Hidayat Hidayat
Pusat Survei Geologi

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Updating Data Gaya Berat Cekungan Banyumas, Jawa Tengah Hidayat Hidayat; Subagio Subagio; Zulimatul Safa'ah Praromadani
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 21 No. 3 (2020): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v21i3.524

Abstract

Cekungan Banyumas adalah cekungan sedimen Paleogen-Neogen yang terdapat di Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan salah satu cekungan sedimen dengan potensi hidrokarbon. Rembesan migas ditemukan di beberapa lokasi sekitar puncak Antiklin Cipari yang memisahkan sub-Cekungan Majenang dan sub-Cekungan Citanduy, dengan pola sebaran baratlaut – tenggara. Oil show juga ditemukan pada beberapa sumur eksplorasi di sekitar area studi yang merupakan indikasi terdapatnya sistem petroleum aktif di Cekungan Banyumas. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis data gaya berat yang telah diperbarui oleh Pusat Survei Geologi dengan ketelitian dan kerapatan antar stasiun pengukuran lebih baik daripada data sebelumnya. Analisis data terdiri atas analisis spektrum untuk mengestimasi kedalaman batuan dasar dan filter Second Vertical Derivative (SVD) untuk mengetahui perubahan densitas dan orientasi kemiringan (dip) pada suatu lapisan. Band pass filter diterapkan pada anomali bouger lengkap untuk memperoleh anomali sisa gaya berat berdasarkan analisis spektrum. Anomali sisa gaya berat menunjukkan tren Antiklin Cipari yang relatif berarah baratlaut – tenggara. Analisis data selanjutnya disajikan dalam dua buah penampang, A – A' dan B – B' berupa pemodelan ke depan 2.5D dengan apriori: data pemboran Jati-1 dan penampang seismik serta informasi struktur peta geologi Lembar Majenang. Pola anomali tinggian dan rendahan di sekitar penampang ditafsirkan akibat adanya struktur geologi berupa patahan dan lipatan yang berkembang di sekitar area penelitian.Katakunci : Gaya berat, cekungan sedimen, SVD, analisis spektrum, Banyumas.
Studi Magnetotelurik (MT) untuk Mendelineasi Potensi Regional Gas Serpih Bawah Permukaan Berdasarkan Properti Tahanan Jenis di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur Hidayat Hidayat; JB Januar H. Setiawan; Adrian Ibrahim; Marjiyono Marjiyono; G.M Lucki Junursyah
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 2 (2021): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v22i2.571

Abstract

Telah dilakukan penelitian menggunakan metode magnetotelurik (MT) pada 40 titik lokasi pengukuran di sekitar Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Studi ini bermaksud untuk mengkarakterisasi keberadaan batuan induk untuk potensi gas serpih berdasarkan nilai tahanan jenis. Guna memperoleh gambaran kondisi geologi bawah permukaan yang baik, pengolahan data secara objektif dilakukan agar memperoleh kualitas data MT terbaik. Beberapa teknik pengolahan data seperti robust processing dan seleksi cross power (XPR) diaplikasikan untuk memisahkan komponen data dari gangguan sehingga memperoleh gambaran bawah permukaan yang dapat dipercaya dari kedalaman yang relatif dangkal hingga sangat dalam melalui tahap pemodelan inversi 2-D. Model inversi terdiri dari 3 penampang vertikal, yaitu penampang A-B, C-D dan E-F dengan arah relatif barat – timur yang memotong Antiklinorium Samarinda dengan panjang lintasan berturut-turut ±50 km, ±48 km dan ±32 km. Berdasarkan ketiga penampang vertikal tersebut, informasi sebaran anomali tahanan jenis rendah regional berhasil dipetakan yang selanjutnya ditafsirkan sebagai respon keberadaan batuan induk gas serpih di bawah permukaan. Pada penampang A-B, bagian atas lapisan konduktif ini diperoleh pada kedalaman yang bervariasi pada rentang kedalaman 1000-5000 m di bawah permukaan. Sementara itu, lapisan konduktif pada penampang C-D diperoleh pada kedalaman yang bervariasi dengan rentang 1500-7000 m di bawah permukaan, sedangkan anomali serupa pada penampang E-F diperoleh pada sekitar kedalaman 2000-3000 m. Variasi kedalaman lapisan konduktif ini ditafsirkan akibat adanya struktur geologi berupa patahan dan lipatan di sepanjang ketiga penampang vertikal yang tercermin dari adanya Antiklinorium Samarinda di permukaan.Katakunci: Cekungan Kutai, gas serpih, magnetotelurik, tahanan jenis.
Delineation of Banyumas Sub-Basins using Gravity Anomaly Based on Trend Surface Analysis Equation Hidayat Hidayat; Marjiyono Marjiyono; Zulilmatul S Praromadani; Januar H.Setiawan; G.M. Lucki Junursyah; Subagio Subagio; Ahmad Setiawan; Andrian Ibrahim
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 4 (2021): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v22i4.651

