Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dampak Televisi Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Rahmayanty , Dinny; Febyya.I, Bunga Ezila; Putri, Azzahara Ramadhania; Ardiansyah, Ardiansyah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 6 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i6.20179

Abstract

Di era digital ini, televisi telah menjadi bagian integral dari sebagian besar rumah tangga. Tidak akan sulit untuk mengatakan bahwa anak-anak saat ini praktis hidup dan bernapas di acara TV. Tapi apa pengaruh kotak ajaib ini terhadap perkembangan mereka? Sisi baiknya, televisi memperkenalkan anak-anak ke dunia imajinasi dan kreativitas yang sama sekali baru. Dari petualangan animasi hingga program pendidikan, itu dapat memperluas wawasan mereka tidak seperti sebelumnya. Dengan sedikit pahlawan super, taburan hewan yang bisa berbicara, dan sejumput pemecahan masalah, TV dapat merangsang kemampuan kognitif mereka dan memicu kecintaan seumur hidup untuk belajar. Terlalu banyak waktu layar dapat menghambat keterampilan sosial, aktivitas fisik, dan bahkan menyebabkan banyak masalah kesehatan. Sindrom zombie terkenal, di mana anak-anak terpaku pada layar selama berjam-jam, bisa menjadi tantangan nyata untuk diatasi. Sebagai orang tua dan wali, sangat penting bagi kita untuk mencapai keseimbangan. Membatasi waktu layar, mengkurasi konten yang sesuai dengan usia, dan memprioritaskan aktivitas interaktif dapat membantu mengurangi efek negatif dari konsumsi televisi yang berlebihan. Kesimpulannya, sementara televisi menyediakan hiburan dan pendidikan, itu perlu didekati dengan penuh perhatian. Sangat penting untuk mengizinkan anak-anak kecil kita menjelajahi keajaiban TV sambil memastikan mereka tetap aktif, sosial, dan individu yang berpengetahuan luas. Jadi, ambil remote control itu dan mulailah petualangan berdampingan dengan anak-anak Anda. Dengan sedikit pendidikan, taburan moderasi, dan sejumput bimbingan orang tua, TV memang bisa menjadi kontributor yang berharga bagi perkembangan mereka secara keseluruhan
Literature Review : Pengaruh Latar Belakang Budaya terhadap Keberhasilan Konseling Wulandari, Novitri; Febyya.I, Bunga Ezila; Rabbani, Muhammad Naufal; Putri, Azzahara Ramadhania; Asrofi, Fauzan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.3947

Abstract

Manusia hidup di dunia ini sangat tergantung oleh budaya. Budaya sangat mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia yang terjadi secara menyeluruh sesuai tuntutan dan kebutuhan. Aktivitas manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi tidak lepas dari pengaruh budaya. Budaya memang bersifat long life karena setiap peristiwa yang dialami manusia erat kaitannya dengan budaya. Konseling diperlukan karena dengan adanya perubahan dan perkembangan zaman yang yang tengah terjadi di masyarakat, manusia dituntut untuk mampu memperkembangkan dan menyesuaikan diri terhadap masyarakat dan untuk itu memang manusia telah dilengkapi dengan berbagai potensi, baik potensi yang berkenaan dengan keindahan dan ketinggian derajat kemanusiaannya, yang memungkinkannya untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Kebudayaan memberi warna dan arah pada suatu subsistem konsep dasar konseling, meliputi landasan filosofis, tujuan konseling, prinsip dan prinsip konseling, dan kode etik konseling. Landasan filosofis nasehat pada dasarnya adalah nilai-nilai budaya. Tujuan konseling yang dicapai harus sejalan atau dibentuk oleh nilai-nilai budaya dan arah nilai. Masyarakat Jawa mungkin lebih mementingkan harmoni, masyarakat ilmiah mungkin lebih mementingkan pencerahan, dan sebagainya.
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA KELAS XI DI SMAN 5 KOTA JAMBI Kusaini, Utami Niki; Putri, Azzahara Ramadhania; Nurleni, Nurleni; Aziz, Cinta Aulia; Tusa’ada, Rahma; Febyya.I, Bunga Ezila; Puryanti, Leny; Elvrando, Vigo
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 4 No 2 (2024): Edisi Agustus
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v4i2.4473

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap sejumlah besar remaja pengguna aktif media sosial. Penelitian menunjukkan bahwa media sosial memiliki dampak yang kompleks terhadap kesehatan mental remaja. Mayoritas responden mengalami gangguan pola tidur karena keasyikan bermain media sosial hingga larut malam. Hampir separuh responden pernah merasa kesepian atau terisolasi setelah menggunakan media sosial. Setengah responden merasa ada tekanan untuk selalu terhubung dan aktif di media sosial. Di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi sumber dukungan sosial, memperkuat hubungan sosial, dan menyediakan platform untuk ekspresi diri. Untuk mengembangkan intervensi yang efektif, penting untuk memahami lebih baik bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi kesehatan mental remaja. Hal ini mencakup pendekatan pendidikan yang memperkuat literasi media, pengembangan keterampilan digital yang baik, dan dukungan sosial yang kuat dari keluarga dan komunitas. Remaja dapat menghabiskan waktu yang berlebihan di media sosial, baik untuk berinteraksi, mengakses konten, atau bahkan hanya untuk mengecek pemberitahuan. Hal ini dapat mengganggu pola tidur, konsentrasi belajar, dan aktivitas produktif lainnya. Paparan konten di media sosial yang menampilkan gambaran tubuh yang tidak realistis dapat menyebabkan remaja mengembangkan gambaran negatif tentang tubuh mereka sendiri, yang dapat memicu masalah seperti gangguan makan atau depresi. Media sosial dapat mendorong remaja untuk membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain, yang dapat menimbulkan perasaan tidak puas atau rendah diri. Meskipun terhubung secara virtual, remaja dapat mengalami isolasi sosial jika terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial dan kurang berinteraksi secara langsung dengan orang lain