Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN OBJEK WISATA SITU RAWA BINONG DENGAN KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGI DI DESA HEGARMUKTI Astuti, Retno Fitri; Maherni Putri, Isria Miharti; Jaka Bahrunaya Marbun
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil - Juni 2022
Publisher : Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

West Java Province is one of the provinces in Indonesia that has a very interesting nature tourism destination and has a beautiful nature. There is one area in Bekasi Regency that has a tourist spot that still maintains its natural beauty, which is Situ Rawa Binong. The location of Situ Rawa Binong itself is in the middle of busy industrial factories and various other types of activities such as students studying, and in every corner there are many people doing business for a living. Despite being in a position where there are so many activities, Situ Rawa Binong still maintains its natural beauty, and has a range of cultural activities, sports facilities, and is a gathering place for the community or family, who want to relax from the busyness of the activities that have been carried out. However, despite being close to busy activity facilities, Rawa Binong seems to be deserted by visitors year after year. Over time, cultural activities are often held every year, and fewer and fewer people want to attend and miss these events. In response to this, the design concept was designed to make the Paya Binong site busy with visitors. And continue to preserve nature and cultural activities. The author conducted a study and made considerations with various other tourist attractions and came up with a concept, a design study to make Situ Rawa Binong managed as a proper tourist attraction and not lose the existence of culture and natural beauty with the concept of Ecological Architecture that will create a a beautiful tourist attraction that still maintains the natural beauty of Rawa Binong. Abstrak Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tempat destinasi wisata alam yang sangat menarik serta memiliki alam yang masih asri. Ada salah satu daerah tepatnya di Kabupaten Bekasi yang memiliki tempat wisata yang masih terjaga keasrian alamnya yaitu Situ Rawa Binong. Letak Posisi Situ Rawa Binong sendiri berada di pusat keramaian pabrik-pabrik industri dan banyak macam kegiatan lainnya seperti para pelajar dan mahasiswa yang belajar, sampai ke setiap sudut keramaian banyak orang yang berdagang untuk keberlangsungan hidup. Walaupun berada di posisi yang begitu ramai kegiatan aktivitas Situ Rawa Binong masih terjaga akan keasrian alamnya, dan memiliki serangkaian aktivitas budaya, sarana olahraga, dan sampai menjadi tempat berkumpulnya komunitas atau para keluarga, yang ingin bersantai dari kepadatan aktivitas yang telah dilakukan. Namun walaupun dekatnya dengan sarana aktivitas yang padat, situ Rawa Binong tahun ketahun terlihat sepi dari pengunjung yang berwisata, setelah melakukan penelitian dan observasi, terlihatnya suasana yang sepi di karena kurangnya sarana prasarana yang memadai. Dari seiringnya zaman kegiatan kebudayaan yang sering dilaksanakan tiap tahunnya sudah semakin sedikit orang yang mau menghadiri dan mengkitu acara tersebut. Dalam menanggapi hal ini konsep desain perancangan yang bisa membuat situ rawa binong menjadi ramai pengunjung. Serta tetap menjaga kelestarian alam dan kegiatan aktivitas budaya. Penulis melakukan penelitian dan membuat pertimbangan dengan berbagai tempat wisata lainnya dan muncullah konsep ide, studi desain untuk membuat Situ rawa binong terkelola sebagai tempat wisata semestinya dan tidak hilang eksistensi dari budaya dan keasrian alam penulis akan mengangkat konsep Arsitektur Ekologi dimana nantinya akan tercipta tempat wisata yang indah dan tetap terjaga keasrian alam sekitar di sekitar situ Rawa Binong.
The Concept of Behavioral Architecture in Redesign of Budi Mulia 3 Tresna Werdha Sosial Institution Jakarta Astuti, Retno Fitri; Putri, Isria Miharti Maherni; Andriana, Sella Tri; Prasetyo, Sutrisno Aji; Hetyorini, Hetyorini
Proceeding International Pelita Bangsa Vol. 1 No. 01 (2023): September 2023
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Getting old is a natural process that happens to everyone. Elderly are individuals aged over 60 years who have decreased biological, psychological, social and economic functions. The important thing in designing housing for the elderly is comfort and safety for the elderly in terms of architecture. The study of behavioral architecture in residential design for the elderly is an alternative approach to creating comfortable and safe housing. This is because the elderly need more detailed and in-depth observations of their behavior which will later be implemented into building designs, both physical and non-physical, because a comfortable environment will have a positive psychological impact on the occupants. The Budi Mulia 3 Tresna Werdha Social institution in South Jakarta has inadequate buildings such as: small land and buildings, adequate courtyards without a healthy garden for the elderly, inadequate space in the guest house, materials that are hazardous to the elderly, such as the use of glass on the windows of the house which has started to break down, an inadequate kitchen, dirty rooms and a multipurpose room which has been used as a warehouse because it is not feasible. Because of these existing conditions, a redesign of the orphanage is needed to meet the need for comfort and safety for the elderly living in the social institution. The method used in this design includes evaluating the existing conditions by observing the physical and non-physical conditions in the orphanage, including collecting data on the residents of the orphanage including their characteristics and behavior, as well as collecting data on facilities and infrastructure that do not meet the standards and needs of the elderly. The evaluation continued with the re-planning of the building with an emphasis on the behavior of the elderly, then the building was redesigned. With this redesign, it is hoped that the residents of the Budi Mulia 3 Tresna Werdha Social Institution will have a residence that prioritizes comfort and safety based on the behavior of the elderly living in it.
