Rumkita, Ida
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS DOWEL SEBAGAIMANA PENYALURAN BEBAN PADA PERKERASAN JALAN BETON Affandi, Furqon; Rumkita, Ida
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1330.975 KB)

Abstract

ABSTRAKPerkerasan jalan beton di Indonesia dimulai tahun 1985 dan penggunaannya terus berkembang, walaupun jumlahnya sampai saat ini baru sekitar 2,55% dari panjang jalan nasional termasuk jalan toll. Jenis perkerasan beton yang paling umum dipergunakan di Indonesia ialah perkerasan beton bersambung tanpa tulangan, dimana salah satu bagian penting ialah dowel sebagai penyalur beban pada sambungan antara pelat yang satu ke pelat berikutnya, karena bila ini tidak dirancang dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan kerusakan berupa fauting, pumping, dan retak. Tulisan ini menganalisa pengaruh perubahan besaran para meter kekuatan tanah dasar, lapisan pondasi, mutu beton, dan ukuran jarak dowel, beban roda serta lebar bukaan sambungan akibat pelaksanaan lapangan atau keterbatasan kesediaan bahan dari rancangan semula, terhadap tegangan yang bekerja maupun tegangan ijin pada perkerasan tersebut. Metode yang digunakan ialah kajian analisis sensitivitas tegangan kerja, kuat tekan ijin beton disekitar dowel, faktor keamanan sambungan melalui perhitungan gaya, akibat perubahan parameter  parameter tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwan perubahan ukuran diameter dowel mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap tegangan kerja, tegangan ijin dan juga faktor keamanannya. Ukuran dowel yang lebih kecil dari 1,07 inci akan mengakibatkan kontruksi sambungan menjadi tidak aman. Kuat tekan beton yang lebih kecil dari 4000 psi akan menyebabkan sambungan tidak aman karena tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin. Lebar bukaan sambungan yang besarnya lebih dari1,25 inci akan memberikan faktor keamanan yang lebih kecil dari satu. Peningkatan beban roda yang lebih besar dari 20500 lbs akan menyebaabkan tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin, sehingga sambungan menjadi tidak aman. Perubahan nilai daya dukung tanah atau CBR sangat kecil terhadap tegangan kerja dan masih jauh dibawah tegangan ijin, sehingga pengaruh terhadap faktor keamanan sambungan sangat kecil dari hasil analisa ini. Penentuan ukuran dowel yang baku untuk semua keadaan perlu ditinjau kembali, dengan melakukan perhitungan sesuai dengan keadaan setempat.Kata kunci :  perkerasan beton, dowel, jarak antar dowel, tegangan yang bekerja, tegangan ijin, beban roda kendaraan, mutu beton, faktor keamanan
PENGARUH CURING TIME DAN PENGARUH AIR PADA LAPISANBER-TACK COAT TERHADAP KINERJA TAHANAN GESER PADA INTERFACE LAPISAN BERASPAL Rumkita, Ida; Yamin, R. Anwar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 2 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.641 KB)

Abstract

Pada struktur perkerasan multi lapis, setiap lapisan dengan lapisan lainnya harus merupakan satu kesatuan yang monolit. Pada pekerjaan overlay, penyatuan lapis beraspal lama dengan yang baru dilakukan dengan menggunakan tack coat. Campuran beraspal baru diberikan setelah beberapa saat setelah pemberian tack coat, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada minyak yang terdapat pada tack coat untuk menguap. Di lapangan, adakalanya setelah pemberian lapis tack coat, penghamparan campuran beraspal sesegera mungkin dilakukan. Adakalanya juga, campuran beraspal tidak dihamparkan dengan segera walaupun lapisan tack coat telah mengalami setting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh curing time dan air pada lapisan ber-tack coat terhadap tahanan geser interface lapisan beraspal. Benda uji dibuat dengan menggunakan tack coat jenis MC-250. Lamanya curing time dan pengaruh air dibuat bervariasi. Tahanan geser pada interface benda uji diuji melalui uji geser langsung dengan menggunakan beban normal sebesar 20 kg. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lamanya curing time tack coat sangat mempengaruhi tahanan gesernya. Apabila pengaspalan dilakukan pada rentang setting time tack coat-nya maka tahanan geser yang di hasilkan oleh tack coat pada interface antar lapis beraspal mendekati atau telah mencapai nilai maksimumnya dan pergeresan yang terjadi antar lapis beraspal adalah kecil. Untuk cutback asphalt MC-250, setting time terjadi antara menit ke 45 – ke menit 120, oleh sebab itu bila pada pekerjaan pengaspalan digunakan MC-250 sebagai tack coat maka untuk mencapai hasil yang optimal penghamparan campuran beraspal sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu 45– 120 menit, dalam keadaan memaksa rentang waktu ini dapat diperpanjang sampai 180 menit. Air memberikan pengaruh negatif pada tahanan geser yang dihasilkan oleh tack coat. Untuk tack coat yang di-curing selama 2 jam (waktu curing optimum);1 dan 0,5 jam maka tack coat masih boleh dipakai bila hanya terkena air masing-masing selama 2; 1,5 dan 0,5 jam. Bila tidak maka untuk menjamin monolitas antar lapis beraspal re-tack coat perlu dilakukan.
THE RELIABILITY OF MARSHALL COMPACTOR FOR PREDICTING VOID AT REFUSAL DENSITY Rumkita, Ida; Siegfried, Siegfried
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1196.59 KB)

Abstract

Di Indonesia penggunaan alat pemadat Marshall untuk memprediksi rongga pada kepadatan mutlak telah banyak digunakan khususnya di PU Daerah karena keterbatasan alat yang ada. Permasalahan utama dalam menggunakan alat pemadat Marshall untuk memprediksi rongga pada kepadatan mutlak ini adalah kemungkinan terjadinya segregasi pada benda uji akibat beban impact dari alat pemadat Marshall. Penelitian yang dilakukan adalah untuk melihat tingkat kepercayaan penggunaan alat pemadat Marshall untuk tujuan ini, khususnya untuk campuran ACWC. Penelitian ini mengambil dua tipe gradasi campuran ACWC yaitu diatas Fuller dan memotong Fuller. Walaupun jumlah benda uji sangat terbatas, didapat kesimpulan bahwa penggunaan alat pemadat Marshall untu memprediksi rongga pada kepadatan mutlak hanya bisa dilakukan untuk ACWC yang mempunyai gradasi diatas Fuller seperti yang ditunjukkan oleh gradasi hasil ekstraksi dari benda uji yang telah mengalami pemadatan masih berada pada rentang spesifikasi untuk ACWC.