Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Vitamin B1, B6 dan B12 terhadap Intensitas Nyeri Pasca Seksio Sesarea Tarang, Felicia; Ahmad, Muhammad Ramli; Datu, Madonna D.; Arif, Syafri Kamsul; Husain, Alamsyah Ambo Ala; Rum, Muhammad
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 7 No 2 (2024): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v7i2.185

Abstract

Latar Belakang: Seksio sesarea (SC) digunakan sebagai solusi ketika persalinan normal tidak memungkinkan karena alasan medis tertentu. Beban global pemulihan bedah obstetri mencakup sekitar 140.000.000 kelahiran setiap tahun dengan perkiraan tingkat sesarea global 23%. Salah satu masalah yang harus diatasi dalam pemulihan seksio sesarea adalah masalah nyeri. Bukti baru menunjukkan potensi terapeutik vitamin B1, B6, dan B12 dalam kondisi nyeri yang berbeda. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas vitamin B1, B6, dan B12 terhadap intensitas nyeri pada seksio sesarea.Subjek dan Metode: Penelitian dengan desain eksperimental rancangan acak tersamar ganda pada pasien yang dilakukan seksio sesarea di RS Batara Siang Pangkep, bulan Januari hingga Februari 2024. Sebanyak 26 subyek penelitian dibagi rata dalam dua kelompok: kelompok kontrol tidak mendapat suplemen dan kelompok perlakuan mendapatkan vitamin B1 100 mg, vitamin B6 100 mg, vitamin B12 5000 mcg dalam bentuk sediaan ampul (Neurosanbe®) 1 jam sebelum operasi. Pencatatan intensitas nyeri (numerical rating scale = NRS) pada jam ke 2, 4, 8, 12, 24 pasca seksio sesarea, yaitu berupa nyeri diam dan nyeri gerak.Hasil: Puncak intensitas nyeri gerak maupun diam adalah 24 jam pasca seksio sesarea pada kedua kelompok. Terdapat perbedaan signifikan
Perbandingan Dexmedetomidine 1 mcg/kgBB Intravena Dan Fentanyl 2 mcg/kgBB Intravena Terhadap Mula Kerja, Efek Hemodinamik Dan Waktu Pulih Sadar Selama Anestesi Endoskopi Retrograde Cholangiopancreatography Mufti, Asnurhazmi Hilaluddin; Wahyudi; Musba, A.M. Takdir; Salam, Syamsul Hilal; Muchtar, Faisal; Datu, Madonna D.
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 41 No 3 (2023): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v41i3.306

Abstract

Latar Belakang: Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) adalah prosedur diagnostik dan terapeutik untuk evaluasi penyakit bilier dan pankreas. Dexmedetomidine mengurangi kebutuhan propofol selama anestesi. Kombinasi propofol dan fentanil memberikan efek analgesik sentral terutama dengan mengaktifkan reseptor µ-opioid, yang terutama didistribusikan di area yang berhubungan dengan nyeri, pernapasan, mual, dan muntah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemberian dexmedetomidine intravena dan fentanyl intravena terhadap mula kerja, efek hemodinamik dan waktu pulih sadar selama anestesi ERCP. Metode: Penelitian uji acak tersamar ganda terhadap 42 pasien yang menjalani prosedur ERCP dengan anestesi umum di Instalasi Gastroenterohepatologi RSUP Wahidin Soedirohusodo bulan Agustus-September 2022. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok A (Dexmedetomidine) dan kelompok B (Fentanyl). Hasil: Pada kedua kelompok masing-masing 21 orang tiap kelompok, mula kerja dan pulih sadar didapatkan perbedaan yang bermakna pada mula kerja dengan nilai p <0,001, sedangkan pada pulih sadar dengan nilai p 0,022, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan pada mula kerja dan pulih sadar antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan bermakna pada kejadian penurunan tekanan arteri rerata (TAR) dengan p= 0,030, kejadian bradikardi dengan nilai p =0,014, dan pada kejadian bradipneu pada kedua kelompok dengan nilai p = 0,004, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan efek hemodinamik antara kedua kelompok. Efek samping didapatkan perbedaan yang bermakna pada kejadian mual dengan nilai p = 0,014. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada kejadian muntah dengan nilai p = 1,000, dan nyeri kepala dengan nilai p = 0,311. Simpulan: Kelompok dexmedetomidine-propofol lebih cepat mula kerja dibandingkan dengan kelompok fentanyl-propofol, sedangkan pada waktu pulih sadar kelompok dexmedetomidine-propofol lebih lambat. Kelompok dexmedetomidine-propofol lebih kurang mengalami penurunan TAR, lebih banyak kejadian bradikardi, dan lebih kurang kejadian bradipneu dibandingkan dengan kelompok fentanyl-propofol. Kelompok dexmedetomidine-propofol lebih kurang mengalami kejadian mual dibanding kelompok fentanyl-propofol, namun tidak terjadi perbedaan antar kelompok dalam kejadian muntah dan nyeri kepala.