Ade Sonya Suryandari
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

STUDI PENGARUH RASIO MOLAR FEED GLISEROL TERHADAP ASAM ASETAT TERHADAP PRODUK TRIASETIN BERBASIS SIMULASI CHEMCAD Intan Prasetya Mudi; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.113

Abstract

Penambahan triasetin kedalam campuran biodisel dapat meningkatkan perfoma mesin pada semua aspek.  Pembuatan trisetin diproses dengan proses esterifikasi dengan reaksi gliserol dan asam setat dengan dibantu  katalis. Hal tersebut perlu adanya proses pemisahan pada proses. Adanya proses distilasi yang dimana  memisahkan komponen-komponen penyusun dari suatu campuran berdasarkan titik didihnya sehingga  menghasilkan produk yang baik. Selain itu rasio molar pada feed gliserol terhadap asam asetat juga akan  memepengaruhi produk triasetin. Seperti tujuan yang dinginkan untuk mengetahui hasil optimum dari proses  pembuatan triasetin sebelum dibuat dalam skala besar dengan mengatahui pengaruh dari rasio molar feed gliserol terhadap asam asetat. Sehingga perlu adanya proses simulasi dengan menggunakan software ChemCAD untuk menentukan kondisi operasi yang baik dengan hasil produk yang baik. Sebelum mensimulasi dengan  menggunakan software ChemCAD perlu adanya perhitungan molar feed dengan menggunakan perbandingan  gliserol terhadap asam asetat. Dari hasil dapat disimulasi, sehingga memperoleh data yang menyatakan wahwa  kondisi optimum dihasilkan pada perbandingan molar feed gliserol terhadap asam asetat 1:7 dengan hasil  jumlah 6,40 kg/jam dan nilai koversi sebesar 98,35%. Yang dimana semakin tinggi asam asetat semakin tinggi  konsentrasi triasetin.
SIMULASI PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUM FEED ASAM ASETAT ANHIDRAT PADA SISTEM PRODUKSI TRIASETIN KAPASITAS 19.000 TON/TAHUN MENGGUNAKAN SIMULASI CHEMCAD 7.1.5 Muchammad Irvan Ma’rifat; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.75

Abstract

Bahan bakar minyak (BBM) terbarukan banyak dikembangkan saat ini mengakibatkan kebutuhan triasetin sebagai zat aditif terus meningkat. Triasetin bermanfaat untuk menaikkan nilai oktan pada mesin serta dapat digunakan sebagai anti-knocking. Triasetin dihasilkan melalui reaksi asam asetat dan gliserol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum feed asam asetat anhidrat pada sistem produksi triasetin sehingga mendapatkan produk dengan kualitas dan kuantitas optimal menggunakan simulasi dengan ChemCAD. Produk yang dihasilkan dari reaksi asam asetat anhidrat dan gliserol yaitu triasetin, asetat anhidrat, asam asetat, dan air. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu asam asetat dengan konsentrasi 80% hingga 100%. Proses simulasi produksi triasetin menggunakan stokiometri reaktor dan untuk pemurnian triasetin menggunakan kolom distilasi. Kualitas triasetin optimal didapatkan pada konsentrasi asam asetat anhidrat 80% dengan jumlah produk 2411,037 kg/jam dan dengan konsentrasi triasetin sebesar 99,8792%.
SIMULASI STOICHIOMETRIC REACTOR PADA PRODUKSI TRIASETIN BERBASIS CHEMCAD Irma Z. Mahsunah; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.101

