Affandi, Furqon
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH JENIS ASPAL PADA TEMPERATUR PEMADATAN BERKAITAN DENGAN WORKABILITY DARI CAMPURAN BERASPAL PANAS Kusnianti, Neni; Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15274.653 KB)

Abstract

ABSTRAK Penggunaan bahan tambah pada campuran beraspal panas telah mengalami perkembangan baik dari sifatnya maupun kegunaannya. Hal ini berklaitan erat dengan workability campuran atau temperature pencampur maupun temperatur pemadatan yang diperlukan. Umumnya jenis aspal yang dipergunakan ialah aspal keras dengan berbagai tingkatannya, yang mana penentuan workability campurannya, didasarkan pada temperatur pencampuran dan pemadatan yang mengikuti batasan nilai viskositas aspal 170+20 cSt untuk pencampuran dan 280+30 cSt untuk pemadatan. Tulisan ini menyampaikan penelitian pengaruh bahan tambah aspal pada penentuan temperatur pemadatan atau tingkat workability campuran, melalui percobaan eksperimental di laboratorium dan evaluasi serta analisis dari hasil percobaan campuran beraspal panas untuk lapisan aus. Jenis aspal yang diteliti ialah aspal Pen 60 tanpa dan dengan bahan tambah wax 1%, aspal modifikasi elastomer tanpa dan dengan bahan tambah wax 1%, serta aspal Pen 60 yang ditambah Styrene Butadyne Styrene 4,5% dan wax 1%. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa batasan viskositas untuk penentuan temperature pencampuran dan pemadatan yang umum selama ini digunakan, tidak sesuai dengan aspal dengan bahan tambah wax. Temperature pemadatan dari campuran dengan bahan tambah wax berdasarkan rongga dalam campuran (void in mix) yang sesuai dengan spesifikasi yang digunakan, lebih rendah sebesar 30oC dari temperature berdasarkan batasan viskositas campuran aspal. Berdasarkan hal tersebut, penentuan temperature pemadatan berkaitan dengan workability campuran beraspal dengan bahan tambah, lebih baik didasarkan pada pengujian kepadatan atau temperatur pemadatan minimum yang masih bisa menghasilkan rongga dalam campuran (Void In Mix) sesuai dengan batasan Void In Mix pada spesifikasi yang dipergunakan. Kata kunci :  Viskositas, temperatur pemadatan, Void In Mix, bahan tambah, wax, workability
ANALISIS DOWEL SEBAGAIMANA PENYALURAN BEBAN PADA PERKERASAN JALAN BETON Affandi, Furqon; Rumkita, Ida
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1330.975 KB)

