p-Index From 2019 - 2024
4.329
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pendidikan
Herdiana, Dodi
Unknown Affiliation

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKSI SOSIAL : EFEKTIVITAS DAN IMPLEMENTASI noviar, Anggi; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Social skills are essential skills that are necessary for success in life, both at school, at work, and in society. Social skills include the ability to communicate, collaborate, solve problems, and adapt. The social interaction learning model is a learning model that emphasizes the interaction between the student and the educator and the student with the other students. Research has shown that social interaction learning models are effective in improving the social skills of pupils. A study conducted by Johnson and Johnson (1999), Suherman (2012), Wulandari (2013), Lestari (2014), Sugiyono (2013), Hamalik (2007), Arsyad (2008), Sa’ud (2011), found that pupils participating in cooperative learning have higher social skills than pupils who do not participate in co-operative learning. To improve the effectiveness of social interaction learning models, educators need to pay attention to some of the following: Educators need to have a good understanding of the theories underlying the learning model of social interaction. Educators should have the necessary skills to manage the classroom effectively. Teachers need to provide support and guidance to learners throughout the learning process. The social interaction learning model is one of the most effective learning approaches to developing the social skills of students. This approach can be applied to a wide range of subjects, both at primary, secondary, and upper school levels.
Analisis Instruksional Mata Pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang SMP dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Siswa noviar, Anggi; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

ABSTRACT   Instructional analysis is a process for studying and evaluating a learning process. Instructive analysis can be performed for a variety of subjects, including English for middle school. The purpose of this instructional analytics is to determine the effectiveness of the English language learning process for junior high and junior high. This instructive analysis is carried out using qualitative descriptive methods. The data collected is observation data, interviews, and documentation. The results of the analysis showed that the process of learning English in the 9th grade was not fully effective. This is evidenced by a number of factors, including: (1) excessive and dense content; (2) less varied learning methods; (3) insufficient learning facilities; and (4) a lack of student learning motivation. Based on the results of the analysis, it is recommended that teachers of English for secondary and secondary education in the ninth grade do some of the following: (1) simplify the lesson material; (2) use more varied methods of learning; (3) improve the learning facility; and (4) improve student learning motivation.   Keywords: instructional analysis, English, Grade IX
PENERAPAN SISTEM INSTRUKSIONAL MODERN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DI SEKOLAH DASAR Yusup, Ade; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Penerapan sistem instruksional dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penerapan model Project Based Learning (PjBL), metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif menggunakan kualitatif. Data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengembangan sistem instruksional untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pembelajaran inovatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar. Keberhasilan penerapan model pembelajaran ini juga dapat dilihat dari peningkatan kreativitas belajar siswa, yang pada kondisi awal masih kategori pasif bisa meningkat menjadi lebih Kritis dan kreatif. Metode pengembangan yang digunakan meliputi analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi, evaluasi, dan revisi berkelanjutan. Sistem ini dirancang untuk mendukung interaksi guru dan siswa, memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi, dan memberikan umpan balik yang cepat. Dengan mengintegrasikan teknologi, sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan siswa, memperbaiki pemahaman konsep, dan mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan model pembelajaran modern melalui model Project Based Learning (PjBL) yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran di Sekolah Dasar.
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN TEORI BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME adi, adi nuryadi; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/0h6k7w65