Abstract

Gliserol merupakan produk samping biodiesel memiliki potensi untuk dikonversi menjadi beberapa produk turunan yang bernilai ekonomis. Gliserol dapat direaksikan dengan asam asetat membentuk triasetin dengan reaksi esterifikasi. Triasetin merupakan bahan aditif yang ditambahkan pada bahan bakar untuk mengurangi pembakaran tidak sempurna pada mesin kendaraan bermotor. Mereaksikan gliserol dan asam asetat menggunakan reaktor merupakan dasar dari proses produksi triasetin. Reaksi pada produksi triasetin merupakan reaksi esterfikasi dan reversibel, sehingga perbandingan jumlah reaktan akan berpengaruh pada produk dan konversi. Dengan berbagai macam konversi dan kondisi operasi pada reaktor akan berpengaruh pada jumlah produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah produk triasetin terbaik dengan berbagai macam konversi dan kondisi operasi menggunakan simulasi ChemCAD. Hasil simulasi didapatkan konversi terbaik adalah 84,84% dengan jumlah produksi triasetin terbanyak sebesar 946,9921 kg/jam.
ANALISIS EKONOMI BOILER WATER TUBE PADA PABRIK TRIASETIN DARI ASAM ASETAT DAN GLISEROL Moh. Yusrin Nizam; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.105

Abstract

Boiler merupakan alat paling penting dalam proses penyediaan uap. Pada laporan akhir perancangan pabrik kimia dengan judul perancangan pabrik triasetin dari gliserol dan asam asetat dengan metode esterifikasi menggunakan katalis resin lewatit kapasitas 7.500 ton/tahun kebutuhan suplai steam salah satunya adalah untuk suplai reboiler. Dalam laporan akhir tersebut digunakan dua boiler tipe water tube. Secara kapasitas, penggunaan satu water tube boiler sangat mungkin dilakukan. Maka dari itu, diperlukan analisissecara ekonomi dengan membandingkan penggunaan satu water tube boiler dan dua water tube boiler. Artikel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui potensi penggunaan satu water tube boiler secara ekonomi guna menyuplai steam pada reboiler. Perhitungan ekonomi meliputi perhitungan biaya tetap, biaya tidak tetap, dan nantinya akan diperoleh biaya pokok tiap produksi per kilogram steam. Dengan rate keluaran steam pada boilersebesar 4047,41 kg/jam, didapatkan selisih Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap, dan Biaya Pokok pada penggunaan satu water tube boiler secara berturut – turut adalah lebih kecil 13%, 9%, 10% dari penggunaan dua water tube boiler.
PENENTUAN SUHU OPTIMUM BOTTOM COLUMN DALAM PEMURNIAN TRIASETIN MENGGUNAKAN SIMULASI CHEMCAD 7.1.5 Vemmy N.A. Putri; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 1 (2020): February 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i1.54

Abstract

Perkembangan biodiesel di Indonesia mengakibatkan kenaikan kebutuhan triasetin sebagai aditif bahan bakar. Manfaat triasetin selain untuk manaikkan nilai oktan juga dapat digunakan sebagai anti-knocking. Kemurnian produk triasetin sebagai bahan aditif minimal sebesar 99,8% ditetapkan dalam perancangan ini. Maka dari itu pemurnian triasetin menjadi salah satu proses penting dalam produksi. Proses distilasi dipilih dalam pemurnian triasetin dari sisa reaktan maupun produk samping karena terdapat perbedaan volatilitas setiap komponennya. Maka dari itu untuk mengoptimumkan pemurnian triasetin melalui proses distilasi untuk mendapatkan kemurnian tinggi dengan mempertimbangkan jumlah produk dilakukan simulasi proses produksi triasetin menggunakan CHEMCAD 7.1.5. Simulasi difokuskan pada penentuan suhu optimum pada bottom product kolom distilasi dengan melakukan trial mulai dari suhu 258°C. Hasil yang didapatkan semakin tinggi suhu bottom product maka semakin tinggi kemurnian triasetin namun produk yang dihasilkan semakin sedikit. Sehingga dari simulasi yang talah dilakukan suhu optimum bottom product dalam proses pemurnian triasetin sebesar 273°C dengan kemurnian 99,84% dan jumlah produk sebanyak 2402,65 kg/jam.
SIMULASI PENGARUH TEKANAN FEED PADA PROSES PEMURNIAN TRIASETIN BERBASIS CHEMCAD 7.1.5 Robi’atul Adawiyah; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 1 (2020): February 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i1.57