Abstract

ABSTRAKPerkerasan jalan beton di Indonesia dimulai tahun 1985 dan penggunaannya terus berkembang, walaupun jumlahnya sampai saat ini baru sekitar 2,55% dari panjang jalan nasional termasuk jalan toll. Jenis perkerasan beton yang paling umum dipergunakan di Indonesia ialah perkerasan beton bersambung tanpa tulangan, dimana salah satu bagian penting ialah dowel sebagai penyalur beban pada sambungan antara pelat yang satu ke pelat berikutnya, karena bila ini tidak dirancang dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan kerusakan berupa fauting, pumping, dan retak. Tulisan ini menganalisa pengaruh perubahan besaran para meter kekuatan tanah dasar, lapisan pondasi, mutu beton, dan ukuran jarak dowel, beban roda serta lebar bukaan sambungan akibat pelaksanaan lapangan atau keterbatasan kesediaan bahan dari rancangan semula, terhadap tegangan yang bekerja maupun tegangan ijin pada perkerasan tersebut. Metode yang digunakan ialah kajian analisis sensitivitas tegangan kerja, kuat tekan ijin beton disekitar dowel, faktor keamanan sambungan melalui perhitungan gaya, akibat perubahan parameter  parameter tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwan perubahan ukuran diameter dowel mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap tegangan kerja, tegangan ijin dan juga faktor keamanannya. Ukuran dowel yang lebih kecil dari 1,07 inci akan mengakibatkan kontruksi sambungan menjadi tidak aman. Kuat tekan beton yang lebih kecil dari 4000 psi akan menyebabkan sambungan tidak aman karena tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin. Lebar bukaan sambungan yang besarnya lebih dari1,25 inci akan memberikan faktor keamanan yang lebih kecil dari satu. Peningkatan beban roda yang lebih besar dari 20500 lbs akan menyebaabkan tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin, sehingga sambungan menjadi tidak aman. Perubahan nilai daya dukung tanah atau CBR sangat kecil terhadap tegangan kerja dan masih jauh dibawah tegangan ijin, sehingga pengaruh terhadap faktor keamanan sambungan sangat kecil dari hasil analisa ini. Penentuan ukuran dowel yang baku untuk semua keadaan perlu ditinjau kembali, dengan melakukan perhitungan sesuai dengan keadaan setempat.Kata kunci :  perkerasan beton, dowel, jarak antar dowel, tegangan yang bekerja, tegangan ijin, beban roda kendaraan, mutu beton, faktor keamanan
PENGARUH KANDUNGAN MINERAL ASBUTON DALAM CAMPURAN BERASPAL Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 2 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13820.263 KB)

Abstract

ABSTRAKAsbuton merupakan aspal alam Indonesia dengan deposit yang sudah dikenal dan dieksplorasi sejak tahun 1926 sampai sekarang. Penggunaannya sampai sekarang masih sedikit dengan jenis produksi umumnya asbuton butir yang belum memberikan hasil yang efektif, walaupun Indonesia masih menginpor aspal sebesar 50% dari keperluan nasionmalnya per tahun. Salah satu metode pengolahan asbuton dari deposit Lawele di pulau Buton, ialah dengan cara ekstraksi dimana mineral dalam kandungan asbuton aslinya dikeluarkan sebagai (asbuton semi ekstraksi) atau seluruhnya (asbuton murni). Tulisan ini menguraikan pengaruh kandungan mineral asbuton dari hasil ekstraksi baik asbuton semi ekstraksi atau asbuton murni, dilihat dari sifat aspal dan campuran beraspalnya metoda yang dipergunakan ialah eksperimental di laboratorium dilengkapi dengan telaahaan kajian dari studi pustaka. Hasil dari kajian ini menu-njukan bahwa semi ekstraksi, memberikan kinerja campuran beraspal yang setara dibandingkan dengan campuran beraspal menggunakan asbuton murni, seperti sifat volumetrik maupun kekuatannya berdasarkan pujian Marshall, dengan memperhitungkan kandungan mineral pada asbuton semi ekstraksi sebagai filler dari agregat yang dipergunakan. Selain itu pengujian aspal harus dilakukan pada asbuton yang sudah tidak mengandung mineralnya lagi, karena hasil pengujian aspal terhadap hasil asbuton semi ekstraksi akan memberikan interpretasi yang salah. Keuntungan dari pengolahan asbuton semi ekstraksi ialah mineral yang ada dalam asbuton bisa dimanfaatkan sebagai filler dalam campuran beraspal, waktu pengolahan yang lebih singkat dan biaya yang tentunya lebih murah disbanding pengolahan asbuton murni.Kata Kunci : asbuton butir, asbuton semi ekstraksi, asbuton murni mineral, mineral asbuton, filer, kinerja campuran beraspal
PENGARUH BAHAN TAMBAH BERBAHAN DASAR PARAFIN TERHADAP CAMPURAN BERASPAL HANGAT Hadisi, Hendri; Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15028.241 KB)

