Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Intergrasi Nilai Nggusuwaru Dalam Penguatan Karakter Siswa Ditinjau Dari Perspektif Hadits Ruslan Ruslan; Muhammad Yahya; Ambo Mase
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1647

Abstract

Pendidikan karakter perlu ditanamkan dalam pembelajaran di satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang kemukakan oleh beberapa peneliti menyimpulkan bahwa kearifan lokal dapat digunakan dalam pendidikan karakter. Sumber utama kearifan lokal adalah falsafah hidup, yang terangkum dalam berbagai cerita epik, cerita rakyat, lagu, slogan atau peribahasa, dan nasehat yang sering diucapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal budaya Bima memiliki makna dan nilai yang sangat kental terhadap kehidupanya. Ungkapan Nggusu Waru berarti persegi delapan, antara lainya yakni: patuh / taqwa (dahu di ndai Ruma); keturunan (londo dou); kepandaian (loa ro bade); tingkah laku (ruku ro rawi); kehidupan (mori ra woko); kata dan ucapan (nggahi ro eli); keberanian (mbani ro disa) dan taat (to’a). Filosofi Nggusu Waru sangat berhubungan erat dengan kultur masyarakat Bima yang mayoritas beragama Islam, sehingga nilai-nilai tersebut syarat dan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. nilai Nggusu Waru “Ruku ro Rawi” yang berarti tingkah laku dalam konsep agama disebut sebagai akhlak sedangkan tingkah laku dari perspektif filsafat disebut etika dan moral. Konsep Nggusu Waru “Ruku ro Rawi” mencakup akhlak, etika dan moral. Etika lebih ditekankan dalam pembahasan tentang ilmu yang bersumber dari adat istiadat dan moral berupa nilai, sedangkan akhlak berupa perangai yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits. Adapun yang menjadi dasar pendidikan karakter atau akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits. Berakhlak yang baik termasuk bagian dari takwa. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan akhlak yang baik sebagai tanda kesempurnaan iman. Nilai Nggusu Waru “Ruku ro Rawi” sebagai kearifan lokal merupakan hal mendasar dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah maupun masyarakat di Bima.