Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Wacana Seks "Jalan Tengah" Ala Majalah Hai (Analisis Wacana Kritis Seksulitas Remaja Laki-Laki Dalam Artikel Dan Rubrik Seksulitas Majalah Hai 1995-2004) Sokowati, Muria Endah
CHANNEL Jurnal Komunikasi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.995 KB)

Abstract

Seksualitas adalah entitas yang cair dan didefinisikan berdasarkan periode sejarah, ruang dan waktu tertentu.Sebagai wacana, definisi seks ditentukan oleh relasi kuasa dan pengetahuan. Penelitian ini mengungkap bagaimana seksualitas dipahami dan dikonstruksi di Indonesia lewat dua rezim yang berbeda, yaitu Orde Baru dan pasca Orde Baru.Kedua rezim yang dikuasai oleh kelompok berbeda dengan konteks sosial, politik, dan budaya yang berbeda melahirkan wacana seks yang juga berbeda.Majalah Hai yang hadir selama lebih dari tiga dasawarsa menjadi objek penelitian yang relevan untuk memahami bagaimana seksualitas menjadi arena praktik kuasa dan pengetahuan.Sebagai majalah remaja laki-laki, maka seksualitas dalam penelitian ini memfokuskan pada seksualitas remaja laki-laki.Artikel dan rubrik seksualitas yang terbit pada tahun 1995-2004 dipilih sebagai kumpulan teks yang dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis yang dijelaskan oleh Norman  Fairclough.Lewat analisis teks, praktik diskursif dan praktik sosial, penelitian ini menjelaskan bahwa terjadi dualitas wacana seksualitas dalam majalah Hai.Artinya wacana seksualitas remaja laki-laki yang diproduksi oleh majalah Hai merupakan kompromi atas wacana konservatisme dan liberalisme seksual. Kata kunci: seksualitas, wacana, remaja
Questioning Public Participation in Social Media Activities in Indonesia Sokowati, Muria Endah
Komunikator Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.112025

Abstract

The growth of using social media in Indonesia since 2009 has enabled the user to contribute in online discussion, share opinion and feeling, or circulate the digital creativities. Social media gives opportunities to its users to be the content providers. The number of users take part of the discussion in social media has brought Indonesia mentioned as the capital of social media world. This label attached to Indonesia since some big cities in Indonesia, such as Jakarta, Yogyakarta, and Bandung recorded as the cities whose residents become the most active social media users in the world. This phenomenon leads to the assumption that social media is success in creating public participation. But, is it true? Based on data from Association of Internet service provider (APJII), the Internet users dominated by people from middle class, urban, young and well-educated groups. Some blank spots in Indonesia, the high price of technology, the lack of quality in operating and using technology become the problems causing the difficulty in implementing public participation. This paper tried to explore the misleading of the assumption that social media activities in Indonesia have created public participation. It also analyzes on how digital divide becomes the barrier to gain the public participation.
Manajemen Produksi Media Digital Mojok.co dan Pemetaan Konten Sokowati, Muria Endah; Junaedi, Fajar
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.57 KB) | DOI: 10.12928/channel.v7i1.13012

