Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, telah mengalami transformasi yang signifikan untuk menjawab tantangan zaman. Manajemen pesantren modern melibatkan berbagai kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini mencakup usaha untuk menyeimbangkan nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan modernitas. Pesantren modern memadukan pendidikan agama dengan pengetahuan umum, mengadopsi metode pengajaran kontemporer, serta memperkenalkan teknologi dan keterampilan yang relevan. Transformasi ini meliputi perubahan sistem pengajaran dari model perseorangan menjadi sistem klasikal, serta integrasi pendidikan formal dan nonformal. Ciri khas pesantren modern termasuk penggunaan bahasa Arab kontemporer, literatur modern, dan pendidikan formal yang terstruktur, dengan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap. Meski demikian, pesantren modern menghadapi berbagai tantangan seperti pertentangan nilai tradisional dan modern, rendahnya motivasi santri, kurikulum yang tidak selalu relevan, serta pengaruh negatif teknologi informasi. Untuk mengatasi tantangan ini, pesantren perlu mengidentifikasi masalah yang ada dan merancang solusi yang tepat, seperti pengembangan kurikulum relevan, penyesuaian metode pengajaran, peningkatan kompetensi guru, dan pengembangan fasilitas pendidikan yang memadai. Pesantren modern juga harus menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki keterampilan hidup dan akhlak yang baik. Dengan demikian, pesantren modern memainkan peran strategis dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, berpengetahuan luas, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Transformasi ini memastikan bahwa pesantren tetap relevan dan mampu menghadapi tantangan globalisasi sambil mempertahankan nilai-nilai keislaman.