Teluk Jakarta merupakan pusat ekonomi maritim yang penting di Indonesia, berfungsi sebagai pusat perdagangan dan industri, serta memiliki nilai strategis dalam pertahanan nasional. Memantau perubahan salinitas laut sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan maritim di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fluktuasi salinitas di Teluk Jakarta selama 20 tahun periode 1996 hingga 2020. Menggunakan data Global Ocean Physics Reanalysis diperoleh dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS), data diolah dan dianalisis menggunakan metode FFT yang disusun sebagai bahasa pemrograman (script) Phyton. Hasilnya menunjukkan variasi tahunan dengan salinitas tertinggi pada tahun 2006 (31,5 hingga 33,0 psu) akibat penguapan dan penurunan aliran air tawar, sedangkan tahun 2010 mencatat salinitas terendah (31,00 hingga 31,75 psu) karena tingginya curah hujan. Klimatologis musiman, salinitas menurun selama musim hujan (November-April) dan meningkat selama musim kemarau (Mei-Oktober). Secara horizontal, salinitas lebih rendah di dekat pantai dan meningkat dengan kedalaman. Hasil analisis FFT siklus salinitas berulang setiap 10 tahun, mengindikasikan pengaruh variabilitas iklim jangka panjang. Rata-rata salinitas permukaan adalah 32,14 psu dengan sedikit fluktuasi tahunan. Distribusi salinitas harian berkisar antara 30,74 hingga 34,08 psu dengan rata-rata 32,31 psu dan standar deviasi 0,53 psu, menunjukkan konsistensi jangka panjang. Secara keseluruhan, meskipun terdapat variasi musiman dan siklus periodik, tren positif jangka panjang salinitas di Teluk Jakarta menunjukkan kenaikan meskipun kecil dari tahun ke tahun.