Abstract

AbstrakMojok.co adalah sebuah media digital daring (online) yang menampilkan konten yang berbeda dibandingkan dengan media yang pernah ada sebelumnya. Media daring yang berasal dari Yogyakarta ini menyuguhkan konten yang unik, satir, jenaka dan cenderung sarkastik dalam format esai, artikel dan opini. Berangkat dari hal ini, penelitian ini berusaha menelaah tentang manajemen produksi media digital Mojok.co  dan pemetaan konten yang disajikan oleh Mojok.co. Dengan melakukan wawancara mendalam, observasi ke ruang redaksi Mojok.co dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa ruang redaksi Mojok.co dibangun dalam bangunan fisik yang tidak formal. Dalam hal pengumpulan konten, redaksi Mojok.co melakukan kurasi terhadap naskah yang dikirimkan oleh pembacanya sebagai wujud dari kebijakan keterlibatan komunitas. Selain naskah yang berasal dari pembaca, konten Mojok.co  juga berasal dari internal redaksi. Meskipun disajikan dalam bahasa yang cenderung sarkastik, Mojok.co menghindari konten yang bisa mematik persoalan SARA. Rubrikasi yang ada di Mojok.co dikemas dengan penamaan yang unik, sehingga benar-benar membedakan Mojok.co dari media digital yang lain. Mojok.co berhasil memenuhi kebutuhan audiens melalui tampilan, rubrikasi dan isi konten.
PRODUKSI CITRA POLISI DALAM FILM : SEBUAH UPAYA SAKRALISASI (Analisis Genre Pemenang Police Movie Festival 2017-2019) Sokowati, Muria Endah; Nurnisya, Frizki Yulianti
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 10, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/interaksi.10.1.68-81

Abstract

The image of the police is understood in various ways. In the news, the police are often presented with a negative image. However, there is a tendency for the police to be sanctified as saints in the film. This article attempts to explain the forms of sacralization of police images displayed in cinema. Uses genre analysis to answer the re-search questions. The Police Movie Festival in 2017-2019 was the chosen research object since the Indonesian National Police organize this film festival, it will be seen how they want to be shown in the film. As a result, the Police Movie Festival winners increasingly sanctify the police's image as heroes, patriotic, humanist, and a tolerant and pluralist figure. These images that emerge can obscure that the police also often justify violence when dealing with civilians who are supposed to be the parties they protect.
Konstruksi Identitas Global Dan Lokal Dalam Majalah Gogirl!: Sebuah Hibriditas (Analisis Semiotik Majalah Gogirl! Edisi 101 Bulan Juni Tahun 2013) Mediana Utami; Muria Endah Sokowati
Jurnal Komunikasi Vol. 15 No. 2 (2021): VOLUME 15 NO 2 APRIL 2021
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol15.iss2.art2

Abstract

Abstract. : This research focuses on describe the position of local and global identities in hybridity. In explain the construction of local and global identities on Gogirl!, the author used semiotics of Roland Barthes. Hybridity is a resistance of local culture to global domination. Magazine assimilated the elements of global culture, devoid eliminated or defend the local elements. In this case, there are certain hybridity mechanisms that has been done, namely the use of hodgepodge language, a blend of English and bahasa Indonesia; the usage of western elements as inspiration; and maintaining the spirit of localism. The hibridity of GoGirls! is a form of negotiation to provide opportunity on the present of local identity. As an inferior subject, local identity becomes an active subject in expressing its identity at the global level through hybridity.Keywords: Hybrid Culture, Hibridity, Global Culture, Local Culture,Magazine.
Wacana Seks "Jalan Tengah" Ala Majalah Hai (Analisis Wacana Kritis Seksulitas Remaja Laki-Laki Dalam Artikel Dan Rubrik Seksulitas Majalah Hai 1995-2004) Muria Endah Sokowati
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.995 KB) | DOI: 10.12928/channel.v4i1.4204

Abstract

Seksualitas adalah entitas yang cair dan didefinisikan berdasarkan periode sejarah, ruang dan waktu tertentu.Sebagai wacana, definisi seks ditentukan oleh relasi kuasa dan pengetahuan. Penelitian ini mengungkap bagaimana seksualitas dipahami dan dikonstruksi di Indonesia lewat dua rezim yang berbeda, yaitu Orde Baru dan pasca Orde Baru.Kedua rezim yang dikuasai oleh kelompok berbeda dengan konteks sosial, politik, dan budaya yang berbeda melahirkan wacana seks yang juga berbeda.Majalah Hai yang hadir selama lebih dari tiga dasawarsa menjadi objek penelitian yang relevan untuk memahami bagaimana seksualitas menjadi arena praktik kuasa dan pengetahuan.Sebagai majalah remaja laki-laki, maka seksualitas dalam penelitian ini memfokuskan pada seksualitas remaja laki-laki.Artikel dan rubrik seksualitas yang terbit pada tahun 1995-2004 dipilih sebagai kumpulan teks yang dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis yang dijelaskan oleh Norman  Fairclough.Lewat analisis teks, praktik diskursif dan praktik sosial, penelitian ini menjelaskan bahwa terjadi dualitas wacana seksualitas dalam majalah Hai.Artinya wacana seksualitas remaja laki-laki yang diproduksi oleh majalah Hai merupakan kompromi atas wacana konservatisme dan liberalisme seksual. Kata kunci: seksualitas, wacana, remaja
Questioning Public Participation in Social Media Activities in Indonesia Muria Endah Sokowati
Komunikator Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.112025

