Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

(Study on the Effect Of Various Heat Treatment Process to the Refined Deodorized Bleached Castor Oil) Alamsyah, Rizal; Isyanti, Mirna; -, Yuniarti
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 24, No 01 (2007)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4971.536 KB)

Abstract

Heat treatment is one of the important factors in refining castor oil since it was able to coagulate amino acid so that thefat could be easily extracted. The heat treatment conducted were roasting, steaming, and drying. It was conducted before pressing of castor seed. Meanwhile refining castor oil consist of cleaning, grading, drying, pressing, deguming, sentrifusing mixing, bleaching and filter screening (vacuum), washing and quality testing. Pressing of castor kernel was conducted with 50 tons hydrolics press and screw press. Refined castor oil treatment with oven temperature 60 degree celcius for 1 hour showed the higest yield from the other treatment and also the clearer colour. Various concentration and combinationof oxidator was used to produce modified castor oil from refined castor oil. Oxidator used were H2O2 (3% and 5%), KMnO4 (3% and 5%). The best result oxidized castor oil was processed from refined castor oil and oxidator H2O2 3% with 1:5 comparison of volume.
(The Effect of the Mixed Flour to The Quality to Chiken Nugget) Susanto, Eko; Lestari, Nami; Isyanti, Mirna; Rahardjo, Sumadyo
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 28, No 02 (2011)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7265.764 KB)

Abstract

The studies Nugget is a product which can be produced from maced from chiken or fish with some ingredient and filler ,eventhoughnugget can be produsced whithout filler .in this research was carried out by adding wheat flour mixed with cassava based products i.e .mokaf ,tapioca and cassava flour.the result showed that by adding filler  do not affect the organoleptic test such as taste ,colour ,texture and odour but the treatments was affect the nugget quality .the best quality of nugget was produced with addition of mixed filler from 25% wheat flour and 75% mokaf .the product has 15% protein ,12,9% fat and 27,7% carbohydrate .it is meet the requirement of SNI 01-6683-2002 for chicken nugget .
Penggunaan Berbagai Cocoa Butter Substitute (CBS) Hasil Hidrogenasi dalam Pembuatan Cokelat Batangan Isyanti, Mirna; Sudibyo, Agus; Supriatna, Dadang; Herman Suherman, Ade
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 32, No 01 (2015)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.614 KB)

Abstract

Penelitian pemanfaatan Cocoa Butter Substitute (CBS) untuk produk olahan cokelat telah dilakukan.  Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Cocoa Butter Substitute (CBS) hasil hidrogenasi menjadi cokelat batangan, menganalisis berbagai jenis CBS dalam proses pembuatan cokelat batangan, dan mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk olahan cokelat batangan tersebut.  Analisis yang dilakukan dilakukan yaitu : analisis proksimat, titik leleh, profil trigliserida, profil asam lemak, total padatan lemak (SFC), ukuran partikel, informasi nilai gizi, serta masa simpan (akselerasi).  Analisis fisiko kimia cokelat batangan menunjukkan kadar air berkisar 0,98-1,36%, kadar abu 1,43-2,37%, protein 1,90-7,05%, lemak 31,1-37,7%, bilangan iod 4,0-16,9 g iod per 100 g, indeks bias 1,4485-1,4545, dan tidak mengandung lemak trans.  Titik leleh cokelat batangan berkisar 32°C-40°C.  Titik leleh produk cokelat batangan terpilih, Fully Hydrogenated Palm Kernel Stearin (FHPKSt) sebesar 32°C, dengan kandungan lemak padat meleleh mendekati sempurna pd suhu 40°C.  Produk cokelat komersial menunjukkan suhu titik leleh yang tinggi, 37°C dan 40°C.  Berdasarkan uji organoleptik,  produk cokelat batangan CBS yang terpilih adalah jenis FHPKSt menggunakan 30 persen CBS.  Jenis CBS yang cocok untuk cokelat batangan adalah jenis Fully Hydrogenated Palm Kernel Stearin (FHPKSt) dengan proses hidrogenasi sempurna.  Profil trigliserida cokelat batangan terpilih (FHPKSt) dan cokelat komersial terlihat dominasi TAG LaLaLa, LaLaM, LaMM/LaLaP dan LMM/LaOM dari minyak inti sawit. Ukuran partikel cokelat batangan hasil penelitian lebih kecil dibandingkan cokelat komersial. Masa simpan produk cokelat batangan selama 35 minggu pada suhu 25°C dengan parameter kritis yaitu kadar air.
(Study on Additional Effect of Butylated Hdroxy Toluene (BHT) on extraction Quality of crudel, Degummed, and Bleached Castor Oil) Alamsyah, Rizal; Isyanti, Mirna; -, Peri
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 24, No 02 (2007)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4407.09 KB)