Abstract

A study using gravity methods in the Banyumas Basin, located in the southern part of Central Java, Indonesia had been conducted to generate a map for regional geological features in sub-volcanic basin related to petroleum system. This study used the first and second-order of Trend Surface Analysis (TSA) to separate gravity anomaly into regional and residual components. Matrix inversion is applied to obtain constants values for both the first and second-order of TSA. To interpret geological features related to oil and gas study, residual components are used for gravity anomaly. Residual anomaly is also compared for both first and second order of TSA with a regional geological map to validate the result. Residual anomaly from the second order of TSA showed a very comparable result to geological features, as shown in the regional geological map, compared to those of the first order of TSA. These results also showed a strong contrast of some important geological features such as the Gabon-Nusakambangan Formation outcrop, Karangbolong outcrop, and the eastern part of the south Serayu mountain arc. This study also displayed two potential subbasins i.e Citanduy and Majenang sub-Basin that might be a possible setting in which source rocks of the Banyumas Basin were deposited. From this study, it can be concluded that TSA showed a reliable result of separating gravity anomaly data set into regional and residual components.Keywords: Gravity anomaly, Banyumas Basin, petroleum system, trend surface analysis (TSA).
Interpretasi Penyebaran Batuan Induk Pada Cekungan Bintuni, Papua Barat Berdasarkan Analisis Data Magnetotelurik dan Gayaberat Hidayat Hidayat; Asep Rohiman; Marjiyono Marjiyono; G.M. Lucki Junursyah; Irianto Djaswadi
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 4 (2022): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i4.693

Abstract

Integrasi data magnetotelurik (MT) dan gayaberat satelit digunakan untuk mendelineasi keberadaan batuan induk di bawah permukaan di Cekungan Bintuni. Data MT diperoleh dengan survei darat sebanyak 8 titik pengukuran yang membentang sepanjang 20 km berarah timurlaut-baratdaya. Pengolahan data MT berhasil meningkatkan kualitas data dari rentang 53,17 - 74,53 % ke rentang koherensi 78,57 - 91,12 %. Data MT dengan kualitas baik selanjutnya digunakan untuk melakukan pemodelan bawah permukaan. Data gayaberat diperoleh dari data GGMPlus yang memiliki resolusi spasial sebesar 200 m. Data berupa gravity disturbance kemudian diolah hingga memperoleh anomali Bouguer lengkap. Selanjutnya, anomali Bouguer lengkap ditapis untuk memperoleh sebaran anomali residual. Hasil dari metode gayaberat menunjukkan adanya klosur anomali tinggi dan rendah dengan arah baratlaut -tenggara yang diduga merupakan sumbu antiklin-sinklin di sekitar area yang tersesarkan geser mengiri berarah timurlaut - baratdaya. Geometri struktur geologi berupa antiklin dan sinkin tersebut dikonfirmasi oleh penampang vertikal MT yang sekaligus memetakan keberadaan puncak (top) anomali tahanan jenis rendah yang diperoleh di kedalaman 1.500 - 4.000 m di bawah permukaan. Anomali tahanan jenis rendah ini diduga merupakan respons keberadaan mature black shale Formasi Ainim yang berperan sebagai batuan induk di Cekungan Bintuni. Integrasi metode MT dan gayaberat ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam studi regional pada Cekungan Sedimen.Katakunci: Cekungan Bintuni, gayaberat, GGMPlus, magnetotelurik, struktur geologi. 
Reduksi Efek Dimensionalitas 3D pada Data Magnetotelurik Menggunakan Analisis Koherensi, Tren Kurva, dan Skin Depth: Studi Kasus di Pulau Yapen Bagian Selatan dan Sekitarnya, Papua Gusti Muhammad Lucki Junursyah; Edwin Parlindungan; Hidayat Hidayat; Asep Harja
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 23 No. 4 (2022): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v23i4.712

Abstract

Data magnetotelurik rentan terhadap noise akibat penggunaan sumber alami yang berasal dari aktivitas matahari dan petir dengan rentang frekuensi yang sangat lebar. Oleh sebab itu, diperlukan proses reduksi noise secara kuantitatif dan kualitatif, yaitu dengan cara analisis koherensi, proses tren kurva, dan skin depth, yang menghasilkan koherensi data mencapai rata-rata 91,5 %. Analisis skewness dilakukan untuk mengevaluasi tipe distorsi 1D, 2D, atau 3D, yang terjadi pada tensor impedansi. Kemunculan efek dimensionalitas 3D akibat adanya distorsi pada tensor impedansi pada 8 (delapan) lokasi pengukuran magnetotelurik di Pulau Yapen bagian selatan dan sekitarnya telah tereduksi secara keseluruhan oleh analisis koherensi, proses tren kurva, dan skin depth, sehingga hasil data tidak perlu dilakukan analisis rotasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pemodelan inversi 1D-2D. Hasil penafsiran pada penampang tahanan jenis 2D memperlihatkan bahwa batuan dasar di daerah ini adalah Batuan Gunungapi Yapen yang ditindih secara tidak selaras oleh Batugamping Wurui.Katakunci: Koherensi, magnetotelurik, skewness, skin depth, tren kurva.