Abstract

The growth of using social media in Indonesia since 2009 has enabled the user to contribute in online discussion, share opinion and feeling, or circulate the digital creativities. Social media gives opportunities to its users to be the content providers. The number of users take part of the discussion in social media has brought Indonesia mentioned as the capital of social media world. This label attached to Indonesia since some big cities in Indonesia, such as Jakarta, Yogyakarta, and Bandung recorded as the cities whose residents become the most active social media users in the world. This phenomenon leads to the assumption that social media is success in creating public participation. But, is it true? Based on data from Association of Internet service provider (APJII), the Internet users dominated by people from middle class, urban, young and well-educated groups. Some blank spots in Indonesia, the high price of technology, the lack of quality in operating and using technology become the problems causing the difficulty in implementing public participation. This paper tried to explore the misleading of the assumption that social media activities in Indonesia have created public participation. It also analyzes on how digital divide becomes the barrier to gain the public participation.
Penguatan Jurnalistik Berbasis Gender untuk Kader Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadyah AR Fakhruddin Muria Endah Sokowati
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 24, No. 3, Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v24i3.12429

Abstract

Pemahaman tentang gender di kalangan remaja sangat rendah. Banyak kasus-kasus yang dilatarbelakangi oleh lemahnya kesadaran remaja laki-laki dan perempuan tentang ideologi gender kerap disebut sebagai sumber permasalahan. Sebut saja kasus kekerasan seksual, pelecehan seksual baik secara fisik, psikologis, maupun simbolis banyak diungkap dan dipublikasikan lewat media menunjukkan rendahnya pemahaman remaja atas kesadaran dan keadilan gender. Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka kami sebagai akademisi yang memiliki latar-belakang kajian media dan komunikasi yang menaruh perhatian terhadap persoalan remaja dan gender merasa turut bertanggung-jawab untuk memberikan solusi atas persoalan tersebut. Kami memulainya dari level mikro, yaitu di lingkungan yang terdekat dengan kami selaku dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Bermitra dengan PC IMM AR Fakhruddin, kami mengajukan kegiatan literasi gender untuk mahasiswa, yaitu pelatihan jurnalistik berbasis gender untuk kader PC IMM AR Fakhruddin. Kegiatan tersebut merupakan edukasi yang memfokuskan pada penanaman konsep dan teori tentang keadilan dan kesetaraan gender. Berbekal konsep dan teori tersebut, selanjutnya peserta kami arahkan untuk menuliskan pengalaman-pengalaman personal yang berhubungan dengan problem gender ke dalam produk karya jurnalistik. Kami melakukan pendampingan pada penulisan tersebut, hingga menjadi sebuah buku yang telah dipublikasikan, berisi delapan tulisan hasil karya peserta. Buku tersebut, selain menjadi dokumentasi reflektif pemahaman gender mereka, mampu menjadi sarana untuk membangun kesadaran gender bagi pihak lain. Peserta kegiatan ini tidak hanya terbuka wawasan dan pengalamannya tentang ideologi gender, namun juga mampu menjadi agen sosialisasi gender bagi lingkungan sekitarnya.
Producing Pleasure in Indonesian Boys’ Magazine: Strategy to Control Boys’ Sexuality Muria Endah Sokowati; Frizki Yulianti Nurnisya
The Journal of Society and Media Vol. 5 No. 2 (2021): The Influence of Media in Society Life
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science &Law, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v5n2.p485-509

