Rosmini Rosmini
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN JAMUR Collectothricum capsici Fajriatus Solikhah; Johanis Panggeso; Rosmini Rosmini; Valentino Valentino
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 8 No 6 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percontohan Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako dengan menanam tiga varietas benih cabai rawit. Buah cabai rawit yang sehat dari tiga varietas selanjutnya di injeksikan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako.Penelitian ini berlangsung dari Agustus 2018 sampai selesai. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yakni C. capsici yang diinokulasikan pada 3 varietas cabai rawit. Tiap perlakuan terdiri dari tiga buah cabai rawit untuk setiap varietas yang diuji dan diulang sebanyak 5 kali. Total buah cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 buah. Setelah diinfeksikan ke masing-masing varietas, selanjutnya dilakukan pengamatan luas bercak pada permukaan buah dan pertambahan luas bercak per hari selama 7 hari. Berdasarkan hasil pengamatan luas bercak dan pertambahan luas bercak jamur C. capsici selama 7 hari pengamatan pada masing-masing varietas cabai rawit, maka dapat dikatakan bahwa pada varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap serangan jamur C. capsici, dengan nilai rata-rata luas bercak 0,26 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,8 cm2/hari, dibandingkan dengan varietas Cakra Putih dengan nilai rata-rata luas bercak 0,96 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,34 cm2/hari dan untuk varietas Nirmala nilai rata-rata luas bercak 1,10 cm2 dengan pertambahan luas bercak yang lebih cepat yaitu 0,34 cm2/hari. varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap penyakit antraknosa yang di sebabkan oleh cendawan C. capsici dibandingkan dengan varietas Cakra putih dan Nirmala.
UJI ANTAGONIS Trichoderma sp. dan BAKTERI Bacillus sp. DB12 TERHADAP Alternaria porri PENYEBAB BERCAK UNGU PADA BAWANG WAKEGI (Allium x wakegi Araki) SECARA IN VITRO Meika Meika; Asrul Asrul; Rosmini Rosmini
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 3 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v11i3.1728

Abstract

Tujuan penelitian untuk melihat dan mengetahui daya hambat Trichoderma sp. dan Bacillus sp. db12 dalam menekan pertumbuhan A.porri penyebab bercak ungu bawang wakegi secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako yang berlangsung pada bulan Mei 2021 sampai Juli 2022. Penelitian menggunakan analisis uji T kepercayaan 5% dengan dua perlakuan, yaitu Trichoderma sp. dan Bacillus sp. db12, setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali sehingga menghasilkan 20 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan daya hambat masing-masing agen hayati pertumbuhan A. porri menunjukkan pengaruh nyata pada persentase daya hambat Trichoderma sp. 72,85%, dibandingkan dengan Bacillus sp. db12 yang hanya mencapai 62,94% secara in vitro pada media NA dibuktikan dengan analisis uji T dengan nilai t-hitung 5,64 > t-tabel 2,44.
Identifikasi Cendawan Entomopatogen Lokal dan Tingkat Patogenitasnya Terhadap Hama Wereng Hijau (Nephotettix virescens Distant.) Vektor Virus Tungro pada Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Donggala Rosmini Rosmini; Sri Anjar Lasmini
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 17 No 3 (2010): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research was to identify entomopathogenic fungi associated with green leafhopper (Nephotetix virescens) and to determine its virulence toward N. viresnes mortality. The indicators of pathogenicity were symptoms, time of symptom appeared, and mortality of green leafhopper after inoculation of the entomopathogenic fungi. The research was conducted in three phases. The first phase was collecting green leafhopper infected by entomopathogenic fungi in the field. The second phase was isolation, inoculation, and re-isolation of entomopathogenic fungi from the infected green leafhopper (wereng). The third was pathogenicity assay conducted in the Laboratory of Plant Pest and Disease, Faculty of Agriculture, Tadulako University. The research was conducted for four months from February to May 2010. Five isolates of entomopathogenic fungi were collected in Donggala Regency: Metharizium sp., Asperigillus sp., Beauveria sp., Cladosporium sp. and Fusarium sp. Two isolates were found potential as entomopathogenic fungi: Metarhizium sp. and Beauveria sp. Mortality of nimpha green leafhopper (wereng hijau) caused by both fungi were 80.75%, and 80.25% respectively.