Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Ekstraksi Protoporfirin IX dari Kerabang Telur Puyuh (Cortunix Cortunix) dan Kompleksasinya Dengan Ni(Ii) Serta Potensinya Sebagai Pewarna Kain Alami Hindra, Ronal Febria; Riyanto, Cucun Alep; Martono, Yohanes
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 40 No. 1 April 2018
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.167 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v40i1.3661

Abstract

Protoporfirin IX merupakan suatu pigmen warna yang terdapat pada kerabang telur puyuh. Karena sifat pewarna alami yang mudah luntur, maka perlu dilakukan kompleksasi dengan ion logam. Peneltian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum dari reaksi kompleksasi protoporfirin IX dengan ion logam Ni(II) menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan central composite design 33 model kuadratik yang dimodifikasi. Faktor yang digunakan adalah variasi pH (X1), rasio (X2), dan waktu reaksi (X3). Hasil ekstraksi protoporfirin IX yang telah dilakukan memiliki konsentrasi sebesar 0,01% (b/b) dari ekstrak kering. Hasil serapan kompleks Ni(II)-protoporfirin IX yang didapat menunjukkan adanya pergeseran sebesar 4 nm dari serapan protoporfirin IX dan 9 nm dari serapan larutan Ni(II). Kondisi optimum yang diperoleh adalah pada pH 3,16 ; rasio 1:10,98 ; dan waktu 65,98 menit melalui persamaan polinomial orde 2.
PENINJAUAN KEADAAN AIR SUNGAI PUCUNG, SITUS PURBAKALA SANGIRAN JAWA TENGAH , Widhi Handayani dan Andri Purnomo, Agung Rimayanto Gintu, Cucun Alep Riyanto, Stefanus Agung Wicak
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.321 KB)

Abstract

Sangiran merupakan situs purbakala yang penting Indonesia karena merupakan hunian tertua di dunia dan terlengap. Sangiran juga merupakan situs warisan dunia sehingga membutuhkan sistem pengolahan lingkungan untuk meninjau pengaruh keberadaan situs terhadap lingkungan dan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan melakukan peninjauan kualitas Sungai Pucung Sangiran. Hasil pengukuran menunjukkan nilai pH air sebesar 7,7; Suhu 23,9oC; TDS 240 ppm; TSS 0 mg/L; COD 12 mg/L dan Kesadahan 272,5 mg/L CaCO3. Jika dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), disimpulkan bahwa kualitas air tersebut memenuhi kualifikasi sehingga dapat dikategorikan aman dan dapat diklasifikasikan sebagai air kelas II yang diperuntukkan bagi pertanian, irigasi dan perikanan ikan air tawar.
The Influence of Alginate and CaCl2 concentration Towards Betacyanin content and Antioxidant Activity of Red Dragon Fruit (Hylocereus Polyrhizus) restructuring product Bangalino, Wira Wanti; Lestario, Lydia Ninan; Riyanto, Cucun Alep
Journal Of Natural Sciences And Mathematics Research Vol 2, No 2 (2016): Volume 2, Nomor 2, 2016
Publisher : Faculty of Science and Technology, State Islamic University Walisongo Central Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.501 KB) | DOI: 10.21580/jnsmr.2016.1.2.1659

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of alginate and CaCl2 concentration of antioxidant activity and betacyanin content of restructuring product of red dragon fruit, and to determine the best formulation of the product restructuring that produces antioxidant activity and the content of the highest betacyanin on product restructuring. Data were analyzed by 4x2 Factorial Design and Randomized Completely Block Design (RCBD) with 4 replications. As the first factor is the alginate concentration which are 2 %, 3 %, 4 % and 5 %. The second factors are calcium cloride (CaCl2 ) 0.5 % and 0.75 %, while as the block is the time analysis. To test the differences between treatments means, the Honestly Significant of Differences (HSD) were used at 5% level of significant.The results showed that the higher concentrations of alginate and CaCl2 causes declining content of antioxidant activity and betacyanin, the best results are obtained is at a concentration of 2% alginate and CaCl2 0.5% with betacyanin levels 0.537 ± 0.062 mg/g dry weight basis and 0.132 ± 0.011 mg / g wet weight basis. The antioxidant activity of H. polyrhyzus restructuring amounted to 77.452% ± 0.624. ©2016 JNSMR UIN Walisongo. All rights reserved.
KARAKTERISASI NANOPARTIKEL KARBON AKTIF DARI DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) BERDASARKAN VARIASI SUHU DAN WAKTU AKTIVASI Cucun Alep Riyanto; Eliana Prabalaras; Yohanes Martono
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 42 No. 2 Oktober 2020
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v42i2.5633