Abstract

The study of additional effect of butylated hydroxy toluene (BHT)on extraction quality of crude,degummed,and bleached castor oil has been conducted.This study was aimed at elaborating the effect of BHT addition on every castor oil processing step e.g crude oil extraction,oil degumming,and oil bleaching.Such results were compared to those without BHT addition.To know the quality reduction of these oil extraction some parameters were treated namely FFA level and peroxide value.The BHT concentrations applied were 0.1 and 0,2% and the effect of these addition were monitored during 4 hours with 1 hour testing interval.The result shows that FFA level and feroxide value on bleaching step were lower than those of crude oil extraction and degummuing process.However antioxidant of BHT addition was able to reduce FFA and peroxide value compared to those wihout BHT and these data is very beautiful to know earlier if the oil processed can be processed better further and to prevent unwanted product.
Perbaikan Mutu Gizi Produk Olahan Pangan Tradisonal Opak Ketan dengan Penambahan Tepung Ampas Tahu (Okara) Isyanti, Mirna; Lestari, Nami
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 31, No 02 (2014)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.693 KB)

Abstract

Opak ketan merupakan salah satu produk olahan dari beras ketan yang biasa dikonsumsi sebagai makanan ringan. Industri opak banyak tersebar di Jawa Barat, diantaranya adalah Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Bandung. Pada umumnya pengolahan opak masih dilakukan secara tradisional dan sederhana, akan tetapi memiliki prospek yang cukup baik, apabila mutunya dapat ditingkatkan. Penelitian pembuatan produk opak ketan untuk meningkatkan nilai gizinya-nya telah dilakukan. Dalam penelitian dilakukan pembuatan produk opak ketan dengan penambahan tepung ampas tahu disamping beras ketan. Penilaian secara organoleptik menunjukkan penambahan tepung ampas tahu/ okara (OPT2) sebesar 20%, merupakan produk yang lebih disukai oleh panelis, walaupun masih dapat diterima sampai dengan 30%. Analisis proksimat menunjukkan kadar air opak dengan penambahan tepung ampas tahu yang rendah (4,84%) sehingga masa simpan dapat lebih lama, kandungan protein dan lemak yang tinggi sebesar 9,81% dan 3,57%, serta karbohidrat yang cukup tinggi sebesar 80,8% mendekati opak ketan original (100% beras ketan) produksi Tasikmalaya sebesar 83,0%. Penambahan tepung ampas tahu dapat meningkatkan nilai kandungan gizi berupa protein dan lemak pada produk opak ketan.Opak ketan merupakan salah satu produk olahan dari beras ketan yang biasa dikonsumsi sebagai makanan ringan. Industri opak banyak tersebar di Jawa Barat, diantaranya adalah Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Bandung. Pada umumnya pengolahan opak masih dilakukan secara tradisional dan sederhana, akan tetapi memiliki prospek yang cukup baik, apabila mutunya dapat ditingkatkan. Penelitian pembuatan produk opak ketan untuk meningkatkan nilai gizinya-nya telah dilakukan. Dalam penelitian dilakukan pembuatan produk opak ketan dengan penambahan tepung ampas tahu disamping beras ketan. Penilaian secara organoleptik menunjukkan penambahan tepung ampas tahu/ okara (OPT2) sebesar 20%, merupakan produk yang lebih disukai oleh panelis, walaupun masih dapat diterima sampai dengan 30%. Analisis proksimat menunjukkan kadar air opak dengan penambahan tepung ampas tahu yang rendah (4,84%) sehingga masa simpan dapat lebih lama, kandungan protein dan lemak yang tinggi sebesar 9,81% dan 3,57%, serta karbohidrat yang cukup tinggi sebesar 80,8% mendekati opak ketan original (100% beras ketan) produksi Tasikmalaya sebesar 83,0%. Penambahan tepung ampas tahu dapat meningkatkan nilai kandungan gizi berupa protein dan lemak pada produk opak ketan.
Perbaikan Teknologi Pengolahan Dodol Jambu Biji Skala IKM Lestari, Nami; Isyanti, Mirna; Rahardjo, Sumadyo
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 01 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6088.737 KB)

