p-Index From 2019 - 2024
1.152
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sajaratun
Karolus Charlaes Bego
Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DINAMIKA MASYARAKAT NELAYAN GURITA DI KAMPUNG ARUBARA KELURAHAN TETANDARA KECAMATAN ENDE SELATAN KABUPATEN ENDE Azizah Hanafiah; Josef Kusi; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 7 No 1 (2022): Sajaratun
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v7i1.1957

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Dinamika Masyarakat Nelayan Gurita di Kampung Arubara Kelurahan Tetandara Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dinamika Masyarakat Nelayan Gurita di Kampung Arubara Kelurahan Tetandara Kecamatan Ende Selatan Kabupaten Ende. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, Dokumentasi. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah Reduksi Data, Pengumpulan Data, Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap gurita oleh masyarakat arubara mengalami perkembangan sesuai kemajuan jaman. Pada masa yang lalu nelayan gurita menggunakan anak panah dan ganco. Seiring perkembangan waktu masyarakat membuat alat tangkap gurita berupa pocong atau menggunakan beberapa alat tangkap menggunakan kain berupa gurita tiruan untuk menjadi umpan gurita. Alat tangkap berupa kain oleh komunitas gurita sering disebut pocong-pocong.
IDENTIFIKASI KATEGORI MAKANAN TABU PADA KAUM PEREMPUAN SUKU WALING (ANALISIS ETNOGRAFIS DI DESA DESA NGAMPANG MAS KECAMATAN BORONG KABUPATEN MANGGARAI TIMUR) Vilomena Sanung; Marianus Ola Kenoba; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 7 No 2 (2022): Sajaratun
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v7i2.2427

Abstract

Permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah:Apa saja jenis makanan yang ditabukan bagi kaum perempuan suku Waling?. Tujuan Penelitian ini yakni untuk mengetahui jenis makanan yang ditabukan bagi kaum perempuan suku Waling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupaobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara itu, teknik analisis data dalam penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, reduksi data (data reduction), pemaparan data (display data) dan penarikan kesimpulan. Temuan penting penelitian lapangan menunjukan bahwa masyarakat suku Waling memiliki sistem keyakinan adat yang berasal dari para leluhur. Sistem keyakinan ini diwariskan secara turun-temutun.Salah satu sistem keyakinan yang diwariskan itu berupa pantangan makanan yang wajib dijalankan oleh kaum perempuan suku Waling. Secara umum dalam sistem adat istiadat orang Manggarai,hang helang tidak boleh dimakan oleh kaum perempuan.Jika kaum perempuan suku Waling makan makanan sesajian yang harusnya dikhususkan bagi arwah nenek-moyang, maka diyakini akan terjadi sesuatu yang buruk. Misalnya, apabila kaum perempuan suku Waling makan makanan yang ditabukan bagi mereka, maka subyek bersangkutan bisa menjadi orang yang tidak bisa berbicara atau bisu.
PROBLEMATIKA PERKAWINAN USIA DINI (STUDI KASUS DI DESA NGGESA BIRI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE) Maria Katarina Badhi; Josef Kusi; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 8 No 1 (2023): Sajaratun
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v8i1.2892

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1). Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya problematika Perkawinan Usia Dini. 2). Bagaimana tanggapan orang tua, adat, lembaga, dan masyarakat terkait venomena Perkawinan Usia Dini. 3). Bagaimana upaya gereja dalam mengatasi perkawinan usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya problematika perkawinan usia dini. 2). Untuk mengetahui tanggapan orang tua, adat, lembaga, dan masyarakat terkait venomena perkawinan usia dini. 3). Mampu mengetahui upaya gereja dalam mengatasi perkawinan usia dini. penelitian ini menggunakan metode penelitian deskrriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang dipercaya untuk memberikan informasi dalam mendukung proses penelitian yakni pemerintah desa Nggesa Biri serta Masyarakat Desa Nggesa Biri. pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. teknik analisas data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, analisas data, pemaparan data, penarikan kesimpulan. hasil penelitian menunjukan bahwa pendorong terjadinya perkawinan pada usia dini di Desa Nggesa Biri adalah 1.)faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor pendidikan, faktor pergaulan dan faktor kemauan diri sendiri. 2.) Perkawinan usia dini menurut orang tua, perkawinan usia dini belum cukup umur tidaklah baik tidak ada keharmonisan dalam berrumah tangga, terjadi keributan, masalah ekonomi, dan perselingkuhan. 3). Gereja tidak melarang para remaja untuk menikah pada usia muda tetapi pada umumnya mereka harus terlebih dahulu memintah nasehat dan persetujuan dari orang tua, selain karena rasa hormat, juga karena nasehat mereka akan sangat berguna dan dibutuhkan untuk memasuki dunia hidup berkeluarga.
RITUAL ADAT MBAMA DI DESA WOLOSOKO KECAMATAN WOLOWARU KABUPATEN ENDE Alan Rusli Priatma; Anita Anita; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 8 No 2 (2023): Sajaratun. Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v8i2.3627