Abstract

ABSTRAKKualitas campuran beraspal panas sangat dipengaruhi oleh temperatur  pencampuran dan pemadatannya yang harus sesuai dengan jenis aspal yang digunakan, karena penurunan temperatur akan menghasilkan campuran beraspal atau perkerasan yang tidak baik. Hal ini memerlukan disiplin dalam pengerjaannya disamping temperatur yang tinggi tersebut memerlukan penggunaan bahan bakar dan emisi yang cukup besar. Tulisan ini membahas pengaruh bahan tambah berbahan dasar parafin pada campuran beraspal panas untuk lapisan aus (wearing course) bersadarkan hasil percobaan dan analisa di laboraturium. Kadar bahan tambah berbahan dasar parafin yang optimal untuk penambahan ke campuran beraspal ialah 1% terhadap berat aspal, dimana campuran tersebut dapat meneurunkan temperatur pencampuran/pemadatan sebesar 31oC terhadap temperatur campuran beraspal panas tanpa bahan tambah dari 157oC menjadi 126oC, dengan kualitas campuran dan nilai parameter yang setara dan masih memenuhi persyaratan campuran yang ditentukan. Parameter campuran yang mudah mengalami perubahan akibat penurunan temperatur pencampuran dan pemadatan, ialah parameter rongga dalam campuran (VIM), Marshall Quotient dan stabilitas rendaman sedangkan, stabilitas langsung, kepadatan, rongga antar agregat (VMA), rongga terisi aspal (VFB) tidak mudah terpengaruh. Pengaruh kadar bahan tambah berbahan dasar parafin terhadap kecepatan penurunan modulus campuran beraspal pada temperatur pengujiuan 25oC ke 35oC hamper sama. Penurunan temperatur pencampuran dan pemadatan sebesar 31oC, dapat menunjang pembangunan jalan ramah lingkungan, karena dapat menurunakan emisi CO2 sebesar sekitar 54%.Kata kunci: Bahan Tambah berbahan daar parafin, temperatur, kualitas campuran beraspal, parameter campuran beraspal, modulus, emisi.
PENGARUH ASBUTON SEMI EKSTRAKSI PADA CAMPURAN STONE MASTIC ASPHALT Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 1 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.547 KB)

Abstract

Jenis pekerasan yang paling banyak di Indonesia, ialah perkerasan lentur, dimana salah satu kerusakan yang terjadi ialah alur akibat beban kendaraan berat dan temperatur perkerasan yang tinggi. Masalah alur ini bisa menyebabkan menurunnya pelayanan jalan dan akan mengakibatkan retak yang akhirnya akan menjadikan konstruksi perkerasan mengalami kerusakan yang lebih parah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Stone Mastic Asphalt dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras penetrasi 60 yang dicampur bitumen Asbuton hasil semi ekstraksi, dengan metoda percobaan eksperimental di laboratorium. Hasil percobaan menunjukkan, dengan penambahan bitumen Asbuton hasil semi ekstraksi, ketahanan terhadap alur dari campuran Stone Mastic Asphalt meningkat cukup signifikan, modulus campuran beraspal meningkatl, memperbaiki masalah pengaliran aspal (drain down) dan flushing. Namun demikian, ketahanan terhadap pelepasan butir pada campuran menjadi turun walaupun tidak melampaui batas maksimum yang diijinkan, dan kecenderungan aspal menjadi sedikit rapuh. Jadi penambahan Asbuton semi ekstraksi akan meningkatkan beberapa kinerja campuran, tetapi sebagian kinerja lainnya akan menurun, karena itu persentase penambahan Aspal asbuton semi ekstraksi harus seminimal mungkin tetapi masih dapat memenuhi persyaratan campuran beraspal, dengan mempertimbangkan juga ketahanan kelelahan ( fatigue) dari campuran Stone Mastic Asphalt, yang penelitiannya perlu segera dilakukan. Kata kunci : Stone Mastic Asphalt, alur, aspal penetrasi 60, modulus kekakuan, Asbuton semi ekstraksi.
KUAT GESER LAPISAN BETON ASPAL DAN PADA PELAT BAJA UNTUK JEMBATAN Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 1 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.876 KB)