Abstract

Buah jambu biji (Psidium guajava L) adalah salah satu hasil hortikultura yang potensial untuk dikembangkan. Buah jambu biji segar mempunyai rasa dan aroma yang kuat, sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk awetan, diantaranya adalah produk dodol. Produk dodol jambu biji sudah diproduksi di beberapa daerah, mulai dari skala Industri Rumah Tangga (IRT) sampai skala IKM. Masalah yang dihadapi pengrajin dodol adalah belum adanya formula yang tepat, penentuan kematangan dodol, waktu pemasakan yang terlalu lama serta daya awet dodol yang singkat, sehingga jangkauan pemasarannya tidak terlalu jauh. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah meningkatkan mutu produk dodol jambu biji yang diproduksi pengrajin (skala IKM) dan mendapatkan Standar Operational Procedur (SOP) pengolahan dodol jambu yang tepat. Metode penelitian terdiri dari kinjungan studi dan identifikasi ke pengrajin dodol jambu biji, percobaan perbaikan proses pengolahan dodol jambu biji, analisis dan penyimpanan produk dodol jambu biji, serta evaluasi teknologi dan proses pembuatan dodol jambu biji. Dengan melakukan proses produksi dalam kondisi menerapkan GMP, menggunakan peralatan produksi terukur suhu dan lama pemanasannya, serta penggunaan santan kelapa yang tidak mudah terhidrolisa dibandingkan minyak goreng, proses pengolahan dodol jambu terbaik dalam proses C. Formulasi proses pengolahan C adalah santan kental (30%). SOP pengolahan dodol jambu biji meliputi proses sortasi, blanching, penghancuran, penyaringan, penimbangan bubur buah dan bahan penolong, pemasakan, kematangan produk ditandai adonan mudah dibalik, tidak lengket dan warna produk coklat, penyimpanan dalam suhu ruang selama 24 jam, pemotongan dan pembentukan, serta pengemasan. Hasil analisa mutu dodol jambu biji terpilih (prses C) adalah kadar air sebesar 12,0%, kadar abu 1,08%, serat kasar 2,01%, jumlah gula 53,7%, ALT 40 kloni/g, kapang dan khamir <10 koloni/g, dan E. Coli <3 APM/g.
Pengaruh Variasi Komposisi Lemak Cokelat, Olein Sawit dan Minyak Ikan Patin terhadap Kandungan Nutrisi Cokelat Oles Wibisono, Aries; Lestari, Nami; Isyanti, Mirna
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 32, No 02 (2015)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.58 KB)