Abstract

Triasetin merupakan zat aditif bahan bakar ramah lingkungan yang terbentuk dari hasil reaksi antara gliserol dan asam asetat dengan bantuan katalis yang bersifat asam baik katalis homogen ataupun katalis heterogen. Triasetin berfungsi untuk mengurangi knocking pada mesin serta dapat mengurangi asap knalpot karena molekul karbon dalam campuran bahan bakar berkurang sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Penelitian ini menggunakan bahan baku gliserol 95% dan asam asetat anhidrat 99.85%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan feed terhadap proses pemurnian triasetin sehingga mendapatkan triasetin dengan kemurnian tinggi. Produk dari hasil reaksi antara gliserol dan asam asetat anhidrat berupa produk campuran yang terdiri dari triasetin, asam asetat, asam asetat anhidrat dan air. Simulasi dilakukan pada software chemCAD 7.1.5 dengan model termodinamika NRTL. Proses simulasi pemurnian triasetin menggunakan kolom distilasi. Hasil simulasi pemurnian terbaik diperoleh pada tekanan 0.4 atm dengan komposisi triasetin sebesar 100% mol dan laju alir 2049.53 kg/jam.
SELEKSI PROSES DAN PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI INDUSTRI SABUN CAIR BERBAHAN BAKU CRUDE PALM OIL (CPO) Etom Baharudin Ardhi Wijaya; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.201

Abstract

Penggunaan bahan pembersih oleh masyarakat termasuk sabun cair di era pandemi semakin lama semakin meningkat guna senantiasa menjaga kebersihan diri. Pada penelitian ini digunakan crude palm oil dan kalium hidroksida sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair. Penentuan kapasitas produksi dan seleksi proses perlu dilakukan dalam perencanaan pembangunan pabrik guna menentukan kelayakan berdirinya suatu pabrik. Tujuan dari penelitian ini untuk menyeleksi beberapa metode proses dalam pembuatan sabun cair untuk mengetahui metode proses yang lebih baik dan menentukan kapasitas produksi pabrik yang akan berdiri pada tahun 2023 di Cilegon dengan metode linear. Dalam merencanakan proses pembuatan sabun perlu mempertimbangkan berbagai metode proses produksi sehingga didapat yang paling efisien untuk menghasilkan produk dengan optimal. Selanjutnya dilakukan perhitungan kapasitas produksi menggunakan metode linear yang dilakukan dengan cara menghitung kenaikan rata rata kebutuhan produk pada setiap tahun menggunakan data yang tersedia dari tahun 2014-2017 untuk mendapat hasil perkiraan pada tahun 2023. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode proses produksi yang paling optimal adalah dengan metode saponifikasi trigliserida dan dengan kapasitas produksi pabrik pada tahun 2023 sebesar 1000 ton/tahun. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa pabrik yang akan didirikan layak.
STUDI PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER SEBELUM CSTR (CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR) PADA PROSES PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR Lifia Surya Hanafia; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.195

Abstract

Indonesia merupakan salah satu penghasil Minyak Sawit terbesar di Dunia. Karena itu, pemanfaatan minyak sawit bisa digunakan dalam berbagai hal salah satunya yaitu pembuatan sabun mandi cair. Sabun adalah salah satu produk yang penting dalam kehidupan manusia saat ini. Karakteristik dari sabun mandi cair sendiri bisa berbeda-beda sesuai dengan komposisi bahan dan proses pembuatanya. Dalam proses pembuatan sabun, terdapat pemanasan awal pada CPO (Crude Palm Oil) terlebih dahulu menggunakan heat exchanger. Tujuan dari perhitungan ini dilakukan untuk menentukan spesifikasi yang baik pada alat heat exchanger sebelum masuk Continuous Strried Tank Reactor (CSTR). Dimana, proses pemanasan dilakukan terlebih dahulu agar mempermudah proses saponifikasi di dalam reaktor. Proses pemanasan tersebut dilakukan untuk menaikkan suhu bahan baku berupa CPO (Crude Palm Oil) mencapai 90°C. Dari perhitungan yang telah dilakukan secara manual, didapatkan hasil dimensi pipa panjang hairpin 12 ft, luas permukaan kalor (A) 24,2198 ft2, Design Overall Coefficient (UD) 7,7920, dan Fouling Factor (Rd) 2,0179 sehingga hasil dari perhitungan belum sesuai dengan ketetapan nilai Fouling Factor (Rd) yang kemungkinan disebabkan adanya masalah pada suhu dan laju alir massa.
SELEKSI PROSES DAN PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI INDUSTRI SABUN CAIR BERBAHAN BAKU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Septian Dicky Ardiansyah; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.209