Abstract

Daun eceng gondok (Eichhornia crassipes) masih terbatas dalam hal pemanfaatannya, namun daun eceng gondok (DEG) berpotensi untuk dibuat menjadi nanokarbon karena memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan optimasi pembuatan nanopartikel karbon aktif DEG dengan variasi suhu dan waktu aktivasi serta melakukan karakterisasi nanopartikel karbon aktif DEG yang didapatkan. Proses pembuatan karbon dilakukan dengan metode karbonisasi pada suhu 400 °C selama 1 jam. Proses aktivasi dilakukan dengan dua cara, yaitu aktivasi fisika dengan variasi suhu (400 – 800 °C) dan waktu aktivasi (30 – 150 menit), dan aktivasi kimia dengan menggunakan H3PO4 (30%) pada rasio impregnasi 1:4 (b/b). Berdasarkan hasil spektra Fourier Transform Infrared (FTIR), suhu dan waktu aktivasi terbaik adalah pada proses aktivasi suhu 600 °C selama 60 menit dengan adanya gugus fungsi O-H, C-H, C≡C, C=C, dan C-O pada bilangan gelombang 3410,15 cm-1, 2931,80 cm-1, 2337,72 cm-1, 1573,91 cm-1, dan 1180,44  cm-1, berturut-turut. Hasil analisa X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa nanopartikel karbon aktif DEG memiliki dua puncak difraksi yang luas pada rentang 2θ = 23,9° – 26,6° dan 42,0° – 44,8°. Hasil analisis Transmission Electron Microscope (TEM) menunjukkan nanopartikel karbon aktif DEG memiliki ukuran nanopartikel yang berbentuk bulat dengan ukuran 22 nm – 35 nm.
Solvent Optimization For Genistein Isolation Of “Rotten Tempe” By High Performance Liquid Chromatography Method Cucun Alep Riyanto; Hartati Soetjipto
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 17, ISSUE 2, August 2017
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/eksakta.vol17.iss2.art3

Abstract

Genistein is a soy isoflavone that has been known have anticancer properties. The aim of this research is to determine the right combination of solvents to extract isoflavones in rotten tempe and determine the genistein content of the extraction process by the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method. Isoflavone extraction process was done using a mixture of methanol and chloroform solutions. Isoflavone extracts obtained will be analysed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method to determine the content of genistein. The optimum isoflavone extract was obtained from chloroform:methanol (10:1 v/v) solvent ratio. Where as the highest contents of genistein from the 4th day “rotten tempe” as 26.199 ± 25.146 (mg/g).
Protoporphyrin IX Extraction from Quail Eggshell (Cortunix cortunix) and Its Complexity with Zn(II) A. Rindang Anggit Laksono; Yohanes Martono; Cucun Alep Riyanto
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 18, ISSUE 2, August 2018
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/eksakta.vol18.iss2.art7

Abstract

The aim of this research is to find the optimal condition for  Zn(II) complexation with protoporphyrin IX which is a natural coloring pigment on quail eggshell. The concentration of protoporphyrin IX extract is  0.01% (w / w) of the dried extract. The results of the complex are analyzed using Response Surface Methodology (RSM). The design used was central composite design with 3 factor variables X1 = pH (2; 4; 6), X2 = ratios (1: 3,1: 4,1: 5) and X3 = time (30 ', 60', 90 '). The modeling used is linear and shows that the pH, ratio, and time factor have an influence on the complexation. This model gives the absorbance equation Y = 2.12506 - 0.049856X1 - 020316X2 - 0,00409857X3 and gives treatment in the most optimum complexation of pH 2; ratio of 1: 3; and time for 30 minutes with the absorbance of 1,293 and the desirability value of 0.825.
Synthesis and Characterization of Nano Activated Carbon from Annatto Peels (Bixa orellana L.) Viewed from Temperature Activation and Impregnation Ratio of H3PO4 Cucun Alep Riyanto; Muhamad Syaiful Ampri; Yohanes Martono
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 1, ISSUE 1, February 2020
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/EKSAKTA.vol1.iss1.art7

