Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Media, Representasi, dan Persepsi terhadap Identitas Seksual Anzilna Mubaroka; Vinita Susanti
Communication Vol 12, No 1 (2021): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v12i1.1329

Abstract

Komodifikasi seksualitas dalam bentuk representasi dapat ditemukan dalam serial TV Thailand bergenre Boys Love. Cerita yang mengusung tema hubungan homoromantic ini berlindung dalam konsep representasi. Sayangnya yang banyak terjadi adalah representasi identitas seksual ini terlalu heteronormatif. Menggunakan metode kuantitatif dan observasi, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana persepsi penggemar terhadap identitas seksual dan keberadaan pasangan on-screen. Hasil penelitian ini menemukan hasil bahwa terdapat obsesi terhadap pasangan On-Screen. Menggunakan teori kultivasi dan konsep Celebrity Worship,melihat dan menerima keberadaan pasangan on-screen sebagaimana yang ditampilkan oleh media. Penggemar ini juga hingga pada tahap melakukan perundungan kepada kekasih asli idola. Pada akhirnya, representasi yang seharusnya membawakan cara pandang baru kepada kelompok minoritas justru menjadi ajang komodifikasi identitas homoseksual dan obsesi penggemar.
Diskusi Keadilan Restoratif dalam Konteks Kekerasan Seksual di Kampus Ariani Hasanah Soejoeti; Vinita Susanti
Deviance Jurnal kriminologi Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.181 KB) | DOI: 10.36080/djk.v4i1.1311

Abstract

Sejumlah penelitian mengungkap bahwa korban kekerasan seksual di kampus seringkali mengalami viktimisasi tambahan (ganda) dalam sistem peradilan pidana. Hal tersebut diakibatkan antara lain karena adanya sikap, reaksi, perilaku dan praktik yang menyalahkan korban oleh penyedia layanan sehingga terjadi pelanggaran lebih lanjut terhadap hak-hak korban dan/atau trauma tambahan. Oleh karenanya, di beberapa negara, penerapan keadilan restoratif sebagai alternatif lain dari proses peradilan pidana untuk penanganan kasus kekerasan seksual di kampus pun mulai dipertimbangkan. Artikel ini mendiskusikan implementasi keadilan restoratif dalam penyelesaian kasus kekerasan seksual di beberapa negara dan bagaimana penanganan kasus kekerasan seksual di kampus di Indonesia. Dengan mengajukan sejumlah argumen yang berkaitan, penulis menyimpulkan bahwa ada potensi untuk menerapkan keadilan restoratif dalam konteks penanganan kasus kekerasan seksual di kampus di Indonesia.
Analisis Kebijakan Pemberantasan Narkotika Di Indonesia Dalam Perspektif Kriminologi Laksa Bayu Bahaduri; Vinita Susanti
IKRA-ITH HUMANIORA : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 6 No 2 (2022): IKRAITH-HUMANIORA Vol 6 No 2 Juli 2022
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.765 KB)

Abstract

Illicit Trafficking and Abuse of Narcotics and illegal drugs at this time can be said to be anextraordinary crime and get a strong spotlight in various circles, both in society, government and eveninternationally. This is because the negative impact that can be caused by the abuse of Narcotics is verylarge and detrimental in terms of health, economy, social, culture and even aspects of national security.Policies are directly or indirectly influenced from international and national aspects in the prevention anderadication of drugs, there are still some weaknesses in government policies in the overall criminal justicesystem, especially the correctional system in the field of eradication in dealing with narcotics abuse andillicit trafficking. This research is a type of literature study research by looking for data and informationreferences and theories that are relevant to the cases or problems found. The conclusion of this study is amodel of a centralized penitentiary specifically for narcotics convicts supported by the participation ofrelevant stakeholders in its implementation and supervision
PEREMPUAN SEBAGAI KORBAN DARI NON-CONSENSUAL PORNOGRAPHY Rismalita Ayuginanjar; Vinita Susanti
Jurnal Yuridis Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Yuridis
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35586/jyur.v9i1.3969

Abstract

Perempuan seringkali menjadi objek dalam ranah pornografi. Lebih banyak pemeran perempuan yang menderita kerugian akibat tersebarnya video atau gambar. Beberapa kasus yang pernah terjadi, perempuan bahkan mendapat ancaman jika tidak ingin video atau gambar tersebut tersebar. Maka, penelitian ini akan membahas mengenai perempuan sebagai korban dari adanya Nonconsensual Pornography (NCP). NCP merupakan pendistribusian sebuah konten eksplisit dari gambar maupun video tanpa adanya kesepakatan dari orang yang ada di dalam gambar atau video tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur atau kajian pustaka yang akan memberikan deskripsi tentang perempuan sebagai korban dari pornografi, dilihat dari pandangan feminis radikal. Penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan feminis radikal melihat adanya sistem patriarki yang membuat perempuan hanya dianggap sebagai objek seksual dan dampak yang dialami oleh perempuan saat gambar atau videonya tersebar dapat menyerang dirinya sendiri maupun lingkungan di mana perempuan tersebut berada.
The Role of Victim’s Assistant to Prevent Secondary Victimization : Case Women Victim of Marital Rape Jenny Rahayu Afsebel Situmorang; Vinita Susanti
HUMANISMA : Journal of Gender Studies Vol 5, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.498 KB) | DOI: 10.30983/humanisme.v5i2.4709

