Arjuna, Tony
Nutrition Department, Universitas Gadjah Mada Jalan Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta,

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The importance of mother’s care for improving exclusive breastfeeding practices Winda Irwanti; Kristen M Hurley; Tony Arjuna; Keith P West, Jr; Jane Chao; Hamam Hadi
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 7 ISSUE 3, 2019
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2019.7(3).%p

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Secara global, prevalensi ibu yang memberikan ASI (air susu ibu) secara eksklusif untuk bayinya sampai dengan usia 6 bulan masih rendah (38%). Di Indonesia, pemberian ASI sudah dipraktikkan secara luas, namun yang memberikan hingga 6 bulan hanya 15,3% dan belum meningkat, meskipun Panduan Pemberian Makan Bayi dan Anak dari WHO telah tersedia.Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi pentingnya pengasuhan oleh ibu (yaitu ibu memiliki peran terbesar dan menghabiskan waktu terbanyak untuk merawat bayinya sehari-hari) untuk meningkatkan praktik ASI Eksklusif pada populasi dengan tingkat ekonomi rendah.Metode: Studi cross-sectional ini dilakukan pada 408 anak usia 6 - 24 bulan dan pengasuhnya di daerah pedesaan Indonesia. Data riwayat ASI, pengasuhan anak, dan status sosio-ekonomi diambil dengan instrumen kuesioner terstruktur oleh pewawancara yang terlatih.Hasil: Lebih dari setengah (61%) Ibu di populasi ini memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya sampai dengan usia 6 bulan. Hasil menunjukkan bahwa bayi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk diberikan ASI eksklusif jika diasuh oleh ibu kandungnya (OR = 4.6., 95% CI = 1.75 - 12.2) dan berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah (OR = 1.9 95% CI = 1.08 - 3.2), setelah mengendalikan variabel lain.Kesimpulan: Pada populasi berpenghasilan rendah dimana praktik pemberian ASI telah dilakukan, tetapi pengasuhan anak dilakukan oleh seseorang selain ibu kandung, pentingnya pemberian ASI eksklusif harus terus ditekankan. Edukasi untuk meningkatkan motivasi ibu dan anggota keluarga lainnya dalam memberikan ASI, serta membangun lingkungan kerja yang ramah menyusui adalah hal yang penting untuk dilakukan.KATA KUNCI: ASI eksklusif; pengasuh; ibu kandung; tingkat ekonomi; Indonesia Timur ABSTRACTBackground: Globally, the prevalence of women who exclusively breastfeed their infants to 6 months of age remains low (38%). In Indonesia, breastfeeding is widely practiced but the prevalence of exclusive breastfeeding at 6 months is only 15,3% and has not increased over time, despite WHO IYCF guidelines.Objectives: This study aims to examine the importance of mother’s care for improving exclusive breastfeeding practices in low-income populations in Indonesia.Methods: This cross-sectional study was conducted using 408 children aged 6 - 24 months and their caregivers in rural Indonesia. five districts. Data on breastfeeding history, childcare, and socioeconomic status of families were collected using structured questionnaires by trained interviewers.Results: Over half (61%) of mothers in this population exclusively breastfed their infant at 6 months (?) Results showed that infants are more likely to receive exclusive breastfeeding if they were cared by biological mothers (OR = 4.6., 95% CI = 1.75 - 12.2) and reside in low-income households (OR = 1.9 95% CI = 1.08 - 3.2), after adjusting for confounding variables.Conclusion: In low-income populations where breastfeeding is common but the provision of child care is provided by someone besides the biological mother, the importance of exclusive breastfeeding should continue to be emphasizedKEYWORDS: exclusive breastfeeding; caregivers; biological mothers; economic level; Eastern Indonesia
Riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini sebagai prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur Asweros Umbu Zogara; Hamam Hadi; Tony Arjuna
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2014
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.68 KB) | DOI: 10.21927/ijnd.2014.2(1).41-50

