Lindayani, Linlin
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI KOMPARATIF: KUALITAS HIDUP KLIEN HIV(+) YANG MENGGUNAKAN DAN TIDAK MENGGUNAKAN ANTIRETROVIRAL THERAPY DI BANDUNG Lindayani, Linlin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 2 (2016): Vol 2, No.2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i2.4749

Abstract

ABSTRAK HIV merupakan masalah kesehatan global dan penyebab kematian terbesar didunia. Sampai saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya, yang baru muncul yaitu terapi dengan pemberian antiretroviral yang dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan umur harapan hidup. Klien HIV (+) yang menggunakan ART akan merasakan dampak dari penggunaan ART sedangkan pada klien HIV (+) yang tidak menggunakan ART akan merasakan dampak dari penurunan kondisi kesehatannya akibat HIV yang akan menyertainya sepanjang hidup. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dimensi kualitas hidup klien HIV (+) yang menggunakan dan tidak menggunakan ART. Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif. Teknik sampling menggunakan Convenience Sampling. Sampel yang diteliti terdiri dari  klien HIV (+) yang mengggunakan ART sebanyak 42 orang dan klien HIV (+) yang tidak menggunakan ART sebanyak 41 orang. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dengan tabel ditribusi frekuensi, mean dan standar deviasiny, dilanjutkan dengan perhitungan statistik menggunakan Uji F, dan dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Uji t. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dimensi kesehatan fisik, dimensi hubungan sosial dan dimensi lingkungan klien HIV (+) yang menggunakan ART lebih baik dibandingkan klien HIV (+) yang tidak menggunakan ART. Sedangkan untuk dimensi psikologisnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan.  Dengan mengetahui perbedaan kualitas hidup klien HIV (+) yang menggunakan dan tidak menggunakan ART,  diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perawat dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam pencegahan dan penangggulangan HIV dalam meningkatkan mutu pelayanannya sehingga mampu membantu mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup Klien HIV (+) baik yang menggunakan ataupun tidak menggunakan ART seoptimal mungkin. Kata kunci: Antiretroviral Therapy, HIV, Kualitas Hidup  ABSTRACT HIV is a global public health issues and caused large number of death. There is no cure that can treat or kill the disease, but only antiretroviral drugs are available to reduce mortality and improve their life expectancy. HIV-infected persons who receiving antiretroviral therapy (ART) will have impact on their quality of life as well as those who are not receiving such treatment yet. The purpose of this study was to compare domain of quality of life of people who receiving ART with those without ART. This is a comparative cross sectional study with convenience sampling. A total of 84 people living with HIV, including 42 who receiving ART and 42 were not under ART yet. Quality of life was measure using WHOQOL-HIV in brief version. Data were analyzed using independent t test and F test. The results of this study showed that people who receiving ART had significantly higher score of physical, social, and environmental domains of quality of life as compare to those without ART. However, we did not found statistically significant for psychological dimension between two groups. The results of this study can be considered for health care professional to improve quality of care for people living with HIV in Indonesia. Keywords: Antiretroviral therapy, HIV Quality of life.
A NOVEL OF BIOMEDICAL APPROACH FOR HIV PREVENTION: AN INTEGRATED LITERATURE REVIEW Lindayani, Linlin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 1 (2017): Vol 3, No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i1.7478