Abstract

Kuat geser antar lapisan permukaan beraspal dengan lapisan dibawahnya pada suatu konstruksi perkerasan mempunyai arti yang sangat penting. Kuat geser yang tidak memadai akan menimbulkan kerusakan pada lapis permukaan seperti jembul, retak dan lepas sebagian dari lapis permukaan tersebut. Begitu juga lapis campuran beraspal diatas dek pelat baja darisuatu jembatan, harus mempunyai kuat geser yang memadai. Untuk mengetahui kuat geser antar campuran beraspal diatas pelat baja, dilakukan pengujian kuat geser langsung di laboratorium, dimana pelat bajanya terlebih dahulu diberi bahan lapisan sebagai pelindung korosi dengan jenis yang bermacam macam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kuat geser yang dihasilkan antar satu bahan pelapis dengan bahan pelapis lainnya tidak terlalu jauh berbeda. Dari hasil pengujian laboratorium dan analisanya, didapat bahwa kuat geser antara lapisan campuran beraspal diatas pelat baja, lebih kecil dari kuat geser antara lapisan permukaan (wearing – course) dan lapisan antara (binder course) dari suatu campuran beraspal. Karena itu pelaksanaan pemasangan campuran beraspal diatas pelat baja suatu jembatan memerlukan ke hati – hatian yang lebih besar. Kata kunci: Kuat geser, pelat baja, campuran beraspal, bahan pelapis, geser langsung.
KARAKTERISTIK BITUMEN ASBUTON BUTIR UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.446 KB)

Abstract

Indonesia saat ini masih melakukan import asphalt dari beberapa negara lain guna memenuhi kebutuhan aspal bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan setiap tahunnya. Sementara itu di pulau Buton, provinsi Sulawesi Tenggara terdapat aspal alam yang dikenal dengan asbuton yang sudah diproduksi sejak tahun 1926. Produk asbuton sampai tahun 1987 berupa asbuton butir konvensional dengan ukuran butir maksimum 12,5 mm, dimana kinerja perkerasan yang menggunakan asbuton butir konvensi oanal ini kurang memuaskan, sehingga tahun 1987 produksi Asbuton praktis terhenti. Pada awal tahun 1990 sampai sekarang diproduksi lagi asbuton butir yang mempunyai ukuran butir maksimum lebih kecil, dengan pengiriman yang dikemas dalam karung plastik tahan air, yang digunkan untuk campuran beraspal panas maupun dingin. Tulisan ini menguraikan hasil pengkajian di laboratorium tentang karakteristik bitumen asbuton butir untuk campuran beraspal panas, ditinjau dari fungsinya bitumen asbuton butir dalam campuran, bentuk keruntuhan benda uji campuran beraspal dengan asbuton butir dengan alat uji Marshall, analisa gradasi agregat akibat dari penambahan asbuton butir dalam campuran dan analisa durability dengan metoda Cantabrian. Hasil percobaan dan pengkajian menunjukkan bitumen yang ada dalam asbuton butir sangat sulit untuk memisahkan diri dari mineralnya, sehingga tidak bisa menyelimuti dan mengikat antar agregat yang ada. Dari percobaan kelarutan bitumen asbuton butir dengan minyak tanah yang dipanaskan pada 90ºC selama satu jam, hanya sekitar 55% bitumennya yang larut. Dengan demikian bitumen asbuton butir tersebut tidak bisa bekerja efektif pada campuran beraspal sebagaimana halnya aspal keras.Hal ini ditunjukkan oleh bentuk keruntuhan campuran beraspal dengan asbuton butir pada pengujian stabilitas dengan alat Marshall yang terbelah menjadi dua bagian. Hal ini mempengaruhi kinerja campuran beraspal dan perkerasan tersebut dan perlu segera diatasi diantaranya melalui penggunaan produk asbuton ekstraksi, agar kinerja campuran beraspal dengan asbuton lebih baik serta pemanfaatan kekayaan alam berupa asbuton lebih efektif. Kata Kunci: Asbuton butir, Campuran beraspal, Pengujian Marshall, Ekstraksi, Stabilitas
SIFAT CAMPURAN ASPAL KERAS YANG MENGANDUNG BITUMEN ASBUTON UNTUK KONSTRUKSI CAMPURAN BERASPAL Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 2 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.669 KB)

