Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BEBERAPA TEOREMA KEKONVERGENAN PADA INTEGRAL RIEMANN Venn Y. I. Ilwaru; Henry J. Wattimanela; Mozart W. Talakua
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 6 No 1 (2012): BAREKENG : Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.956 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol6iss1pp13-18

Abstract

Riemann Integral is integral concept using the sum of lower Riemann and upper Riemann. The sufficient condition for the function sequence which is R-integralable at a, b is thelimit function also R-integralable at a, b. If function sequence   n f convergence to f at a, b and n f R-integralable for every n, then the sufficient condition that function f alsoR-integralable at a, b is   n f uniform convergence to f at a, b. This research studies about sum convergence theorems in Riemann Integral.
MATRIKS PANGKAT DAN KEPERIODIKANNYA DALAM ALJABAR MAX-PLUS Venn Y. I. Ilwaru
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 8 No 2 (2014): BAREKENG : Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.326 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol8iss2pp47-52

Abstract

Dalam aljabar max-plus telah banyak dipelajari tentang sifat-sifat matriks.Salah satunya adalah keperiodikan suatu matriks yang tidak tereduksi. Telah diketahui pada aljabar maxplus bahwa barisan pangkat k A dalam Aljabar Max-Plus, dengan A adalah matriks persegi yang tidak tereduksi, menjadi periodik setelah waktu terbatas T(A), dan periode akhir sama dengan siklisitas grafkritis dari A. Dalam hubunganini dipelajari masalah komputasi dari matriks persegi yang berukuran nn yaitu jika diberikan k, hitung periodik pangkat r A dengan r  k(mod ) untuk r  T A . Ide utama adalah menggunakan penskalaan similaritas diagonal yang sesuai 1 A X AX  , yang disebut penskalaan visualisasi.
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU MEROKOK DI KOTA AMBON Eunike M. Sahetapy; Yopi A. Lesnussa; Venn Y. I. Ilwaru
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 9 No 1 (2015): BAREKENG : Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.207 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol9iss1pp73-83

Abstract

Pemandangan orang merokok dapat kita temui di dalam kendaraan umum, kantor, pasar, atau tempat umum lainnya, bahkan dalam keluarga sendiri. Pada umumnya seseorang mulai merokok sejak usia remaja. Jumlah perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara usia, status merokok orang tua, komunikasi dengan orang tua, komunikasi dengan teman sepergaulan, pengetahuan tentang merokok, perokok aktif dan pasif, akses media informasi, dan intensitas melihat iklan rokok dengan tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku merokok kemudian melihat model tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku merokok dengan menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal dan juga untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku merokok di Kota Ambon. Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku merokok adalah variabel 𝑥1 (Pengetahuan remaja tentang merokok terhadap kesehatan), x4 (Pengetahuan tentang perokok pasif), x5 (Pengetahuan tentang perbedaan antara Perokok Pasif dan perokok Aktif), x6 (Larangan merokok), x8 (Komunikasi dengan orang tua) x9 (Komunikasi dengan teman pergaulan), x10 (Status merokok orang tua).
THE ENTIRE FACE IRREGULARITY STRENGTH OF A BOOK WITH POLYGONAL PAGES Meilin I. Tilukay; Venn Y. I. Ilwaru
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 9 No 2 (2015): BAREKENG : Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.182 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol9iss2pp103-108

Abstract

A face irregular entire labeling is introduced by Baca et al. recently, as a modification of the well-known vertex irregular and edge irregular total labeling of graphs and the idea of the entire colouring of plane graph. A face irregular entire k-labeling 𝜆:𝑉∪𝐸∪𝐹→{1,2,⋯,𝑘} of a 2-connected plane graph 𝐺=(𝑉,𝐸,𝐹) is a labeling of vertices, edges, and faces of 𝐺 such that for any two different faces 𝑓 and 𝑔, their weights 𝑤𝜆(𝑓) and 𝑤𝜆(𝑓) are distinct. The minimum 𝑘 for which a plane graph 𝐺 has a face irregular entire 𝑘-labeling is called the entire face irregularity strength of 𝐺, denoted by 𝑒𝑓𝑠(𝐺). This paper deals with the entire face irregularity strength of a book with 𝑚 𝑛-polygonal pages, where embedded in a plane as a closed book with 𝑛−sided external face.
PERBANDINGAN ALGORITMA HILL CLIMBING DAN ALGORITMA ANT COLONY DALAM PENENTUAN RUTE OPTIMUM Venn Y. I. Ilwaru; Tesa Sumah; Yopi Andry Lesnussa; Zeth A. Leleury
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Vol 11 No 2 (2017): BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan
Publisher : PATTIMURA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.706 KB) | DOI: 10.30598/barekengvol11iss2pp139-150

Abstract

Optimasi adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk memecahkan masalah optimasi tersebut, tentunya diperlukan algoritma yang handal. Algoritma Hill Climbing dan Algotrima Ant Colony adalah metode dari sekian banyak metode kecerdasan buatan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi. Karena algoritmanya yang cukup sederhana, metode Hill Climbing telah banyak diterapkan dalam berbagai aplikasi. Disamping itu metode Hill Climbing juga mengefisienkan penggunaan memori yang besar. Algoritma Ant Colony adalah algoritma yang diadopsi dari perilaku koloni semut. Secara alamiah koloni semut mampu menemukan rute terpendek dalam perjalanan dari sarang ke tempat-tempat sumber makanan, berdasarkan jejak kaki pada lintasan yang telah dilewati. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan algoritma Hill Climbing dan Algoritma Ant Colony diperoleh rute optimum ferry di Pulau Ambon, Pulau Seram, dan Pulau-Pulau Lease yang berbeda. Pada Algoritma Hill Climbing diperoleh rute yang optimal yaitu Tulehu – Wainama – Umeputih – Wailey – Amahai - Nalahia dengan jarak tempuh 126 Km, sedangkan menggunakan Algoritma Ant Colony diperoleh rute yang optimal yaitu Tulehu – Wainama – Umeputih – Wailey – Amahai – Nalahia - Tulehu dengan jarak tempuh 197 Km