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting is a chronic nutrition problem that reflects failure in growth accumulated before and after birth. Many factors affect the incidence of stunting, among others are exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food. The result of a survey carried out by FAO, WFP, and UNICEF in 2010 showed the prevalence of stunting in children under five years old at Timor Tengah Selatan District was 61%.Objectives: To find out whether history of exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were predictors of stunting in children under two years old at Timor Tengah Selatan District.Methods: This was observational study by cross sectional design used quantitative and qualitative methods. Qualitative data obtained from focus group discussion. Subject of the study consisted of 408 children 6 to 24 months from 14 villages at Amanuban Barat and Kie Subdistrict selected through simple random sampling technique. Retrieval of data used a structured questionnaire. Stunting in children under two years old measured by indicators of body length by age. Data were analysed by chi square and logistic regression tests with 95% confident interval.Results: The proportion of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict was 49%. The proportion of exclusive breastfeeding was 61%, and early introduction of complementary food was 36,8%. Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not factors affecting the incidence of stunting in children under two years old. Factors more strongly affecting the incidence of stunting in children under two years old were energy intake and characteristics of parents that comprised education and occupation.Conclusions: Exclusive breastfeeding and early introduction of complementary food were not predictors of stunting in children under two years old at Amanuban Barat and Kie Subdistrict.KEYWORDS: stunting, exlusive breastfeeding, early introduction of complementary food, children under two years oldABSTRAKLatar belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat memberikan gambaran kegagalan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran. Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kejadian stunting diantaranya pemberian ASI eksklusif dan pengenalan MPASI dini. Hasil survei yang dilakukan FAO, WFP, dan UNICEF tahun 2010 menunjukkan prevalensi stunting pada balita di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 61%.Tujuan: Untuk mengetahui apakah riwayat pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini merupakan prediktor terjadinya stunting pada anak di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Timor Tengah Selatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh melalui focus group discussion. Sampel penelitian sebanyak 408 anak berusia 6-24 bulan yang berasal dari 14 desa di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner terstruktur. Stunting pada baduta diukur menggunakan indikator panjang badan menurut umur (WHO 2005). Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan 95% confident interval.Hasil: Proporsi baduta yang mengalami stunting sebesar 49%. Proporsi pemberian ASI eksklusif pada baduta sebesar 61% dan proporsi pemberian MPASI dini sebesar 36,8%. Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada baduta. Faktor-faktor yang lebih kuat pengaruhnya terhadap terjadinya stunting pada baduta adalah asupan energi dan karakteristik orang tua yang meliputi pendidikan dan pekerjaan orang tua.Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif dan MPASI dini bukan merupakan prediktor terjadinya stunting pada baduta di Kecamatan Amanuban Barat dan Kie.KATA KUNCI: stunting, ASI eksklusif, MPASI dini, baduta
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul Ade Rindiarti; Tony Arjuna; Nindita Kumalawati Santoso
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 1, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.476 KB) | DOI: 10.21927/jnki.2013.1(1).1-5

Abstract

Berdasarkan data dari SDKI menunjukkan bahwa tingkat pemakaian kontrasepsi semakin meningkat kecuali kontrasepsi IUD yang mengalami penurunan. Turunnya jumlah peserta KB IUD dari tahun ke tahun dapat disebabkan karena beberapa faktor salah satunya ketidaktahuan tentang kelebihan KB IUD. Pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang berada di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 wanita usia subur. Analisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian tingkat pendidikan responden yaitu SD berjumlah 16 responden (53,3%), pemakaian alat kontrasepsi sebagian besar kontrasepsi suntik berjumlah 24 responden (80,0%), berdasarkan pekerjaan responden yang paling banyak IRT sehingga tidak mempunyai penghasilan berjumlah 22 responden (73,3%), dan tingkat pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi IUD sebagian besar dengan kategori kurang yaitu berjumlah 15 responden (50,0%). Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul tergolong rendah.
EVALUASI USABILITY APLIKASI “MUGITELAS” Ridna Tri Widyaningrum; Tony Arjuna; Anis Fuad
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 36, No 6 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.55733

Abstract

AbstrakLatar Belakang :  Seperti yang distandarkan dalam akreditasi RS, ahli gizi harus melakukan monitoring evaluasi terhadap asugan gizi diantaranya mengamati sisa makanan pasien, karena berimplikasi klinis seperti asupan yang tidak adeqwat, memperpanjang hari perawatan, meningkatkan biaya,  membuang sisa makanan yang sia-sia dan  berakibat kematian. Sayangnya, kegiatan evaluasi sisa makanan sering tidak dilakukan karena metode yang selama digunakan membutuhkan waktu yang lama untuk dikerjakan. RSU Haji Surabaya telah mencoba membuat aplikasi “Mugitelas” yaitu untuk evaluasi sisa makanan  dan asupan pasien  belum diuji usabilitas dan efisiensinya.Tujuan  :   Mengetahui usabilitas dan efisiensi waktu dari aplikasi “Mugitelas”.Metode  : Untuk mengetahui usabilitas dengan diskriptif kwantitatif menggunakan System Usability Scale (SUS) sedangkan untuk meneliti efisiensi waktu menggunakan quasi eksperimental sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi dengan menggunakan paired t-test dan Univariate Multi way Analysis of Variance (ANOVA).Hasil : Dari uji usabilitas didapat angka 88 yang berarti aplikasi “Mugitelas” ini dapat diterima untuk digunakan sebagai alat pengamatan sisa makanan  dan menaksir nilai gizi asupan pasien di RSU Haji Surabaya. Sedangkan dari uji paired t-tes didapat pv = 0,000   yang artinya aplikasi ini bisa menghemat waktu sebesar 293,9 detik atau 4,9 menit per pasien dibandingkan dengan cara manual. Sedangkan untuk uji Annova, semua variable, umur, pendidikan, lama menggunakan HP android dan lama bekerja tidak signifikan terhadap waktu penggunaan aplikasi yang berarti aplikasi ini bisa digunakan oleh semua ahli gizi di RSU Haji Surabaya. Untuk uji paired t-test penggunaan aplikasi pada minggu 1 dengan minggu ke-2 dan ke-3 didapat pv= 0,0006 dan pv = 0,0165 yang berarti butuh waktu tidak lebih dari satu minggu untuk beradaptasi dengan aplikasi ini. Kesimpulan : Aplikasi “Mugitelas” ini bisa diterima untuk pengamatan sisa makanan dan menaksir nilai gizi asupan pasien, serta dapat menghemat waktu sebesar rata-rata 5 menit per pasien dan butuh waktu tidak lebih dari satu minggu untuk bisa beradaptasi dengan aplikasi ini.