Abstract

ABSTRAKSecara global, jumlah kasus baru terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) sudah mengalami penurunan yang signifikan. Akan tetapi dibeberapa wilayah negara seperti Afrika dan Asia Tenggara, jumlah kasus baru terinfeksi HIV masil mengalami peningkatan. Upaya pencegahan seperti promosi penggunaan kondom, sunat bagi laki-laki, dan skrining HIV sudah diimpementasikan dengan baik. Tetapi, pendekatan tersebut tetap saja tidak menghilangkan seseorang terkena resiko HIV bahkan mungkin untuk pasangan yang hidup dengan penderita HIV malah meningkatan resiko mereka tertular HIV. Sehingga dibutuhkan suatu pendekatan lain yang efekti dan mampu meminimalkan sekecil-kecilnya resiko seseorang tertular HIV. Tujuan dari review ini adalah untuk mengkaji efektifitas pendekatan baru yang dikenal dengan pendekatan biomedik terhadap penurunan resiko tertular HIV. Melalui pencarian secara komprehensif di beberap sumber data seperti PubMed, Embase, Cochrane Library, clinicaltrials.gov, htpn.org, and meta-register dilakukan terutama berfokus pada studi yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris pada tahun 2005 sampai 2015. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukan bahwa pendekatan biomedik seperti pre-exposure prophylaxis (PrEP) dan post exposure prophylaxis (PEP) merupakan suatu pendekatan yang terbukti efektif dalam menurunkan penularan HIV terutama pada kelompok-kelompok dengan resiko tinggi seperti homoseksual atau heteroseksual. Sehingga, pemerintah Indonesia mungkin sudah bisa melakukan pengkajian yang dalam dan membuat pedoman tatalaksana pencegahan HIV dengan pendekatan ini. ABSTRACTThe number of new cases of Human Immunodeficiency Virus (HIV) infections has decreased significantly worldwide. However, in some regions such as Africa and South East Asian, new HIV infections remain high. Prevention strategies such as promoting condom use, male circumcision, and early HIV detection have been implemented well. However, all those approaches still putting people at high risk of HIV infection. The purpose of this review is to summarize current evidence about biomedical approach as an effective HIV prevention. A comprehensive computerized literature search was conducted using PubMed, Embase, Cochrane Library, clinicaltrials.gov, htpn.org, and meta-register to retrieved relevant literature published from 2005 to 2015 in English to review a current approach for HIV prevention. Biomedical approaches using antiretroviral drugs have shown good efficacy in the prevention of mother-child transmission for post exposure prophylaxis. Recent evidence has also found pre-exposure prophylaxis (PrEP) to be promising in preventing HIV. Both WHO and CDC recommended to integrate PrEP and post exposure prophylaxis for HIV prevention strategies. Health care policy needs to consider the biomedical approach to HIV prevention, especially in Indonesia. Therefore, Indonesia government may start to develop a clinical guideline and deeply assess the possibility to implement this approach in clinical practice.Keywords: biomedical approach, prevention, HIV, treatment
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia Lindayani, Linlin
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.10301

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasein dengan HIV/AIDS di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada penanganan HIV/AIDS di Bandung, Indonesia. Instrumen yang digunakan meliputi data pengkajian demografik pasien, sosial-ekonimi, infomasi klinis dan pengkajian kebutuhan paliatif dengan kuesiner yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). Sejumlah 215 pasien dengan HIV/AIDS berhasil direkruit dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa multivariate dengan linear regresi didapatkan bahwa konsumsi obat antiretroviral (t=-4,13, 95% CI= -3,16- -1,12), jumlah CD4 (t= -3,58, 95% CI= -0,01- -0,00), tempat tinggal (t=-4,33, 95% CI= -5,17- -1,93), pendapatan per bulan (t=-2,24, p value=0,03, 95% CI= -3,419 - -1,052), dan status pernikahan (t=2,11, % CI= -3,419 - -1,052) berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien HIV/AIDS dengan R2 sebesar 0,185. Hasil dari penelitian ini menunjukan konsumsi obat antiretroviral sangat berpengaruh terhadap kebutuhan perawatan paliatif care pasien HIV/AIDS. Sehingga, diharapkan pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pelayanan dan penyediaan obat antiretroviral (ARV) pada pasien dengan HIV/AIDS sesuai dengan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015, yaitu memberikan obat antiretroviral kepada semua pasien HIV/AIDS tanpa mempertimbangkan jumlah CD4. ABSTRACTThe objective of this study was determine patient’s needs of palliative care and factors associated with their needs of palliative care in patients with HIV/AIDS. This study was conducted using a cross sectional study at a HIV/AIDS non-government organization in Bandung, Indonesia. Individuals were assessed for demographic data, social-economic, and clinical information and a questionnaire of Problems and Needs of Palliative Care (PNPC). A total of 215 patients with HIV/AIDS were enrolled. Initiation of ART (t=-4.13, 95% CI= -3.16- -1.12),  a higher CD4 a count (t= -3.58, 95% CI= -0.01- -0.00), living in urban area (t=-4.33, 95% CI= -5.17- -1.93), and higher monthly income (t=-2.24, p value=0.03, 95% CI= -3.419 - -1.052), and unmarried (t=2.11, % CI= -3.419 - -1.052) were related to the needs of palliative care with R square was 0.185. In conclusion, initiation of antiretroviral therapy is key important factors associated with palliative care needs. The findings support the health policy makers to encourage initiating antiretroviral therapy following the WHO guidelines for “treat for all people with HIV”. 
The Effectiveness of Peer-led Technology on HIV Prevention Among Adolescent in Bandung Lindayani, Linlin; Purnama, Heni; Darmawati, Irma; Lucya, Vita
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 4, No 2 (2018): Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v4i2.13629