Abstract

Interaksi antara stimulus dan respon menyebabkan perubahan tingkah laku, menurut teori behavioristik. Input, atau stimulus, dan output, atau respon, adalah teori yang paling penting. Tujuan pembelajaran, jenis materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia adalah beberapa faktor yang memengaruhi penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran. Teori pembelajaran adalah teori yang harus mampu menghubungkan apa yang terjadi saat ini dengan bagaimana menghasilkannya. Teori pembelajaran tidak menjelaskan apa yang terjadi, tetapi teori pembelajaran "hanya" membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkannya. Teori belajar kognitif mengutamakan proses belajar daripada hasil belajar. Jean Piaget, Jarome Bruner, Ausebel, dan Robert M. Gagne adalah tokoh-tokoh kognitif. Metode Kognitivisme dalam Pembelajaran Menurut teori kognitif, hakekat belajar adalah aktivitas belajar yang mencakup proses internal, reorganisasi persepsi, dan penataan informasi. Siswa harus memiliki kebebasan dan terlibat secara aktif dalam proses belajar, agar belajar menjadi lebih signifikan bagi siswa. Aspek Positif dan Negatif Teori Kognitivisme Kelebihan: membantu siswa menjadi lebih kreatif dan mandiri; mempermudah pemahaman siswa tentang bahan belajar. Kekurangannya: teori tidak berlaku untuk semua tingkat pendidikan, dan praktiknya sulit, terutama di tingkat lanjut. Beberapa prinsip, seperti intelegensi, masih sulit dipahami dan dipahami. Teori Balajar Psikologi Kognitif dan Pengaruhnya pada Pembelajaran. Teori kognitivisme ini adalah dasar dari setidaknya tiga teori belajar perkembangan: teori perkembangan Piaget, teori kognitif Brunner, dan teori bermakna Ausubel. Teori belajar kognitif dapat dikembangkan oleh ketiga figur utama ini. Ketiga teori di atas jelas memiliki makna yang berbeda, tetapi teori kognitivisme lebih fokus pada memahami struktur kognitif siswa. Memahami struktur kognitif siswa akan memungkinkan pelajaran bahasa disesuaikan dengan kemampuan siswa.
ANALISIS IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAHSEBAGAI BENTUK PENDIDIKAN ABAD KE-21PADA KELAS TINGGI DI SDIT PERSIS 99 RANCABANGO Ayu, Ayu Faza Fauziyyah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Abad ke-21 menjadi tantangan besar pada zaman ini, salah satunya  berdampak kepada bidang pendidikan. Pendidikan abad ke-21 menuntut siswa untuk dapat  menguasai berbagai keterampilan, salahsatunya adalah menguasai literasi. Gerakan Literasi Sekolah  (GLS) adalah sebagai upaya dalam menyikapi pendidikan abad ke-21 ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana  implementasi GLS; (2) Apa saja faktor pendukung dalam implementasi program GLS; (3) Apa saja faktor penghambat dari implementasi program GLS; (4) Bagaiamana upaya untuk mengatasi faktor penghambat tersebut; dan (5) Sejauh mana implementasi program GLS sebagai bentuk pendidikan abad ke-21. Penelitian ini dilakukan di SDIT Persis 99 Rancabango. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desktriptif untuk menganalisis dan menggambarkan tujuan dari penelitian ini. Partisipan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, komite sekolah, guru dan siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango  berada pada tahap pengembangan dengan kriteria baik; (2) Faktor pendukung implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango ini adalah kerjasama dan kolaborasi antara siswa, guru dan orangtua; (3) Faktor penghambat implementasi GLS di SDIT Persis 99 Rancabango ini adalah fasilitas, kreativitas guru, budaya siswa serta situasi dan kondisi; (4) Upaya  untuk mengatasi faktor hambatan adalah dengan mengoptimalkan  fasilitas yang ada, mengadakan pembinaan guru, menjalin komuikasi dan meningkatkan kolaborasi dengan siswa serta orang tua siswa; dan (5) Implementasi GLS sebagai bentuk pendidikan abad ke-21 di SDIT Persis 99 Rancabango berkategori sedang.   Kata Kunci: Pendidikan abad ke-21, Gerakan Literasi Sekolah.
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERLANDASKAN TEORI KONSTRUKTIVISME DAN TEORI HUMANISTIK Agustina, Agustina Mulyani; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Proses pembelajaran yang monoton akan membuat peserta didik jenuh dalam pembelajaran, akibatnya mereka tidak dapat memahami materi dan hasil belajarnya rendah. Oleh karena itu seorang guru harus dapat membuat pembelajaran yang membuat peserta didik semangat dan senang dalam proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai model pembelajaran dan teori belajar yang sudah dirumuskan oleh para ahli. Ada beberapa teori pembelajaran yang sering diadopsi oleh guru yang bisa diimplementasikan dalam pembelajaran diantaranya teori behaviotistik, teori kognitif, teori konstruktivisme dan teori humanistik. Dalam jurnal ini akan membahas lebih dalam terkait rancangan pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme dan humanistik meliputi pengertian menurut para ahli, prinsip teorinya, karakteristiknya dan rancangan pembelajarannya. Metode analisis yang dilakukan dalam jurnal ini adalah studi pustaka, dengan cara mencari beberapa sumber yang telah diterbitkan oleh penulis/peneliti terkait teori pembelajaran diata
Perbandingan Desain Pembelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada Jenjang Sekolah Dasar Maria Lestari, Elsi Maria Lestari; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang diterapkan di Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Kurikulum 2013 telah diterapkan sejak tahun 2013, sedangkan Kurikulum Merdeka baru diterapkan pada tahun 2022. Kedua kurikulum tersebut memiliki perbedaan dalam hal desain pembelajarannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perbandingan desain pembelajaran Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada jenjang SD. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan desain pembelajaran antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum 2013 berorientasi pada materi, sedangkan Kurikulum Merdeka berorientasi pada kompetensi. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian autentik dan penilaian berbasis portofolio.
Need Analysis: Pentingnya Analisis Kebutuhan dalam Pengembangan Program Pendidikan Sekolah Dasar Jam Jam, Jam Jam Jamilah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/cntyt339