Abstract

Ikan patin merupakan salah satu hasil perikanan yang cukup berpotensi dikembangkan di Indonesia. Minyak ikan patin memiliki kandungan asam lemak esensial (omega 3, omega 6, omega 9) dan vitamin D yang cukup tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu produk pangan salah satunya cokelat oles. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat produk cokelat oles yang lebih kaya nutrisi dan bermutu baik dengan menentukan formulasi penambahan minyak ikan patin sebagai salah satu bahan utama penyusun selain lemak cokelat dan olein sawit serta dengan menentukan teknologi yang tepat dalam proses pembuatan cokelat oles berdasarkan tingkat kesukaan masyarakat.  Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu pembuatan minyak ikan patin, analisis bahan baku, pembuatan cokelat oles, serta uji karakteristik fisik dan kimia produk cokelat oles yang dibuat. Cokelat oles dibuat dengan dua variabel perlakuan yaitu perbandingan komposisi lemak cokelat, olein sawit dan minyak ikan patin serta teknologi pencampurannya. Formulasi perbandingan komposisi lemak cokelat : olein sawit : minyak ikan patin yang digunakan secara berturut-turut yaitu (1) 40% : 60% : 0%; (2) 40% : 50% : 10%; (3) 40% : 40% : 20% dan (4) 40% : 30% : 30%. Teknologi pencampuran yang digunakan adalah dengan mixer + waterbath, ball mill 1 jam, dan ball mill 2 jam. Cokelat oles selanjutnya diuji secara organoleptik. Cokelat oles yang terpilih dari hasil uji organoleptik kemudian diuji kandungan nutrisinya.   Cokelat oles terbaik adalah cokelat oles dengan komposisi 40% lemak cokelat, 40% olein sawit dan 20% minyak ikan patin serta dibuat dengan teknologi pengolahan menggunakan alat ball mill selama 1 jam. Cokelat oles tersebut memiliki nilai hardness 11,00 g; kadar air 8,34%; abu 2,98%; protein 1,97%; lemak 29,20%; karbohidrat 57,51%; asam lemak bebas 0,35%; asam oleat 11,63%; asam linoleat 2,98%; asam linolenat 0,05% serta vitamin D 7,57 ug/100 g. Cokelat oles dengan kandungan minyak ikan patin ini memiliki kadar protein, lemak, asam oleat dan asam linolenat yang lebih tinggi daripada cokelat oles tanpa kandungan minyak ikan patin.
Mempelajari Pembuatan Nano-Karotenoid Asal Konsentrat Minyak Sawit Aviana, Tita; Guring Pohan, Hitler; Nuraini, Dhiah; Farida Hutajulu, Tiurlan; Isyanti, Mirna
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 29, No 02 (2012)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4963.915 KB)

Abstract

Penelitian pembuatan produk nano-enkapsulasi karotenoid asal minyak sawit telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pembuatan nano-karotenoid dengan teknologi sonikasi serta mempelajari proses pembuatan serbuk nano-karotenoid sebagai alternatif sediaan suplementasi provitamin A.Penelitian ini meliputi 4 tahap kegiatan yaitu : (1) pembuatan nano konsentrat karotenoid dengan cara sonikasi pada intensitas 80% selama 1-5 jam; (2) formulasi emulsi nano karotenoid; (3) pembuatan formula untuk nano-karoten kering; (4) analisis produk.Hasil penelitian diperoleh bahwa ukuran partikel produk nano konsentrat karotenoid yang terbaik diperoleh dengan proses sonikasi dalam waktu 2 jam yaitu kurang dari 100 nm dengan kandungan karotenoid sebesar 44.579,31 ppm, Adapun formula emulsi nano karotenoid yang stabil menggunakan emulsifier Tween 80 dengan perbandingan konsentrat : air : emulsifier adalah 2:2:1.Produk serbuk nanokaroten terbaik dibuat dengan menggunakan penyalut maltodekstrin (1:1) dengan cara pengering semprot. Hasil analisis produk yaitu kadar air 4,25% serta kandungan karotenoid dalam formula emulsi produk enkapsulasi adalah 9.496,663 ppm.
(Heat Pump Drying (HPD) ; Mechanism, technical Analysis, Classification and Its Application) Alamsyah, Rizal; Isyanti, Mirna; -, Yuniarti; Sudrajat, Djajat; Fitriati, Vilka
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 22, No 02 (2005)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4346.126 KB)

Abstract

Heat pump drying (HPD) is one of innovative drying methods due to many advantages in drying for agricultural,food,and timber product.HPD is a drying can employ significant reduction of the energy consumption by energy recovery from condensation humudity.Comparing to orther drying methods such as fluidized,spouted, vaccum drying,HPD was leading in high water removal (kg H2O/kw/hour), wide operating drying temperature scale,wide operating humidity,better quality products,and low operational cost.So far HPD still has some limitation in its application such as the use of CFCs (Cloro fluoro carbon)as refrigerant that is not environmental friendlier,needs regular maintenance for all components of drying system including refrigerant charging, the possilibities for leak of refrigerant, and increase of operational cost.In drying food product,application of HPD was succesful especially in resulting uniform moisture contant,better tensile strength.Timber drying was also enhanced by HPD and the result show that the dried timber has better quality in terms of reduction brown tain in radiana pine,collapse,case hardening,and warpage.The latest tecnology of HPD was hybrid HPD covering fluidized bed HPD,infra red HPD, radio freqiency HPD, solar energy HPD,and multiple chambers of HPD.