Abstract

Indonesia merupakan produsen kelapa utama di dunia setelah Philipina. Salah satu produk olahan kelapa adalah Virgin Coconut Oil. Sabun dapat dihasilkan dari Virgin Coconut Oil karena mengandung asam lemak. Sabun mandi merupakan kebutuhan pokok yang universal. Karena hampir semua manusia diseluruh dunia memakai sabun untuk keperluan hidupnya, diantaranya adalah untuk membersihkan diri. Sabun memiliki banyak bentuk, salah satunya adalah sabun cair. Sabun dapat dibentuk dengan menggunakan beberapa metode sehingga perlu dilakukan seleksi proses. Proses yang digunakan pada industri ini adalah proses saponifikasi trigliserida karena bahan baku yang tidak banyak macamnya, suhu operasi dan tekanan yang relatif rendah sehingga lebih hemat dalam pemakaian energi, tidak ada penggunaan katalis, dan desain peralatan juga tidak rumit karena prosesnya yang sederhana. Pada industri sabun mandi cair harus dilakukan penentuan kapasitas agar kapasitas produksi industri sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat dan tidak mengalami kerugian. Penentuan kapasitas produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode linier. Dengan mempertimbangkan faktor bahan baku dan perubahan pola hidup masyarakat akan kesehatan maka industri ini ditentukan berkapasitas 750 ton/tahun.
STUDI AWAL FED – BATCH HIDROLISIS ENZIMATIK HIGH TOTAL SOLID LOADING Desi Nurisnaeni Saputri; Christyfani Sindhuwati; Hardjono Hardjono; Mufid Mufid; Asalil Mustain; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.254

Abstract

Bioetanol merupakan bahan bakar terbarukan yang berasal dari etanol dan bisa didapatkan dari bahan berlignoselulosa seperti limbah kertas. Etanol yang mengandung konsentrasi dibawah 12% tidak ekonomis untuk di distilasi pada saat dijadikan bioetanol, untuk menghasilkan etanol yang memiliki konsentrasi tinggi maka glukosa yang di hasilkan pada percobaan ini juga harus tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati pengaruh waktu dengan berbagai variasi pengumpanan yang disebut dengan konfigurasi terhadap konsentrasi glukosa yang dihasilkan pada proses hidrolisis limbah kertas HVS. Glukosa berkonsentrasi tinggi di hasilkan dari selulosa yang tinggi, hal ini akan menyebabkan beberapa masalah yang terjadi yaitu viskositas yang tinggi akan menghambat proses hidrolisis sehingga dari masalah tersebut dilakukan perancangan metode Batch dan Fed-Batch Hidrolisis Enzimatik dengan macam macam High Total Solid Loading menggunakan reaktor putar sebagai variabel pada penelitian ini. Limbah kertas HVS direndam selama 24 jam, dan dilakukan proses blending kemudian dilakukan proses penghilangan tinta, proses selanjutnya analisis kandungan kertas yaitu lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Tahapan selanjutnya dilakukan proses hidrolisis yang menghasilkan glukosa. Glukosa yang dihasilkan akan diuji menggunakan metode DNS. Konsentrasi glukosa tertinggi dihasilkan dari metode fed-batch dengan total solid loading 40% sebesar 321, 784 mg/ml. Konsentrasi glukosa tertinggi di dapatkan mulai dari total solid loading 30%, 35%, 40% dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total solid loading yang digunakan maka akan semakin tinggi konsentrasi glukosa yang dihasilkan.