Abstract

ABSTRAK Analisis kebutuhan (need analysis) adalah proses pengumpulan dan analisis data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari suatu kelompok atau individu. Analisis kebutuhan merupakan langkah penting dalam pengembangan program pendidikan, termasuk pengembangan program pendidikan sekolah dasar (SD). Analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain: Meningkatkan relevansi program pendidikan SD dengan kebutuhan siswa SD, Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran program pendidikan SD, Membantu untuk mengembangkan program pendidikan SD yang lebih berkualitas.Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain: Kuesioner, Wawancara, Focus group discussion, Observasi. Metode yang dipilih dalam analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Analisis kebutuhan dalam pengembangan program pendidikan SD dapat dilakukan secara bertahap, yaitu: Identifikasi kebutuhan, Pengumpulan data, Analisis data, Penyajian hasil analisis   kata kunci: Need analysis, Pengembangan Program Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolag Dasar, Pendidikan
Analisis Instruksional Desain Pipit, Pipit Pitriah Ulfah; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Analisis instruksional merupakan suatu prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dengan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional. Analisis instruksional dapat digunakan untuk mengkaji desain pembelajaran dari aspek-aspek tertentu, seperti fleksibilitas, kontekstualisasi, dan personalisasi. Berdasarkan analisis instruksional, desain pembelajaran yang baik memiliki sejumlah karakteristik, antara lain Fleksibel, yaitu desain pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks peserta didik. Kontekstual, yaitu materi pembelajaran dirancang untuk relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Personalisasi, yaitu pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar individual peserta didik. Analisis instruksional dapat digunakan untuk mengkaji desain pembelajaran dari aspek-aspek tersebut. Dengan melakukan analisis instruksional, kita dapat mengetahui apakah desain pembelajaran yang kita buat sudah memenuhi karakteristik-karakteristik tersebut. Praktik menjelaskan tindakan umum atau tindakan khusus yang diorganisasikan secara logistik dan metodis disebut analisis instruksional, Anda dapat menggunakan metode ini untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tentang sistem instruksi desain. Tidaklah mudah untuk menggunakan metode ini, seperti menentukan tujuan rute. memperoleh pemahaman yang jelas tentang siapa yang mencapai apa melalui gaya analisis. Menganalisis tujuan ini. Setelah menerima pernyataan yang jelas dari instruksi, proses analisis dimulai. Sebelum merancang apa pun, penting untuk menentukan tahap awal sistem sehingga tujuan dapat direalisasikan secara maksimal dan hasilnya berkualitas. Pencapaian tujuan yang tepat dan terdefinisi dengan baik dapat menginspirasi dan memberikan panduan tentang metode pengajaran dan pembelajaran yang sesuai satu sama lain, serta kemungkinan proses yang dapat dinilai dan menghasilkan pembelajaran yang cermat. Kata kunci: Analisis Instruksional, Desain Pembelajaran
PENERAPAN BAHAN AJAR DIGITAL BERBASIS POWERPOINT PRESENTATION KOMBINASI VIDEO PEMBELAJARAN denura, dewinuraini; Herdiana, Dodi
Journal Of Education Vol 1 No 2 (2024): Artikel Pendidikan Bag.2
Publisher : Journal of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/

Abstract

Pemilihan  bahan ajar yang tepat mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Penentuan bahan ajar harus relevan dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Di era Pendidikan abad 21 ini pemilihan bahan ajar digital harus ditempuh oleh pendidik. Karena peserta didik sebagai subjek belajar hidup bergumul dengan digitalisasi teknologi, sehingga proses belajar peserta didik relevan dengan dunia yang dialami mereka kini dan mampu mengakomodasi kebutuhan gaya belajar peserta didik yaitu sesuai dengan kodrat  alam dan zaman peserta didik. Melalui penerapan bahan ajar digital berbasis powerpoint kombinasi video pembelajaran pada mata pelajaran PKn materi jenis-jenis norma dilakukan penelitian terhadap peserta didik kelas VII sebanyak dua puluh lima (25) orang dan seorang pendidik di SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dalam bentuk narasi dekriptif dan dengan metode studi literatur atau kajian Pustaka. Adapun teknik penelitiannya yaitu melalui observasi langssung proses pembelajaran dan wawancara melalui teknik Couching terhadap seorang rekan sejawat. Sedangkan  terhadap peserta didik dengan teknik observasi langsung ketika proses pembelajaran dan pelaksanaan refleksi di akhir pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan bahan ajar digital berbasis powerpoint dan video pembelajaran pada mataPelajaran PKn materi jenis-jenis norma dapat menstimulus interaksi positif peserta didik dalam proses belajarnya, sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.