Redesain Pasar Tradisional dan Terminal Tipe B Kec. Banjarsari Kab. Ciamis dengan Pendekatan Arsitektur Transprograming Astuti, Retno Fitri; Maherni Putri, Isria Miharti; Annur Mulyawan, Alfiansyah
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki beragam Kebutuhan mulai dari sandang, pangan dan papan,kebutuhan utama manusia akan hal-hal tersebut tentunya tidak lepas dari sebuah media penyedia baik itu kebutuhan sehari-hari yang sifatnya primer maupun kebutuhan hidup lainya. Kebutuhan manusia yang beragam maka perlu adanya centralisasi untuk menunjang hal tersebut salah satunya adaalah pengadaan sebuah media penyedia yang akrab kita sebut dengan pasar, adapun peran pasar dalam tatanan sosial dan ekonomi masyarakat sangatlah penting mengingat di situlah terjadi dua kegiatan yang saling menguntungkan yaitu jual beli. Ada dua jenis pasar yang ada di Indonesia yaitu pasar yang bersifat tradisional dan juga pasar yang bersifat modern, pada hal ini yang akan dibahas berfokus pada pasar tradisional yang masih menjadi primadona di kalangan masyarakat karena harganya yang terjangkau dibandingkan dengan pasar modern, masih tingginya angka pengunjung di pasar tradisional menimbulkan banyak permasalahan diantaranya kepadatan jumlah pengunjung pada pasar, tingkat kenyamanan yang kurang diperhatikan terutama dalam segi fasilitas dan sirkulasi, dan yang tak kalah membuat pengunjung pasar tradisional kerap di buat resah adalah kriminalitas yang masih banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional, demi meningkatkan kualitas ekonomi para pelaku usaha di pasar tradisional perlu adanya beberapa upaya salah satunya adalah meredesain pasar tradisional sehingga menjadi nyaman dan layak untuk di sambangi. Selain Kebutuhan pokok banyak dari kita yang masih memanfaatkan moda transportasi darat seperti bus dan atau angkutan umum lainya, pemusatan kegiatan transportasi sangat diperlukan. Sesuai dengan RTRW Kab. Ciamis tahun 2011 – 2031 yang diamanahkan dalam perwujudan struktur ruang PKL Banjarsari salah satunya adalah tentang penataan terminal penumpang tipe B yang dimana lokasi dari terminal tipe B di Kecamatan Banjarsari berada satu lokasi dengan pasar tradisional Banjarsari. Mengingat dua kegiatan tersebut memiliki tingkat intensitas yang terbilang padat pada masing-masih sektor maka sangat diperlukan penataan yang mengedepankan fleksibilitas yang menuntut keselarasan pada mobilitas di lokasi tersebut.
Penerapan Konsep Metafora dalam Perancangan Wisata Taman Kuliner di Kabupaten Karawang Astuti, Retno Fitri; Miarsono, Harry; Nursyaningrum, Destianti
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wisata kuliner di Karawang merupakan pusat kuliner yang dapat mewadahi kegiatan kuliner dengan menyediakan fasilitas pendukung kegiatan wisata kuliner dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan wisata kuliner ini bisa menjadi ikon Karawang karena dirancang berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki Karawang itu sendiri. Pendekatan arsitektur metaforis pada perancangan bangunan wisata kuliner di Karawang menggunakan metafora intangible atau metafora abstrak. Bentuk dasar massa bangunan yang hanya terlihat kotak-kotak dan terdapat banyak gazebo di bagian luarnya menjadi ciri kearifan lokal yang ada di tanah Pasundan, Karawang ini. Penerapan arsitektur metafora intangible dapat diterapkan pada fungsi massa ruang yang saling mempersatukan antara pengunjung, pelaku usaha/UKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sehingga dapat tercipta gotong royong satu sama lain dalam rangka membangun sebuah ekosistem. suasana tanpa hambatan untuk bersatu menggerakkan pusat kuliner menjadi tempat kesinambungan perekonomian yang cerah bagi Karawang.