Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETERMINAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Putri, Putu Chrisdayanti Suada; Zamli, Zamli; Nordianiwati, Nordianiwati; Mudhofar, Muhamad Nor; Sulistiyani, Sulistiyani
Ensiklopedia of Journal Vol 6, No 4 (2024): Vol. 6 No. 4 Edisi 3 Juli 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v6i4.1906

Abstract

Abstract: Tuberculosis is an environmentally-based disease that still poses a threat to public health worldwide. Based on data from the Payakumbuh City Health Office, the Tarok Health Center Working Area has the highest incidence of pulmonary TB in Payakumbuh City in 2022. The purpose of the study was to determine the determinants of the incidence of pulmonary tuberculosis. The type of research is quantitative with a case control approach. The research was conducted at the Tarok Health Center in Payakumbuh City. The population was all TB patients who lived in the Tarok Health Center working area. As for the control population, they were people who had checked their sputum at the Tarok Health Center laboratory and were declared negative for TB by the lab results. The sample amounted to 44 cases and 44 controls. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Data analysis was done univariate and bivariate. The results showed that there was a relationship between contact history (p value: 0.017) and the incidence of pulmonary tuberculosis. It is recommended that health center staff should increase direct visits to the homes of patients with pulmonary tuberculosis to see firsthand the condition of the physical environment of the house and to find out whether there is a possibility that the patient's family is infected so that preventive measures can be taken. For this reason, recording the patient's address in the register book must be clear and complete to facilitate home visits.Keywords: Environment, Contact History, Tuberculosis. 
Perancangan SPO Alur Pelayanan Pasien di Poskesdes Padangsambian Kaja Kecamatan Denpasar Barat Adiningsih, Luh Yulia; Putri, Putu Chrisdayanti Suada
Jurnal Sosial & Abdimas Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Sosial & Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jsa.v6i2.1097

Abstract

Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes, adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader kesehatan. Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, kesehatan anak dan pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan, serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Sebagai bentuk pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes didukung dengan pencatatan dan pelaporan. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan Puskesmas setempat. Pelaksana Poskesdes wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait. Laporan kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan disampaikan kepada Puskesmas oleh tenaga kesehatan Poskesdes. Adapun laporan yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada Kepala Desa selaku Ketua Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Desa. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu maka Poskesdes berkoordinasi dengan Puskesmas Pembantu tersebut. Poskesdes di bawah pembinaan Kabupaten/Kota melalui Puskesmas. Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan. Apabila Poskesdes tidak mampu memberikan pelayanan, perlu melakukan rujukan ke Puskesmas, antara lain pelayanan kegawatdaruratan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan mengenai Standar Prosedur Operasional Poskesdes belum memilki SPO tentang Alur Pelayanan Pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan SPO untuk kegiatan yang tidak memiliki SPO khususnya dalam pelayanan kepada pasien. Sehingga diharapkan mampu mendapatkan skor yang optimal saat dilakukan penilaian akreditasi, kemudian dapat meningkatkan nilai mutu pelayanan pada poskesdes.