Abstract

Nano activated carbon is activated carbon with nano-sized carbon particles and can be synthesized from cellulose-containing materials such as the Annatto peels. In this study, the synthesis of nano activated carbon of the Annatto peels was carried out in terms of activation temperature variations and the carbon impregnation ratio of 50% H3PO4 acid and determining the characteristics of nano activated carbon from Annatto peels (NAPAC). The activation method used is the impregnation of carbon in 50% H3PO4 with a ratio of 1: 3; 1: 4; 1: 5; 1: 6; and 1: 7 (w/w) for 24 hours and heating at 400; 500; 600; 700; and 800 °C for one hour. Nano activated carbon from Annatto peels (NAPAC) was characterized by Infrared Spectrophotometer (FTIR), X-ray Diffractometer (XRD), and Transmission Electron Microscope (TEM). The results of the study showed that the NAPAC can be synthesized from Annatto peels with activation by 50% H3PO4 at the temperature of 500°C and the impregnation ratio of 1:5 (w/w). The result of characterization using FT-IR, XRD and TEM showed that NAPAC contains a group of functions O-H, C-H, C=, C=C dan C-O/P=O with an amorphous carbon structure and the range of particles diameter at 22-36 nm
PENGARUH PEMURNIAN TERHADAP MUTU MINYAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) DITINJAU DARI SIFAT FISIKO KIMIA Riska Cahyaningtyas; Hartati Soetjipto; Cucun Alep Riyanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.209 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen minyak biji pepaya (Carica papaya L.) sebelum dan setelah pemurnian serta menentukan karakteristik sifat fisiko-kimiawinya. Minyak biji pepaya diperoleh secara maserasi selama 18 jam menggunakan n-heksan. Sifat fisiko kimia yang diuji antara lain bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, aroma, warna, kadar air dan massa jenis. Pemurnian minyak biji pepaya dilakukan dengan cara degumming dan netralisasi. Rendemen ekstraksi minyak biji pepaya diperoleh sebesar 15.70±1.34% (bk) sedangkan setelah pemurnian diperoleh sebesar 35.78±9.06% (bk). Sifat Fisikokimia sebelum pemurnian memiliki kadar air minyak sebesar 1,06 ± 0,33% ; massa jenis 0,91±0,00g/mL ; bilangan peroksida sebesar  21,77±1,28 mgek/kg ; bilangan asam sebesar 37,47±0,07mg NaOH/g minyak ; dan bilangan penyabunan sebesar 147,55±4,73mg KOH/g minyak.. Sedangkan setelah pemurnian sebagai berikut: loss minyak 64,23± 4,19%. Kadar air 0.88±0.05 ; bilangan Peroksida 12,85±1,56 mgek/kg ; Bilangan asam 29,17±0,47 mg NaOH/g minyak ; Bilangan Penyabunan 91,95±5,62 mg KOH/g minyak..Kata kunci : Carica papaya L., fisikokimia, maserasi, pemurnian 
PENGARUH ASETILASI DAN OKSIDASI TEPUNG MOCAF TERHADAP KADAR AMILOSA DAN AMILOPEKTIN Tonia Nur Fitria; Yohanes Martono; Cucun Alep Riyanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.344 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tepung singkong termodifikasi (MOCAF) adalah kandungan amilosa dan amilopektin. Asetilasi dan oksidasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pengaruh asetilasi dan oksidasi terhadap kadar amilosa dan amilopektin tepung MOCAF. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebagai perlakuan adalah tepung MOCAF terasetilasi dan teroksidasi secara maksimal, tepung MOCAF terasetilasi dan teroksidasi secara optimal, tepung MOCAF terasetilasi 10%, tepung MOCAF non asetilasi dan oksidasi, dan tepung singkong. Percobaan diulang sebanyak 5 kali. Data purata masing-masing perlakuan diuji menggunakan metode Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%. Kadar amilosa dan amilopektin ditentukan secara spektrofotometri UV-VIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan asetilasi dan oksidasi mempengaruhi kadar amilosa dan amilopektin secara signifikan pada tepung MOCAF.Kata kunci: amilopektin, amilosa,  asetilasi,  MOCAF, oksidasi
Optimasi Sintesis Biomaterial Perak-Porfirin dari Kerabang Telur Puyuh Dewi Kurnianingsih Arum Kusuma Hastuti; Cucun Alep Riyanto
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.257 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v4i1.2404

Abstract

Porfirin merupakan pigmen warna alami khas yang terdapat dalam kulit telur puyuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu dan suhu optimum dalam pembentukan biomaterial. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah metanol:HCl (2:1, v/v) selama 12 jam. Hasil biosintesis yang terbentuk, kemudian dianalisa dengan spektrofotometer UV-VIS. Sebagai hasilnya, kompleksasi optimal antara porfirin dengan ion Ag+ terlihat pada panjang gelombang 845 nm yaitu pada waktu 5,62 jam; rasio 1:2.20, dan suhu sebesar 30°C. Hal tersebut diperoleh berdasarkan persamaan Response Surface Method Y = -17.95+0,63X1+13.26X2+0.88X3-3.7x10-3X2X32-0,46X1X3+0,04X22X3-0,08X12-1,87X22-9,68x10-3X32.