Abstract

Aspal mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam suatu campuran beraspal, karenanya penentuan grade aspal perlu disesuaikan dengan temperatur dimana aspal tersebut akan digunakan. Jenis aspal yang umum digunakan di Indonesia ialah aspal keras pen 60 disamping aspal lainnya seperti aspal polimer, atau aspal yang dimodifikasi. Tulisan ini mengemukakan aspal keras pen 60 yang dimodifikasi dengan bitumen asbuton yang sudah tidak mengandung mineralnya lagi, mengingat asbuton merupakan kekayaan alam Indonesia dengan deposit yang cukup besar. Hasil pengkajian menunjukkan penambahan bitumen asbuton bisa menjadikan aspal lebih keras, lebih tahan terhadap temperatur tinggi yang ditunjukkan dengan nilai titik lembeknya yang meningkat serta menjadi lebih kuat terhadap perubahan temperatur. Dengan melakukan pengujian DynamicShear Rheometer (DSR) padacampuran aspal dengan berbagai kadar bitumen asbuton, didapat suatu rentang temperatur penggunaan aspal yang sesuai untuk setiap campuran aspal yang mengandung bitumen asbuton, berkaitandengan ketahanan terhadap deformasipermanen dan ketahanan terhadap retak fatigue (lelah). Aspalyang mengandung bitumen asbuton mempunyai ketahanan terhadap deformasi dan retak pada temperatur yang lebih tinggi dibanding aspal keras tanpa bitumen asbuton, sehingga campuran aspal dengan bitumen asbuton cocok untuk iklim tropis sepertiIndonesia. Kata Kunci : Bitumen asbuton, penetrasi, titik lembek, Dynamic Shear Rheometer, deformasi, retak
EKSTRAKSI ASPAL ASBUTON UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 1 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.856 KB)

Abstract

Asbuton merupakan kekayaan alam Indonesia dengan jumlah deposit yang cukup besar dan belum termanfaatkan secara optimal, padahal disisi lain kita secara nasional mengimpor aspal dari luar negeri sebanyak sekitar 650.000 ton pertahunnya. Peningkatan teknologi untuk menghasilkan aspal Asbuton yang bisa efektif dalam campuran maupun dalam penggunaan kadar aspalnya sendiri, perlu dilakukan secepat mungkin. Dalam tulisan ini diuraikan sifat sifat aspal Asbuton hasil teknologi ekstraksi yang mempunyai kadar mineral sudah sangat kecil ( < 1 % ), juga diuraikan sifat sifat campuran beraspal berdasarkan pengujian Marshall yang menggunakan aspal Asbuton dan aspal minyak penetrasi 60. Pada sifat sifat campuran beraspal juga diperiksa stiffness modulusnya pada berbagai temperatur, dan ketahanannya terhadap deformasi atau total regangan akibat beban berulang. Hasil pengujian menunjukkan ekstraksi aspal Asbuton dan campuran beraspal yang menggunakan ekstraksi aspal Asbuton, mempunyai sifat yang baik umumnya dibandingkan aspal minyak biasa, terutama untuk daerah dimana temperaturnya cukup tinggi seperti Indonesia.
HASIL PEMURNIAN ASBUTON LAWELE SEBAGAI BAHAN PADA CAMPURAN BERASPAL UNTUK PERKERASAN JALAN Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 3 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.117 KB)