Abstract

Women (wives) is the most hidden victim of marital rape. Regarding this issue, we argue that women victims need victim assistance to prevent secondary victimization. This article is based on a literature review with a qualitative approach. Turning to marital rape cases in Indonesia, women's victims get harmful impacts in physiological and physical. Women victims of marital rape in Tanjung Priok, Bali, Pasuruan, and "L" are some of them. We conclude that the government and other stakeholders need to provide victim assistance for women victims of marital rape in mental and physical health, legal services (advocacy), economic empowerment, campaign, and particular public services spaces. The first thing to do is mental and physical health, but the next part, like legal services, is essential to prevent secondary victimization. Therefore, campaign to build awareness from society is essential to prevent stigmatization for women victims of marital rape. Finally, to implementing the role of victim assistant to prevent secondary victimization in marital rape cases needs unity for people by people and institution by institution. It is needed the same standpoint about marital rape.  Perempuan (secara khusus istri) merupakan korban tersembunyi dari pemerkosaan dalam pernikahan (marital rape). Menanggapi hal tersebut, menjadi penting untuk mempertimbangkan peran pendampingan korban atau victimassistance untuk menghindari viktimisasi sekunder (secondary victimization). Adapun artikel ini berdasarkan penelusuran literatur (literature review) dengan pendekatan kualitatif. Mengacu pada kasus marital rape yang dialami perempuan (istri) di Indonesia, maka hal tersebut berdampak buruk secara fisik maupun psikologis. Perempuan di Tanjung Priok, Bali, Pasuruan dan “L” merupakan contoh korban marital rape. Kesimpulan tulisan ini yaitu mendorong pemerintah dan pihak terkait agar segera menyediakan layanan pendampingan perempuan korban marital rape secara fisik, psikologis, bantuan hukum, pemberdayaan ekonomi, kampanye dan layanan di ruang publik. Hal yang pertama dilakukan adalah pendampingan layanan fisik dan mental. Kemudian, membangun kesadaran publik agar perempuan korban marital rape tidak distigmatisasi. Akhirnya, untuk menerapkan peran victimassistant sebagai pencegahan secondary victimization bagi perempuan korban marital rape membutuhkan kesatuan dari berbagai pihak dan lembaga. Persepektif yang sama terkait marital rape jelas dibutuhkan.
Potensi Kejahatan dan Penyimpangan Oleh Penggemar Akibat Pemujaan pada Idola (Fandom) Perspektif Kriminologi Anzilna Mubaroka; Vinita Susanti
Jurnal Hukum Pidana dan Kriminologi Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Mahupiki April 2021
Publisher : Masyarakat Hukum Pidana dan Kriminologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.783 KB) | DOI: 10.51370/jhpk.v2i1.41

Abstract

Artikel ini, adalah hasil penelitian tentang kajian kriminologi yang membahas potensi kejahatan dan penyimpangan dari penggemar, akibat pemujaan pada idola, khususnya idola dalam serial TV. Serial TV memiliki pengaruh besar dalam membentuk perspektif audience terutama perspektif penggemar. Salah satunya adalah pembentukan ide - ide akan idola yang menyebabkan keterikatan antara idola dan penggemar. Keterikatan ini pada beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya pemujaan atau obsesi penggemar kepada idola mereka. Hal ini dapat menjadi potensi terjadinya kejahatan atau penyimpangan oleh penggemar. Penelitian ini akan melihat bagaimana potensi terjadinya kejahatan dan penyimpangan oleh penggemar atas dasar pemujaan mereka kepada idola, dengan menggunakan konsep obsesi dan celebrity worship. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yang menggunakan kuesioner, mengenai persepsi penggemar atas idola dan observasi penggemar pada habitat asli mereka, yakni dalam komunitas penggemar. Subyek penelitian di khususkan pada penggemar idola serial TV Thailand. Penelitian ini berbasis pada dunia siber dan komunikasi yang terjadi secara online. Berdasarkan penelitian ini yang terjadi pada kelompok penggemar aktor serial TV Thailand, maka mereka memiliki kemungkinan terikat tidak hanya pada aktor namun juga pasangan dalam drama. Hal ini menciptakan dua ilusi yaitu kepemilikan diri mereka atas idola dan kepemilikan kuasa untuk menentukan status hubungan romantis idola. Kondisi ini menyebabkan mereka melakukan cyberstalking berlebihan terhadap idola, termasuk pada ranah pribadi dan melakukan cyberbullying kepada kelompok kelompok yang memberikan respon negatif atau bahkan pada individu dekat idola yang mereka tidak setujui. Walaupun secara statistik kelompok melakukan penyimpangan dan kejahatan ini kecil, namun mereka turut serta membentuk opini dan perilaku dari keseluruhan komunitas penggemar aktor serial TV Thailand.