Ampas sagu yg berasal dari kilang-kilang sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti, selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Bahkan, ampas sagu kumpulkan di suatu tempat atau lahan terbuka atau di buang ke aliran sungai yang ada di sekitar kilang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi ampas sagu yang sebagai pakan alternatif ternak di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survei. Sebagai sampel penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling karena Desa Tanjung merupakan salah satu desa dengan luas kesesuaian lahan tanaman sagu terbesar di Kabupaten Kepulauan Meranti. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yakni dari bulan Maret hingga Agusutus 2022. Hasil survei di formulasikan untuk menghitung potensi limbah sagu yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti dan memperoleh hasil sebanyak 15.127,54 kg/hari atau 15,13 ton/hari ampas sagu dari 95 kilang. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa pemberian ampas sagu dengan urea dan tanpa pemberian urea menunjukkan perbedaan yang nyata P < 0,05 terhadap protein kasar dan serat kasar ampas sagu. Pemberian urea 5 % pada ampas sagu setelah fermentasi 3 hari, dapat meningkatkan kadar protein kasar dan menurunkan kadar serat kasar ampas sagu sehingga layak untuk dijadikan sebagai pakan ternak sapi.