Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Aplikasi Sediaan Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Sebagai Salep Obat Luka Aviana, Tita; Sudibyo, Agus; Nuraini, Dhiah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 02 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5275.9 KB)

Abstract

Penelitian mengenai aplikasi sediaan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) yang selanjutnya disebut dengan daun A.cordifolia telah dilakukian. Tanaman A.cardifolia merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak digunakan untuk membantu proses penyembuhan luka baik luka dalam maupun luka luar.Salah satu kendala dalam penggunaan sediaan obat tradisional adalah dalam hal penyimpanan. Untuk mengatasi masalah penyimpanan serta untuk mempermudah penggunaan, maka sediaan obat tradisional dapat dibuat dalam bentuk yang lebih praktis, misalnya dalam bentuk salep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan basis salep yang paling baik sebagai pembawa ekstrak daun  A.cordifolia dan untuk mengetahui efektifitas formulasi salep ekstrak daun A.cordifolia dengan basis yang berbeda sebagai obat luka pada mencit jantan (mus musculus albinus). Penelitian yang telah dilakukan terdiri dari 3 tahap, yaitu (1) tahap pembuatan sediaan ekstrak dan salep ekstrak daun A.crodifolia, (2) tahap pengamatan stabilitas salep dan (3) tahap uji efektivitas salep. Hasil dari pengamatan stabilitas produk menunjukan bahwa basis salep berminyak, basis emulsi dan basis larut air dapat menjadi pembawa ekstrak daun A.cordifolia yang baik serta bersifat stabil disuhu ruang sampai akhir waktu pengamatan (8 minggu). Uji efektivitas masing-masing salep menunjukan pada pemakaian 200mg perhari, luka sudah terlihat mulai menyempit, pada kisaran hari ke-3 dan ke-4.
Proses Reduksi Kandungan Kalsium Oksalat pada Pembuatan Tepung Talas Aviana, Tita; Hawani Loebis, Enny
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 34, No 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.116 KB)

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan beberapa perlakuan proses pada pembuatan tepung talas yang bertujuan untuk mengurangi kandungan kalsium oksalat. Tepung talas merupakan salah satu produk turunan umbi talas yang dibuat untuk memudahkan dalam penyimpanan untuk diolah menjadi produk makanan lainnya. Rasa gatal yang diakibatkan tingginya kandungan kalsium oksalat pada talas merupakan kendala yang perlu dihilangkan untuk meningkatkan daya terima produk olahan talas. Untuk mendapatkan tepung talas yang tidak menimbulkan rasa gatal saat dikonsumsi, dilakukan percobaan perlakuan terhadap bahan baku meliputi proses perendaman dengan larutan asam sitrat dan garam. Tepung yang dihasilkan kemudian diolah menjadi produk pangan berupa kukis dan brownies. Analisa yang dilakukan meliputi kandungan kalsium oksalat dan uji organoleptik terhadap tepung dan produk tepung talas. Pengujian kandungan oksalat  menunjukkan perlakuan perendaman dapat mengurangi kandungan kalsium oksalat pada tepung talas. Hasil uji kandungan kalsium oksalat terhadap produk kukis dan brownies adalah tidak terdeteksi.
(The Characterization of Sweet Potato Flour) Fitri Hasrini, Reno; G Pohan, H; Aviana, Tita
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 01 (2011)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5542.93 KB)

Abstract

Research on the improvement of sweet potato flour processing and characterization of the product had been conducted .the aims of this research was to reduce the enzymatic reactions for sweet potato with the improvement of flour processing,and to characterrize of the product .the steps of this research were include (1) the processing of flour by immersed of raw materials in warm water drying at temperature 50,60,70 oc (2)proximiate analysis of the product including moisture ,ash,protein,fat,crude fiber ,carbohydrate content and energy value (3)analysis and characterization of their physicochemical including yields,speeds of drying,viscosity ,the microscopic of starch granule ,white degree value and gel strenght the results showed that flour had low a maximum viscosity, the shapes of their granule were polygonal circles ,ovals and their size were varied .from this research it shown that immersed that immersed of raw carbohydrste content and energy value ,9,03% : 2,27%: 13,6 :0,44%: 0,99%< 74,7% dan 375 cal/100 g respectively key eord sweet potato ,enzymatic browing reaction ,viscosity ,whitenes .
Karakteristik Kerupuk dari Tepung Jagung Pulut ( Zea mays L) Aviana, Tita; Farida Hutajulu, Tiurlan
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 31, No 02 (2014)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.884 KB)

