Keberagaman pola alergi dan karakteristik manifestasi klinis dipengaruhi oleh jenis interaksi gen dengan lingkungan. Di Indonesia, pelaporan hal tersebut masih tergolong sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pola alergi nonmakanan, karakteristik manifestasi klinis, serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa studi observasional cross-sectional menggunakan kuesioner online. Kriteria responden adalah orang dewasa (20-40 tahun) secara random. 48 dari 98 responden diketahui alergi terhadap alergen nonmakanan. Insidensi pada perempuan (75,5%) dan laki-laki (24,5%). Alergi ini dapat bereaksi silang dengan sesama alergen nonmakanan atau dengan alergen makanan. Kategori alergen yang dilaporkan meliputi cuaca (54,5%), serangga (5,1%), logam (2,6%) dan alergen lainnya (37,8%). Level keparahan manifestasi klinis yang terjadi meliputi level 1 (36,7%), level 2 (46,8) dan level 3 (16,5%). Manifestasi klinis paling sering terjadi pada mukosa berupa hidung tersumbat/gatal dan bersin-bersin. Pengaruh manifestasi klinis terhadap kualitas hidup pada tingkat ringan-tidak mengganggu aktivitas (51,9%), sedang (34,2%) dan berat (23,7%) (cukup mengganggu aktivitas), serta (1,3%) berat-tidak dapat beraktivitas. Kesimpulan terkait pola alergi nonmakanan pada orang dewasa meliputi; insidensi lebih tinggi pada perempuan; berpotensi mengalami reaksi silang dengan alergen lain; kategori alergi tertinggi berupa alergi dingin; level keparahan manifestasi klinis cenderung ringan-menengah; dan cenderung tidak mengganggu aktivitas.