Johanis Panggeso
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata L.) UNTUK MENEKAN PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI SECARA In-Vitro Masniati Masniati; Johanis Panggeso
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 8 No 5 (2020): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) sebagai fungisida alami dalam megendalikan penyakit antraknosa yang disebabkan jamur Colletotrichum capsici pada buah cabai serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun kirinyuh (C. odorata L) yang terbaik untuk menghambat pertumbuhan C. capsici. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu factorial yang terdiri dari 6 perlakuan 3 kali ulangan. Konsentrasi yang digunakan yaitu 0%; 0,1%; 0,2; 0,3%; 0,4% dan 0,5% sehingga total perlakuan sebanyak 18 unit perlakun. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun kirinyuh pada konsentrasi 0,5% menunjukkan daya hambat yang lebih baik dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada buah cabai secara in-vitro.
RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN JAMUR Collectothricum capsici Fajriatus Solikhah; Johanis Panggeso; Rosmini Rosmini; Valentino Valentino
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 8 No 6 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percontohan Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako dengan menanam tiga varietas benih cabai rawit. Buah cabai rawit yang sehat dari tiga varietas selanjutnya di injeksikan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako.Penelitian ini berlangsung dari Agustus 2018 sampai selesai. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yakni C. capsici yang diinokulasikan pada 3 varietas cabai rawit. Tiap perlakuan terdiri dari tiga buah cabai rawit untuk setiap varietas yang diuji dan diulang sebanyak 5 kali. Total buah cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 buah. Setelah diinfeksikan ke masing-masing varietas, selanjutnya dilakukan pengamatan luas bercak pada permukaan buah dan pertambahan luas bercak per hari selama 7 hari. Berdasarkan hasil pengamatan luas bercak dan pertambahan luas bercak jamur C. capsici selama 7 hari pengamatan pada masing-masing varietas cabai rawit, maka dapat dikatakan bahwa pada varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap serangan jamur C. capsici, dengan nilai rata-rata luas bercak 0,26 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,8 cm2/hari, dibandingkan dengan varietas Cakra Putih dengan nilai rata-rata luas bercak 0,96 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,34 cm2/hari dan untuk varietas Nirmala nilai rata-rata luas bercak 1,10 cm2 dengan pertambahan luas bercak yang lebih cepat yaitu 0,34 cm2/hari. varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap penyakit antraknosa yang di sebabkan oleh cendawan C. capsici dibandingkan dengan varietas Cakra putih dan Nirmala.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PEPAYA Carica papaya L. TERHADAP JAMUR Alternaria porri PENYEBAB PENYAKIT BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA IN VITRO Zainab Zainab; Johanis Panggeso
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyakit yang penting pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) adalah penyakit bercak ungu (Alternaria porri) yang menimbulkan kerusakan yang cukup berat. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap penyakit Alternaria porri penyebab penyakit bercak ungu pada bawang merah (Allium ascalonicum L.). Untuk menekan pertumbuhan serangan A. porri di lakukan Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya). Sebagai fungisida alami pada bawang merah (A. ascalonicum) secara in-vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan menggunakan 6 perlakuan dan ulangan sebanyak 3 kali. Sehingga diperoleh 18 percobaan. Dari beberapa perlakukan yang dilakukan menunjukan kosentrasi terbaik adalah 5% memiliki pertumbuhan A. porri paling lambat serta mempunyai presentase daya hambat yang tinggi. Serta memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan koloni dan daya hambat A. porri. Pada hari ke 3 sampai 7 HSI perbedaan diameter pertumbuhan koloni kontrol sebesar 6,17 Cm sedangkan diameter pertumbuhan koloni 5% sebesar 1,60 Cm. Daya hambat pada kontrol sebesar 16,22% dan daya hambat 5% sebesar 77,21% sangat jelas setiap perlakuan, perlakuan tanpa kosentrasi memiliki daya hambat yang rendah. Pertumbuhan jamur Alternaria porri penyebab penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah (A. ascalonicum) pada konsentrasi tertentu dan memberikan pengaruh yang nyata.
Analisis Kerapatan Populasi Nematoda Parasitik pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Asal Kabupaten Sigi Biromaru Johanis Panggeso
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 17 No 3 (2010): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the population density of parasitical nematodes on tomatoes. This research used a purposive sampling survey in jonooge and Sidera villages Sigi Biromaru sub district Donggala regency. The research results showed that the nematode population density in jonooge village was 71.00 JI/10 g roots and 63.33 JI/100 g soil whereas in sidera village 43.00 JI/10 g roots and 38.00 JI/100 g soil.