Abstract

Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi pangan utama di Indonesia selain beras. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif penanganan panen jagung yang melimpah di sebagian daerah, meminimalisasi kerusakan produk selama penyimpanan serta meningkatkan nilai tambah jagung. Dalam penelitian digunakan 2 jenis tepung jagung, yaitu tepung jagung hibrida dan tepung jagung pulut.  Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: penentuan jenis tepung jagung yang digunakan dan formulasi kerupuk jagung. Formulasi yang digunakan adalah tepung jagung (20%–50%) dan tapioka (80–50%). Penilaian organoleptik terhadap kerupuk jagung dilakukan dengan skala hedonik meliputi rasa, aroma, penampakan, warna dan kerenyahan. Hasil organoleptik diperoleh produk yang paling disukai adalah produk dengan formulasi 20% tepung jagung pulu
Pengaruh Perlakuan Blansing dan Variasi Penggunaan Gula Terhadap Karakteristik Organoleptik dan Daya Terima Dendeng Jamur Tiram Aviana, Tita; Heryani, Susi
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 33, No 02 (2016)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.948 KB)

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan formulasi dan karakterisasi dendeng berbahan baku jamur tiram (Pleurotus ostreotus). Penggunaan jamur tiram sebagai bahan baku menjadikan produk dendeng jamur sebagai salah satu pangan alternatif vegetarian. Bau langu khas jamur yang kurang disukai merupakankendala, dandiperlukan perlakuan pendahuluan untuk menghilangkan bau langu agar menghasilkan produk dendeng dengan mutu organoleptik yang disukai, dengan proses blansing. Formulasi dendeng menambahkan gula merah dan gula pasir sebagai pengikat dan pembentuk tekstur dendeng. Proses pengolahannya adalah penyortiran, blansing, penirisan, pengecilan ukuran, pencampuran bumbu, pencetakan, pengeringan, dan pengemasan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa proksimat dan ujiorganoleptik melalui uji kesukaan terhadap 20 orang panelis produk dendeng jamur. Hasil uji sensori menyatakan bahwa dendeng menggunakan jamur giling dengan penambahan gula merah dan gula pasir (D2G2) disukai panelis . Hasil analisa sifat fisik dan kimia terhadap produk akhir menunjukkan bahwa produk D2G2 memiliki kadar air 12,8%, kadar abu 4,72%, kadar protein 4,58%, kadar lemak 0,98%, karbohidrat 76,9%, kadar serat makanan 8,06% dan vitamin B2 <0,25 mg/kg
Mempelajari Pembuatan Nano-Karotenoid Asal Konsentrat Minyak Sawit Aviana, Tita; Guring Pohan, Hitler; Nuraini, Dhiah; Farida Hutajulu, Tiurlan; Isyanti, Mirna
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 02 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4963.915 KB)

Abstract

Penelitian pembuatan produk nano-enkapsulasi karotenoid asal minyak sawit telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pembuatan nano-karotenoid dengan teknologi sonikasi serta mempelajari proses pembuatan serbuk nano-karotenoid sebagai alternatif sediaan suplementasi provitamin A.Penelitian ini meliputi 4 tahap kegiatan yaitu : (1) pembuatan nano konsentrat karotenoid dengan cara sonikasi pada intensitas 80% selama 1-5 jam; (2) formulasi emulsi nano karotenoid; (3) pembuatan formula untuk nano-karoten kering; (4) analisis produk.Hasil penelitian diperoleh bahwa ukuran partikel produk nano konsentrat karotenoid yang terbaik diperoleh dengan proses sonikasi dalam waktu 2 jam yaitu kurang dari 100 nm dengan kandungan karotenoid sebesar 44.579,31 ppm, Adapun formula emulsi nano karotenoid yang stabil menggunakan emulsifier Tween 80 dengan perbandingan konsentrat : air : emulsifier adalah 2:2:1.Produk serbuk nanokaroten terbaik dibuat dengan menggunakan penyalut maltodekstrin (1:1) dengan cara pengering semprot. Hasil analisis produk yaitu kadar air 4,25% serta kandungan karotenoid dalam formula emulsi produk enkapsulasi adalah 9.496,663 ppm.
Pengaruh Proses Pengolahan Singkong (Manihot esculenta Crants) Terhadap Kandungan Skopoletin Aviana, Tita; Guring Pohan, Hitler
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 02 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3822.089 KB)