Abstract

Abstrak Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Proses Berlangsungnya Ritual Adat Mbama? 2) Apa Fungsi Ritual Adat Mbama? 3) Apa Makna Dari Ritual Adat Mbama. Penelitian Ini Bertujuan Untuk :1) Untuk Mengetahui Peroses Berlangsungnya Ritual Adat Mbama ? 2) Untuk Mengetahui Fungsi Dari Ritual Adat Mbama ? 3) Untuk Mengetahui Makna Dari Ritual Adat Mbama?Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan yaitu 1) Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi 2)Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1 ) Reduksi Data ? 2) Penyajian Data? 3) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa: Persiapan untuk menyukseskan sebuah Ritual adat mbama sangat penting karena jika dipersipakan dengan baik sesuai dengan tata cara yang diwariskan oleh leluhur, maka ritual tersebut akan berjalan dengan baik dan apa yang dimohonkan akan diterima. Pada tahap persiapan telah disebutkan bahwa proses berlangsungnya ritual adat Mbama setelah upacara Ka Are Sewa Jala baru dimulai memasak nasi untuk Mbama. Ritual Ka Are Sewa Jala itu, khusus dilakukan oleh Mosalaki bertujuan untuk memohon para leluhur agar mereka menghalangi datangnya roh-roh penggangu, sehingga kegiatan Mbama akan berlangsung aman, nyaman, dan meriah.Fungsi ritual adat Mbama merupakan pelaksanaan upacara adat berkaitan dengan pemujaan kepada para leluhur, roh atau nenek moyang untuk meminta hasil panen yang diperoleh lebih berlimpah.Fungsi upacara adat Mbama mampu membangkitkan emosi keagamaan, menciptakan rasa aman serta mempersatukan masyarakat dalam satu rumpun kekeluargaan. Makna upacara adat Mbama usaha manusia untuk dapat berhubungan dengan arwah para leluhur, juga merupakan perwujudan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri secara aktif terhadap alam atau lingkungan sekitar.
RITUAL PEMBERIAN NAMA ANAK (PI’I WAU’NG ) PADA KLAN TENU DI DESA LANAMAI KECAMATAN RIUNG BARAT KABUPATEN NGADA Theresia Minu; Maria Gorety Djandon; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 6 No 1 (2021): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v6i1.3830

Abstract

Permasalahan yang diangakat dalam penelitian ini adalah:(1) Bagaimana proses pelaksanaan ritual pemberian nama anak ( Pi’i Wa’ung) pada klan Tenu di Desa Lanamai Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada, (2)Apa makna dari ritual Pemberian nama (pi’i wa’ung) Pada klan Tenu Di Desa Lanamai Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada. Untuk membahas masalah diatas peneliti mengunakan teori Interaksionisme Simbolik yang dikemukakan oleh George Simmle. Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data-data berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari para narasumber serta perilaku yang diamati yang diarahkan pada latar beakang seutuhnya. Subyek penelitian, peneliti memilih enam orang informan yaitu empat orang tokoh masyarakat dan satu orang tokoh adat sebagai informan pendukung. Teknik pengumpulan data ini ada tiga yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data diantaranya: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Ritual pemberian nama anak masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat pada klan Tenu. (2) dari kalangan generasi mudah kurang peduli terhadap ritual pemberian nama anak. Aspirasi masyarakat Desa lanamai akhirnya mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah Kabupaten Ngada. Hasil akhir studi ini menyimpulkan bahwa Desa Lanamai mengalami perkembangan antara lain dalam bidang sosial, dan bidang budaya
SEJARAH GEREJA KATOLIK ST. MARIA IMACULATA NDONA ( 2010-2020) Yulius Pati; Yosef Tomi Roe; Karolus Charlaes Bego
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 6 No 1 (2021): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v6i1.3838

Abstract

Permasalahan pokok yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana sejarah berdiri gereja St. Maria Imaculata Ndona dan perkembangan gereja St. Maria Imaculata Ndona tahun 2010-2020. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui sejarah gereja St. Maria Imaculata Ndona dan perkembangan dari tahun 2010-2020. Penelitian yang dilakukan menggunakan teori gerak siklus sejarah, penggagas Ibnu Kaldun. Dalam penulisan karya ilmiah ini peneliti menggunakan metode sejarah (historical methods). Metode ini mencakup empat tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, interprestasi dan historiografi. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan sumber primer berupa arsip paroki dan sekunder yaitu berupa buku, jurnal dokumentasi dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Sejarah gereja Katolik St. Maria Imaculata Ndona berawal tepat pada tanggal 27 April 1914 pada saat Mgr. Petrus Noyen, SVD tiba di Ende. Ada berjuta harapan dari sang misionaris SVD ini saat tiba di kota Ende. Harapan tersebut yakni untuk bisa mendirikan pusat misi kepulauan Sunda Kecil dan sekaligus menjadi tempat Residen Prefek Apostolik. Pada tanggal 29 April 1914 sejak pagi hingga tengah hari Mgr. Petrus Noyen, SVD berkuda bersama Controleur Hens dan Gezaghebber Van Suchtelen mencari suatu tempat sebagai pusat misi kepulauan Sunda Kecil, hingga pada tahun 1915 dibangunlah stasi Ndona yang saat ini dikenal dengan Gereja St.Maria Imaculata Ndona.