Sahid, Muhammad Novrizal Abdi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Development of Antioxidant Nutraceuticals containing Chrysanthemum indicum L. Gummy Candy Rahmasari, Firdaus Salvia; Sahid, Muhammad Novrizal Abdi; Siswanti, Dwi Umi; Darsih, Cici; Utami, Indrawati Dian; Alam, Lucky Prabowo Miftachul; Laksitorini, Marlyn Dian
Majalah Obat Tradisional Vol 29, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.87112

Abstract

Chrysanthemum flowers (Chrysanthemum indicum L.) have been shown to contain flavonoid compounds and exert antioxidant activity. This brings Chrysanthemum indicum potential to be developed as a nutraceutical product. This study aims to evaluate the antioxidant activity of Chrysanthemum flowers before and after the formulation of Chrysanthemum indicum flower extract as a gummy candy. Gummy candy formulas were developed using variations of gelatin and pectin as gelling agents. In this study, Chrysanthemum flower extract was formulated into gummy candy. The physical characteristics evaluated include organoleptic tests, weight uniformity, elasticity, and moisture content. Optimization was performed using the simplex lattice design (SLD) method with the aid of the Design Expert software Ver. 13. The antioxidant activity of the chrysanthemum flower extract and gummy candy extract was evaluated using the DPPH radical scavenging method. Ascorbic acid was used as a positive control. The optimum formula for preparing the gummy candy was 11.51% of gelatin and 1.24% of pectin. The evaluation of weight uniformity, elasticity, and moisture content suggested that there is no significant difference between the optimum formula and the predicted value. Both the chrysanthemum flower extract and chrysanthemum flower gummy candy had strong antioxidant activity. The IC50 value of the extract was 67.80 ± 2.37 mg/mL while the gummy candy IC50 value was 82.93 ± 2.55 mg/mL. The antioxidant activity of Chrysanthemum indicum was slightly decreased after being formulated into gummy candy. These studies suggested that scientists are expected to anticipate the decrease of Chrysanthemum antioxidant activity in the gummy manufacturing process.
Alergi Nonmakanan: Pola dan Karakteristik pada Orang Dewasa Falihah, Atika Hanum; Azizah, Zulfi; Santoso, Bayu Bakti Angga; Sari, Ika Puspita; Sahid, Muhammad Novrizal Abdi
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i1.85543

Abstract

Keberagaman pola alergi dan karakteristik manifestasi klinis dipengaruhi oleh jenis interaksi gen dengan lingkungan. Di Indonesia, pelaporan hal tersebut masih tergolong sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pola alergi nonmakanan, karakteristik manifestasi klinis, serta pengaruhnya terhadap kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa studi observasional cross-sectional menggunakan kuesioner online. Kriteria responden adalah orang dewasa (20-40 tahun) secara random. 48 dari 98 responden diketahui alergi terhadap alergen nonmakanan. Insidensi pada perempuan (75,5%) dan laki-laki (24,5%). Alergi ini dapat bereaksi silang dengan sesama alergen nonmakanan atau dengan alergen makanan. Kategori alergen yang dilaporkan meliputi cuaca (54,5%), serangga (5,1%), logam (2,6%) dan alergen lainnya (37,8%). Level keparahan manifestasi klinis yang terjadi meliputi level 1 (36,7%), level 2 (46,8) dan level 3 (16,5%). Manifestasi klinis paling sering terjadi pada mukosa berupa hidung tersumbat/gatal dan bersin-bersin. Pengaruh manifestasi klinis terhadap kualitas hidup pada tingkat ringan-tidak mengganggu aktivitas (51,9%), sedang (34,2%) dan berat (23,7%) (cukup mengganggu aktivitas), serta (1,3%) berat-tidak dapat beraktivitas. Kesimpulan terkait pola alergi nonmakanan pada orang dewasa meliputi; insidensi lebih tinggi pada perempuan; berpotensi mengalami reaksi silang dengan alergen lain; kategori alergi tertinggi berupa alergi dingin; level keparahan manifestasi klinis cenderung ringan-menengah; dan cenderung tidak mengganggu aktivitas.
Frekuensi Alergi Makanan Berdasarkan Survei pada Orang Dewasa di Wilayah Yogyakarta dan Jawa Azizah, Zulfi; Falihah, Atika Hanum; Santoso, Bayu Bakti Angga; Sari, Ika Puspita; Sahid, Muhammad Novrizal Abdi
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i2.85546

Abstract

Alergi makanan merupakan suatu kondisi hipersensitivitas akibat respon berlebih dari sistem imun terhadap paparan makanan tertentu yang dapat menyebabkan berbagai gejala klinis. Jenis makanan penyebab alergi serta frekuensi kejadian alergi makanan sangat beragam. Selain itu, insidensi alergi makanan dapat meningkat seiring waktu. Informasi mengengenai frekuensi kejadian alergi, jenis alergen, dan gejala yang ditimbulkan pada kelompok usia dewasa di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi alergi makanan, komponen makanana pemicu, serta gejala yang umum ditimbulkan pada kelompok dewasa usia 20-40 tahun di wilayah Yogyakarta dan Jawa. Penelitian dilakukan menggunakan survey online yang dilakukan selama bulan Februari-Mei 2023. Dari penelitian tersebut, didapatkan 97 responden dengan 32 orang (33%) diantarannya mengalami alergi makanan. Kejadian alergi makanan pada wanita sebesar 68.7% sedangkan pada laki-laki sebesar 31.3%. Jenis makanan yang banyak menyebabakan alergi yaitu udang (29.2%), kepiting (16.7%), kerang (14.6%) dan ikan (12.5%). Sedangkan gejala alergi makanan yang paling sering terjadi yaitu reaksi pada kulit dan saluran pencernaan. Hasil studi menunjukkan insidensi kejadian alergi makanan sebesar 33% dengan kejadian alergi makanan pada perempuan lebih besar dibandingkan pada laki-laki. Jenis makanan yang paling umum menyebabkan alergi  makanan adalah udang dan gejala yang paling umum muncul berkaitan dengan reaksi pada kulit dan saluran pencernaan. 
Penggunaan Metode Hybrid e-Learning untuk Praktikum Imunologi Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Ikawati, Muthi'; Hermawan, Adam; Sahid, Muhammad Novrizal Abdi; Kristina, Susi Ari; Sasmito, Ediati
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 11, NOMOR 1, FEBRUARI 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v11i1.3332

Abstract

Laboratory work of Pharmaceutical Immunology, Faculty of Pharmacy UGM aims to provide skills of applying antigens, antibodies, and immunological techniques in pharmaceutical; and ideally each student should be able to perform it completely. However, the limitation of time and facilities making the learning process ineffective. An innovative learning method such as hybrid e-learning is expected to increase the learning effectiveness. Learning materials and online quizzes/discussions were uploaded and carried out using elisa.ugm.ac.id (eLisa), respectively, combined with on-site works in the laboratory. The method was evaluated by examination scores and final grades. Student participations in online quizzes increased from first to fourth quiz (average participation rate 98.86±0.87%). Compared to the conventional method applied in 2016 (n=207), the examination average score did not increase; however, the percentage of students whose score is 90-100 were higher in the hybrid e-learning. The average final grade of the hybrid e-learning was 81.43±0.70; whereas the conventional method of 2016 was 80.22±5.22. More than 80% students (n=48) expressed easiness in following courses and were satisfied with the online learning materials’ quality. Hence, the hybrid e-learning results positive effects in increasing the effectiveness of the learning process. Development of more interactive online platforms is needed to optimize the learning process.