Abstract

Penelitian mengenai pengaruh proses pengolahan terhadap kandungan skopoletin pada produk singkong telah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik perubahan kandungan skopoletin pada pasca panen dan pengolahan singkong. Ruang lingkup penelitian mencakup pembuatan produk antara ( mokaf dan tapioka) dan produk olahan dari singkong (singkong goreng, kripik singkong, singkong rebus dan singkong kukus) serta analisis kandungan skopoletin pada tahapan proses pembuatan produk antara dan produk akhir sedangkan hasil analisis kandungan skopoletin pada produk menunjukkan adanya penurunan kandungan skopoletin. Persentase kandungan skopoletin produk antara dan produk akhir terhadap kandungan awal pada bahan baku bervariasi antara 5,77% (keripik singkong) sampai 97,10% (mokaf) Proses pengolahan singkong untuk konsumsi langsung yang dapat mempertahankan kandungan skopoletin cukup tinggi adalah proses kukus (72,35%)
(The Influence of Preparation Time of Enzymes Fermentation for the Quality of Modified Cassava Flour (MOCAF) Aviana, Tita; G Pohan, H; Fitri Hasrini, Reno
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 01 (2011)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4130.507 KB)

Abstract

Cassava (Manihot esculenta) also called yuca or cassava, is a native plant of south America. cassava is used as an alternative staple food source of carbohydrate .in indonesia one cassava intermediate products is mokaf (modified cassava flour ) whivh is made through fermentation time which are 2 hours (S2)and 24 hours (S24 and P24) and studied their characteristics (moisture ,fibre, ash and flour characteristics including gelatinization characteristic and gel strength) according to analysis including gelatinization characteristics mokaf with 2 hours enzyme preparation time has lower viscosity and gel strength in proximate analysis results ,mokaf with 2 hours enzyme preparation time have a tendency of smaller levels of ash and crude fiber ,buthigher protein. the best treatment for mocaf preparation is 24 hours pra-fermentation followed with fermentation and spinning process before drying ,which produce mokaf with 0,51% ash, 1,88% crude fiber ,0,86% protein and 0,66% fat.
Substitusi Terigu Oleh tepung Jagung Dan Tepung Beras Pada Produk Kukis Farida Hutajulu, Tiurlan; Aviana, Tita
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 30, No 01 (2013)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5042.245 KB)

Abstract

Tepung mokaf adalah tepung fermentasi ubi kayu yang dapat mengubah karakteristik dasar dari tepung ubi kayu menjadi lebih putih dan memiliki sifat gelatinisasi yang lebih baik. Untuk dapat memperoleh mutu tepung mokaf yang seragam diperlukan starter mokaf. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan starter mokaf yang dapat menghasilkan starter mokaf yang dapat bertahan pada waktu penyimpanan 2 minggu pada suhu ruang dan 6 bulan pada suhu pendingin. Berbagai variabel yang dibuat pada penelitian ini antara lain starter yang dibuat dengan proses sentrifugasi dan dengan penambahan trehalose (RBa), starter yang dibuat dengan sentrifugasi dan tanpa penambahan trehalose (RBb), starter yang dibuat tanpa proses sentrifugasi dan dengan penambahan trehalose (RBc), serta starter yang dibuat tanpa sentrifugasi dan tanpa penambahan trehalose (RBd). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan terbaik pada pembuatan starter mokaf adalah dengan melibatkan proses sentrifugasi dan tanpa penambahan trehalose (RBb) dalam hal jumlah bakteri asam laktat yang dapat bertahan hidup serta ketahanan simpanannya. Dari hasil penelitian diperoleh starter RBa dan RBd tanpa proses sentrifugasi pada pembuatannya memiliki viabilitas awal 6,05 log CFU/g sampai dengan 6,94 log CFU/g. Sedangkan starter RBb yang menggunakan proses sentrifugasi pada pembuatannya memiliki viabiltas awal yang lebih tinggi yaitu 7,64 log CFU/g dan 9,01 log CFU/g dan starter RBc yang juga menggunakan proses sentrifugasi viabilitas awal 8,03 log CFU/g dan 8,69 log CFU/g. Penyimpanan starter pada suhu 4 0C mengalami penurunan viabilitas lebih kecil dibandingkan dengan starter yang disimpan pada suhu ruang sebesar 0, 62 siklus log selama 6 bulan penyimpanan.