Abstract

The transition of political regime in Indonesia during 1995-2004 has implicated the dynamic discourse on gender ideology. It is reflected on the production of sex articles in Hai magazine, the only boys’ lifestyle magazine in Indonesia, for more than three decades. This paper attempts to analyze the sex articles in Hai magazine. Using Fairclough’s Critical Discourse Analysis, we found that the articles of safe and healthy sex socialization portray sex as a pleasing activity for teenage boys. However, sexual pleasure defined by Hai does not refer to Hai’s attempt to promote sexual freedom. This pleasure actually reflects the idea of normative sexuality. It is demonstrated in this scholarly work how the discourse of sexual pleasure produced by Hai magazine became a strategy to promote safe sex. Hence, it is being challenged that the promotion of safe sex strategy is a manifestation of Hai’s compromise toward the contestation of various ideas of sexuality existing in Indonesia in the 1990s and 2000s, during the transition of political regime in Indonesia, including the conservatism and sexual liberalism.
Wacana Perbedaan Gender Dalam Artikel Pendidikan Seks Remaja (Analisis Wacana Kritis Artikel Seksualitas Majalah Hai Edisi 1995-2004) Muria Endah Sokowati
Jurnal Komunikasi Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v10i1.519

Abstract

Adolescence is a social category considered as apolitical, hedonist, consumptive, and uncritical. They often become the object of socialization and education of morality from adult. Many social institutions, including the media have subjugated their desire in the name of sex education. Hai magazine-segmented its product for teenage boys-displayed sexual contents for sex education in its articles. In those articles, Hai magazine has presented information relating to dominant sexual norms. This paper focuses on how Hai magazine has built discourse of gender differences in its articles. Using critical discourse analysis, the researcher revealed the attempt of Hai magazine to construct the ideal relationship of teenage boys and girls. The construction cannot be separated from the politics of Hai magazine to accommodate the parents’ interest following sexual normative and conservative discourse. At the same time, Hai also supports sexual liberalism discourse, which becomes the part of media interest as cultural industry. As a result, Hai magazine has performed ambivalence idea of gender differences. The ambivalence is indicated from the idea of sexual attraction, the division of sexual roles, and emphatic strategy.   Remaja adalah kategori sosial yang bersifat apolitis, hedonis, konsumtif dan tidak kritis. Untuk itu remaja kerap menjadi objek sosialisasi dan edukasi soal moralitas oleh orang dewasa. Penundukan hasrat remaja atas nama pendidikan seks banyak dilakukan oleh berbagai institusi sosial, termasuk media. Majalah Hai sebagai majalah yang ditujukan untuk remaja laki-laki menampilkan konten-konten seks dengan tujuan edukasi seks di dalam artikel-artikelnya. Dalam artikel tersebut, majalah Hai menyajikan informasi yang berkaitan dengan norma seks yang dipahami oleh mayoritas masyarakat. Tulisan ini secara khusus memfokuskan pada bagaimana Hai membangun wacana tentang perbedaan gender yang terdapat dalam artikel-artikel seksualitas yang bertemakan relasi laki-laki dan perempuan. Lewat metode analisis wacana kritis, peneliti menyingkap adanya upaya majalah Hai untuk mengkontruksi relasi laki-laki dan perempuan yang dianggap ideal. Konstruksi tersebut tidak dilepaskan dari politik majalah Hai untuk mengakomodasi kepentingan orang tua yang menganut paham seksualitas yang normatif dan konservatif sekaligus mendukung paham liberalisme seksual yang menjadi bagian dari kepentingan media sebagai industri budaya. Akibatnya majalah Hai menampilkan gagasan perbedaan gender yang ambivalen. Ambivalensi tersebut terlihat dalam gagasan majalah Hai tentang daya tarik seksual, pembagian peran secara seksual dan strategi empati.