Kurniawan Kurniawan
University of Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

QUO VADIS HAK PILIH ANGGOTA TNI BERDASARKAN PARADIGMA IDEALISME DEMOKRATIS DAN KONSERVATISME PRAGMATISME DI INDONESIA PASCA REFORMASI Kurniawan Kurniawan
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Inpress (2024)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020243557

Abstract

Dinamika pasca reformasi ikut mempengaruhi kondisi organisasi TNI dengan hilangnya fraksi ABRI dan hilangnya hak politik TNI. Walaupun dalam undang-undang tidak secara eksplisit adanya pelarangan hak politik TNI namun sampai situasi yang tepat dimungkinkan TNI memiliki hak pilih. Penelitian ini mempertanyakan “Quo Vadis” mengenai keniscayaan tersebut. Keniscayaan tersebut dapat dilihat dari dua paradigma kritis baik yang berlandaskan pada filosofi idealisme demokratis atau filosofi konservatisme pragmatis dengan berbagai pertimbangan dan situasi lingkungan nasional. Paradigma yang berbeda akan menentukan keniscayaan dan pendekatannya. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis keniscayaan hak pilih TNI dalam pemilu di Indonesia pasca reformasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif melalui studi dokumentasi, observasi , wawancara dan content analysis, serta triangulasi sumber data.Hasil penelitian ini menunjukkan dalam paradigma kritis sampai saat ini tren paradigma konservatisme pragmatis cenderung menguat dibandingkan idealisme demokrasi paska reformasi. Berdasarkan pandangan tersebut, peluang perubahan kebijakan negara yang memungkinkan penggunaan hak pilih bagi anggota TNI menjadi semakin kecil. Hak pilih TNI tidak lagi menjadi isu strategis yang menjadi diskursus para akademisi maupun di lingkungan TNI. Dengan tren tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan hak pilih anggota TNI belum dapat dilaksanakan dalam pemilihan umum dalam wkatu dekat khususnya tahun 2024. Kondisi yang perlu dipenuhi untuk mendorong keniscayaan tersebut semakin sulit tercapai karena perspektif konservatisme pragmatis semakin menguat dalam diskursus tentang penggunaan hak pilih anggota TNI dalam pemilihan umum di Indonesia.Kata kunci: Hak pilih, idealisme demokrasi, konservatisme pragmatis
Quo vadis hak pilih anggota TNI? Pengaruh dialektika paradigmatis terhadap keniscayaan penggunaan hak pilih anggota TNI pasca reformasi Kurniawan Kurniawan; A.J.S Ruturambi; Andreo Wahyudi
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 10, No 2 (2024): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020243557

Abstract

Warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai anggota TNI tidak lagi memiliki representasi dalam lembaga legislatif sejak diakhirinya keberadaan fraksi TNI-Polri pada tahun 2004. Sejak berakhirnya keberadaan fraksi TNI-Polri tersebut sebenarnya telah berkembang wacana dalam tataran kebijakan politik nasional terkait perehabilitasian penggunaan hak pilih anggota TNI ketika kondisi-kondisi yang memungkinkan telah terwujud. Secara implisit wacana tersebut menempatkan isu penggunaan hak pilih oleh anggota TNI sebagai sebuah keniscayaan. Namun demikian, penggunaan hak pilih bagi anggota TNI belum direhabilitasi walaupun telah berlangsung empat pemilu setelah berakhirnya keberadaan fraksi TNI-Polri. Hal yang menjadi menarik untuk didalami adalah bagaimana perkembangan wacana penggunaan hak pilih bagi anggota TNI sebagai sebuah keniscayaan dalam praktik demokrasi di Indonesia? Tulisan ini mengulas dialektika paradigma yang berpengaruh atas sifat keniscayaan tersebut. Pengungkapan dialektika paradigma dilakukan melalui analisis konten atas pernyataan-pernyataan publik baik dari pimpinan militer maupun aktor sipil dalam kurun waktu pasca reformasi. Tulisan ini mengangkat argumen bahwa tren yang terjadi adalah penguatan paradigma konservatif pragmatis dibandingkan dengan idealisme demokrasi. Implikasi dari hal tersebut adalah semakin berkurangnya sifat keniscayaan dari penggunaan hak pilih bagi anggota TNI pasca reformasi. Transisi paradigmatis dari konservatisme pragmatis ke arah idealisme demokrasi menjadi prasayarat bagi keniscayaan rehabilitasi penggunaan hak pilih anggota TNI.