil pengujian analisa torsi yang dibutuhkan untuk membelokkan yaitu sebesar 16.660 Nm ata sama dengan 1,7 kg.mm2. Sehingga gaya sentrifugal yang terjadi karena rack menjauh dari titik tusuk pinion, saat berbelok terjadi gaya gesek antara roda dan permukaan jalan maka gaya sentrifugal yang didapat adalah sebesar 387.94 N/m2. Setelah terjadi kontak antara roda dan permukaan jalan maka gaya yang terjadi selanjutnya adalah gaya handling pada mobil emisia borneo 01 gaya handling yang didapat pada saat berbelok ke kanan dengan sudut 10˚,20˚,40˚ adalah 3128.7 N,3186.4 N, 3705.4 N, dan pada saat berbelok ke kiri adalah 3092.4 N, 3149.4 N, 3662,4 N.
ANALISA KERUSAKAN PART RETAINING RING PADA MESIN DECANTER PANX 650 Gunarto Gunarto; Endro Nasnaim Masput; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 2 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i2.1533

Abstract

Salah satu hal yang mempengaruhi oleh adanya kendala pada satu mesin keluaran baru yaitu mesin dengan tipe decanter panx 650. Mesin dengan putaran 3175 rpm dan kapasitas 60 ton FFB/jam (Fresh Fruit Bunches) atau sering di bilang tandan buas segar, ini sering mengalam trouble shooting, walaupun mesin baru sekalipun. Ini sangat merugikan bagi PT. Alfa Lafal sendiri. Untuk mengetahui penyebab – penyebab mengapa itu bisa terjadi, maka diadakan penelitian terhadap part – part atau bagian – bagian yang mengalami kerusakan pada mesin tersebut. Salah satu bagian atau part yang bernama retaining ring dengan P/N 61243852-01 menjadi kunci penelitian, ini di karenakan part atau bagian itu lah yang paling sering mengalami kerusakan. Bahkan mesin yang baru jalan atau running 500 jam sudah ada yang mengalami kerusakan. Ini terjadi pada custumer PT. Saban Sawit
ANALISA SISTEM KINERJA BOOSTER PUMP DI SEPAKAT 2 A. YANI CABANG PDAM TIRTA KHATULISTIWA, JALAN IMAM BONJOL, PONTIANAK SELATAN, KOTA PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Fuazen Fuazen; Urai Iqbal; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 2 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i2.1547

Abstract

Pompa Booster merupakan mesin yang akan meningkatkan cairan tekanan, Disebut Booster pump karena berfungsi sebagai pompa pendorong atau meningkatkan tekanan. Pada penelitian ini di lakukan guna menunjang tercapainya tujuan penelitian adalah dengan survey lapangan dan wawancara langsung. survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana system kinerja booster pump dan kerugian tekanan dari pipa induk sampai dengan Bosster Pump yang berada di Jl. Sepakat 2 A. Yani untuk sampai ke perumahan penduduk. Analisa selanjutnya meliputi antara lain : Analisa data yang daimbil, untuk mengetahui kerugian tekanan air dari pipa. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis pengumpulan data yang diperoleh, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat dan grafik sederhana yang mudah di pahami oleh pembaca. Dari hasil analisa di dapatkan kerugian tekanan yang sebelumnya 3,0 bar setelah di analisa mendapatkan kerugian tekanan sebesar 1,88 bar.