Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management)

PENGARUH BUKAAN LAHAN PERTAMBANGAN TERHADAP BANJIR DI KABUPATEN KONAWE UTARA Ardianto Larawa; Abdul Kadir; La Ode Muhamad Magribi
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol 3 No 2 Oktober Tahun 2021
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v3i2.23452

Abstract

Perubahan penutupan/penggunaan lahan pertambangan sejak tahun 2011 hingga tahun 2019 terus meningkat. Peningkatan tersebut menyebabkan kenaikan koefisien limpasan dan debit limpasan di DAS Lasolo.  Selain debit limpasan perubahan tutupan lahan pertambangan di DAS Lasolo juga memberikan dampak terhadap sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perubahan tutupan/penggunaan lahan di DAS Lasolo dan seberapa besar pengaruh bukaan lahan pertambangan terhadap banjir di Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan reklamasi terhadap debit limpasan dan sedimentasi di DAS Lasolo. Jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Analisis penutupan/penggunaan lahan menggunakan Peta Citra satelit tahun  dengan bantuan Software Arcgis 10.0. Hasil analisi tahun 2011, 2015 dan 2019 menunjukan bahwa persentase peningkatan bukaan lahan pertambangan berada di urutan pertama tahun 2015 dan urutan ke dua setelah lahan terbuka di tahun 2019. Luas perubahan terbesar tahun 2015 ditempati oleh perkebunan sawit dan kebun campuran di tahun 2019. Koefisien limpasan untuk tipe penutupan/penggunaan lahan pertambangan meningkat dari tahun 2011, 2015 dan 2019 secara berturut-turut 0.70, 0.76 dan 0.79. Kontribusi bukaan lahan pertambangan terhadap debit limpasan DAS Lasolo adalah 0.28% atau sebesar 18.70 m3/detik dari total 6,416.98 m3/detik. Debit limpasan DAS Lasolo berdasarkan perhitungan tahun 2011, 2015 dan 2019 adalah 6,666.73 m3/detik, 6,721.16 m3/detik dan 6,731.26 m3/detik atau meningkat 0.82% ditahun 2015 dan 0.15% tahun 2019. Sedangkan debit maksimum aktual Sungai Lasolo berdasarkan data dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV tahun 2015 adalah 1,101.01 m3/detik dan tahun 2019 adalah 2654.44 m3/detik atau mengalami kenaikan 141.09%. Perbedaan yang sangat signifikan tersebut menunjukan ada faktor lain yang menyebabkan kenaikan debit limpasan di DAS Lasolo yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Kontribusi bukaan lahan pertambangan terhadap laju sedimentasi yang di hasilkan tahun 2019 adalah 32,718.85 ton/tahun atau 13.28% dari total 246,299.35 ton sedimen yang diproduksi di DAS Lasolo. Beberapa scenario yang dilakukan dalam pengendalian banjir yang disebabkan oleh debit limpasan mampu menurunkan debit limpasan pada DAS Lasolo hingga 6,726.51 m3/detik dari 6,731.26 m3/detik di tahun 2019 dan menurunkan laju sedimentasi di DAS Lasolo menjadi 233,195.71 ton/tahun dari 246,299.35 ton/tahun. Kata Kunci: Banjir, Tutupan Lahan, Penggunaan Lahan, Koefisien Limpasan, Debit Limpasan, Laju Sedimentasi
Model Kolam Pengendapan (Settling Pond) untuk Mengatasi Padatan Tersuspensi pada Pengelolaan IPAL Kegiatan Penambangan Ardianto Larawa; Marwan Zam Mili
Jurnal Manajemen Rekayasa (Journal of Engineering Management) Vol. 1, No 1 Mei 2019
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jmr.v1i1.6452

Abstract

Air limbah dalam kegiatan penambangan pada umumnya banyak mengandung padatan terlarut yang dapat menyebabkan degradasi kualitas lingkungan. Upaya untuk mengurangi degradasi kualitas lingkungan dalam kegiatan penambangan tersebut, dibutuhkan kolam pengendapan yang dirancang sesuai dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kolam pengendapan yang dirancang secara fisika terdiri dari dua kolam yaitu kolam penangkap sedimen dan kolam kontrol. Model kolam pengendapan yang direncanakan mengacu pada Baku Mutu Lingkungan (BML) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006 dimana kandungan padatan tersuspensi (TSS) untuk kegiatan penambangan 200 mg/l. Curah hujan rencana daerah penelitian sebesar 121,03 mm/jam dihitung dengan distribusi Log person Type III. Hasil perhitungan Debit air limpasan dengan menggunakan data curah hujan harian Kecamatan Pomalaa diperoleh 0,105 m3/detik dan kapasitas kolam pengendapan sebesar 377,98 m3. Kecepata pengendapan untuk sedimen berukuran pasir 0,014 m/detik, debu 0,007 m/detik dan liat 0,0002 m/detik. Hasil hitungan kapasitas kolam pengendapan menunjukan sudah layak secara teknis, namun untuk sedimen berukuran liat belum dapat mengendap dengan baik. Olehnya itu perlu dibuat kolam pengaman (safety pond) yang merupakan bagian dari kolam pengendapan dengan tujuan agar padatan tersuspensi dapat terendapkan dengan baik. Volume atau kapasitas kolam pengendapan (settling pond) berdasarkan hasil hitungan adalah 377,98 m3. Namun, untuk mengendapkan padatan tersuspensi maka kapasitas kolam pengendapan yang direkomendasikan adalah 570 m3.Kata Kunci: Kolam Pengendapan, Padatan Tersuspensi, Kecepatan Pengendapan,Kolam Penangkap Sedimen,Kolam Pengaman