Abstract

ABSTRACTThe prevalence of HIV infection in aged 15-19 years old was increased significantly every year. Adolescent is a high-risk groups for HIV infection due to high chance to try something new and having big influenced by their peer in school. There is limited intervention utilizing technology conducted in Indonesia to reduce the risk of HIV among adolescents. This study aimed to test the effectiveness of peer-led technology on knowledge and attitude towards HIV prevention among adolescent in Bandung. This research was a queasy experiment with one group conducted in a one of private senior high school in Indonesia from April to August 2018. The sample in this study was a student in one of private high school in Bandung. The inclusion criteria in this study were high school students in grade 1, 2; three sample technique used simple random sampling. The Bahasa version of knowledge and  attitude towards HIV prevention were used to measure the outcome. Paired t test used to test the mean sore of knowledge and attitude the intervention before and after. A total of 28 senior high school students agreed to join in this study. This study found that peer-led technology was useful to improve the knowledge and attitudes of high school students towards HIV prevention, mainly through sexual transmission (p-value 0.001, with a mean difference between pre-test and post-test, was 5.2 for knowledge and 3.19 for attitude). In conclusion, utilizing technology to provide health education in adolescent effectively to improve knowledge and attitude towards HIV prevention. ABSTRAKPrevalensi HIV infeksi pada umur 15-19 tahun meningkat secara signifikan setiap tahun. Remaja adalah kelompok berisiko tinggi untuk infeksi HIV, pada masa ini mereka senang mencoba sesuatu yang baru dan juga faktor tingginya pengaruh teman sebaya di sekolah. Masih sedikit intervensi pencegahan HIV  yang memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko HIV kalangan remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas peer lead teknologi terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan HIV di antara remaja di Bandung. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen pada satu kelompok perlakuan yang dilakukan di salah satu SMA swasta di Indonesia dari bulan April hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah siswa SMA kelas 1 dan 2. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen versi bahasa indonesia digunakan sebagai instrumen untuk mengukur pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV. Analisa data menggunakan paired T test untuk mebandingkan hasil sebelum dan sesudah intervensi. Total sejumlah  28 siswa SMA setuju untuk bergabung dalam studi ini. Studi ini menemukan bahwa peer lead technology berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SMA terhadap pencegahan HIV, terutama melalui transmisi seksual (p-nilai 0.001, dengan perbedaan yang berarti antara sebelum dan sesudah intervensi  adalah 5.2 untuk pengetahuan dan 3.19 untuk sikap). Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kesehatan pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV.
PENGARUH METODE HEARTH DALAM MODIFIKASI DIET PADA BALITA DENGAN MALNUTRISI Hadiyani, Wini; Hendra, Agus; Lindayani, Linlin
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.886 KB)

Abstract

Model  Tungku (Hearth) merupakan salah satu pendekatan yang efektif dalam mengatasi gizi buruk karena berbasis empowering dan pembelajaran bagi masyarakat bahwa dalam pemecahan masalah sosial sebenarnya solusi ada di dalam masyarakat itu sendiri. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model tungku (Hearth) dalam meningkatkan status gizi balita malnutrisi melalui modifikasi diet. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen tanpa pembanding  dengan   tehnik one group pre test and post test  design. Sampel didapatkan sebanyak 17 balita dengan tehnik purposive sampling. Status gizi balita dianalisa menggunakan pendekatan  standar antropometri balita berdasarkan ambang batas (Z-score). Hasil uji  T menunjukkan adanya pengaruh model hearth terhadap status gizi balita dengan p value 0,00 (p < 0,05). Nilai beda didapatkan sebesar 1,482. Kesimpulannya adalah pendekatan model Hearth memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan status gizi pada balita malnutrisi