Abstract

Produk aspal minyak dalam negeri per tahun sekitar 650.000 ton, sedangkan kebutuhan aspal untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan sekitar 1,2 juta ton per tahun. Hal ini menyebabkan dilakukannya impor aspal dari beberapa negara, sementara kita punya aspal alam yang dikenal dengan Asbuton dengan perkiraan depositnya antara 200 juta ton sampai 600 juta ton yang belum termanfaatkan secara optimal. Asbuton ini mengandung bitumen sekitar 20% dan mineral 80%. Melihat sumber alam Asbuton yang depositnya begitu banyak, serta gu na memenuhi kekurangan aspal di Indonesia, maka dikembangkan produk Asbuton baru yang disebut ”Asbuton Murni”. ”Asbuton Murni” ini merupakan hasil ekstraksi dari Asbuton Lawele sampai didapat aspal murni, dimana kandungan mineralnya dapat dikatakan sudah tidak ada lagi atau lebih kecil dari 1 %. Asbuton Murni berbentuk kental seperti aspal minyak pen 60 yang sering kita lihat, dimana bisa dikirim dalam bentuk drum maupun dalam bentuk curah. Dengan demikian penggunaannya pun mudah sebagai mana aspal minyak lainnya. Produk Asbuton Murni ini berbeda dengan produk produk Asbuton sebelumnya, dimana produk produk sebelumnya umumnya berbentuk butir yang masih mengandung kadar mineral sebagaimana adanya dilapangan yaitu sekitar 80%. Efektifitas aspal yang ada pada produk Asbuton butir pada campuran beraspal ( hot mix ataupun cold mix ) masih dipertanyakan, karena sulitnya aspal tersebut keluar dari butiran asbuton dan berfungsi menyelimuti agregat sebagai mana halnya pada aspal minyak. Produk Asbuton Murni mempunyai sifat sifat yang baik, dilihat dari hasil pengujian fisiknya seperti penetrasi, titik lembek, kelarutan, daktilitas, kehilangan berat dengan Thin Film Oven Test, serta nilai Penetrasi Index yang tinggi ( + 0,144 ) dibanding aspal minyak konvensional sekitar – 1,127 sehingga sangat cocok untuk lalu lintas berat dan daerah dengan temperatur tinggi seperti Indonesia. Hasil pengujian campuran beraspal panas ( hot mix ) menggunakan Asbuton Murni, juga memperlihatkan kesuperioran dibandingkan dengan campuran hot mix yang sama tetapi menggunakan aspal minyak konvensional pen 60. Kelebihan dari campuran beraspal panas menggunakan Asbuton Murni ialah mempunyai Stiffness Modulus yang tinggi untuk setiap temperatur pengujian sehingga penyebaran beban lalu lintas ke tanah dasar menjadi lebih baik; ketahanan terhadap deformasi permanen yang lebih baik, ditunjukkan dengan nilai Stabilitas dinamis yang lebih tinggi ataupun deformasi akibat beban berulang yang lebih kecil; serta ketebalan lapisan tambah yang lebih tipis sekitar 15% sampai 25 % dibanding keperluan ketebalan lapis tambah dari campuran beraspal panas dengan menggunakan aspal konvensional pen 60 untuk berbagai besar beban lalu lintas rencana, sehingga terjadi penghematan yang cukup berarti. Dalam pelaksanaan pencampuran di Asphalt Mixing Plant (AMP) sangat praktis karena tidak diperlukan peralatan tambahan lainnya, sama seperti proses pencampuran dengan aspal minyak pada umumnya. Dari segi harga, harga Asbuton Murni ini, cukup bersaing dibanding dengan harga aspal minyak. Dari hasil pengujian diatas, baik terhadap aspalnya sendiri maupun terhadap campuran beraspalnya, Asbuton Murni ini bisa mengisi kekurangan aspal nasioanal dengan mutu yang lebih baik dan sekaligus menghemat devisa negara.